Fitnah Diakhir Zaman, Pembalikan Logika Oleh Media Zalim - Serba Serbi Komplit | Serba Serbi komplit

Fitnah Diakhir Zaman, Pembalikan Logika Oleh Media Zalim - Serba Serbi Komplit

Assalamualaikum sahabat semua,

Bismillahirrahmanirrahim...
Didunia saat ini, khususnya di Indonesia banyak sekali dilakukan penyesatan-penyesatan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk membuat umat islam tidak bisa tepat menggunakan logikanya, mudahnya mereka akan melakukan segala cara untuk membuat umat islam gagal berfikir dengan benar dan bisa merusak perstuan umat. 



Lama rasanya saya tidak menulis lagi diblog ini, banyak sekali komentar dari teman-teman yang baru sempat saya terbitkan mengingat kesibukan saya diluar mengurus blog ini, beberapa diantara komentar tersebut meminta saya mengupdate blog ini.
Baiklah pertama kali maafkan saya karena jarang posting lagi namun pada kesempatan kali ini InsyaAllah sayang akan posting mengenai suatu hal yang menganggu pikiran saya beberapa waktu terakhir, mungkin lebih tepatnya beberapa tahun terakhir.

Yang akan saya bahas kali ini adalah mengenai Pembalikan Logika dan Fitnah DiAkhir Zaman yang semakin jelas terlihat. Ada dua hal yang akan saya sampaikan  yang pertama adalah pembalikan logika oleh media zalim dan Fitnah di Akhir Zaman


Sudah menjadi pola mereka untuk membungkus dengan cantik niat jahat, Tentu saja jika mereka Secara Terang Benderang memerangi umat islam tentu akan mudah dikalahkan, tetapi itulah piciknya mereka, mereka tidak akan menggunakan tangan mereka sendiri untuk menghancurkan umat islam.


Inilah cara syaitan yang disebut dalam Al Qur'an sebagai menghiasi keburukan



إِنَّ الَّذِينَ ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى الشَّيْطَانُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَى لَهُمْ -٢٥-
Sesungguhnya orang-orang yang berbalik (kepada kekafiran) setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, setanlah yang merayu mereka dan memanjangkan angan-angan mereka.”
(Muhammad 25)

فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ-٦٣-
“Tetapi setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan mereka (yang buruk).”
(An-Nahl 63)

وَجَدتُّهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِن دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ -٢٤-
“Dan setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), maka mereka tidak mendapat petunjuk.”
(An-Naml 24)

1. Kezaliman Media Terhadap Umat 


Yang saya maksud disini bukan semua media namun ada beberapa media yang bisa terlihat secara jelas dan tampak memiliki niat jahat untuk menghacurkan idealisme umat islam dengan segala cara kotornya. 

Faktanya memang umat islam tidak terlalu menguasai media-media besar yang ada di Indonesia namun ironisnya lagi justru banyak para pembaca atau penikmat media itu terjerumus dan percaya begitu saja dengan apa yang disajikan media. 


Senjata yang biasanya media gunakan untuk melemahkan pemikiran umat islam; Perbandingan Semu, Framing, dan Standar Ganda. 


  • Perbandingan Semu
Kata-kata "Mendingan Atau Lebih Baik" jamak kita dengarkan saat ini, berikut beberapa contohnya;
# Mendingan mana pemimpin Non Muslim tapi bersih DARIPADA Pemimpim Muslim tapi koruptor?
# Mendingan mana pakai jilbab tapi moralnya rusak DARIPADA gak pakai jilbab tapi moralnya baik ?
# Lebih baik mana gak sholat tapi baik sama oranglain DARIPADA Sholat tapi jahat sama orang lain ?
OMONG KOSONG MACAM APA ITU???
Bukankah perbandingan yang bijaksana adalah menbandingkan yang sebanding, perbandingkan yang baik itu bukan memilih diantara dua keburukan. Bagaimana mungkin Anda bisa memilih salah satu jika keduanya sama salahnya. 

Jawaban dari ketiganya 
- "Pilihah Pemimpin Muslim Yang Bersih"
- "Mendingan Pakai Jilbab Dan Memiliki Moral Yang Baik"
- "Sholat dan berbaiklah dengan orang lain karena itu sepaket, jangan dipisah -pisahkan brother"

  • FRAMING MEDIA
Sederhananya, Framing adalah membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita.  Kabar buruknya jika framing ini terus menerus diblowup dilakukan oleh orang profesional dengan niat jelek akan sangat besar efeknya, karena pembaca yang kurang cermat akan tergiring opininya dan cepat atau lambat pembaca akan melabeli apa yang diframing itu sesuai keinginan media. 

Contohnya;

# Orang yang ngaco dan diberi ruang untuk bebricara pada media masa tentu saja apa yang akan dia bahas akan menimbulkan kontroversial namun dengan lihainya media akan mereframe dengan istilah keren seperti "CENDEKIAWAN MUSLIM" "INTELEKTUAL MUSLIM", lha yang buat berita mereka yang ngasih-ngasih gelar juga mereka. 

Ironis memang, para alim ulama dan kyai tidak memiliki kesempatan untuk berbicara justru orang-orang yang ngacao dengan kemampuan agama belum seberapa diberi banyak kesempatan bebricara dan yang dibicarakanya pun terkadang tidak sesuai dengan Al Qur;an dan Sunnah

# Seorang ibu yang melanggar perda buka warung di siang hari dibenarkan, entah media lupa atau pura-pura lupa bahwa sebenanrnya Ibu itu melanggar perda, seakan-akan orang yang melanggar perda dijadikan pahlawan. 

Namun inilah kehebatan media, "Yang Merah Bisa Tampak Putih" dan "Yang Putih Bisa Tampak Hitam", tergantung bagaimana media melabeli mana yang pahlawan mana yang bukan.

  • STANDAR GANDA MEDIA
Standar ganda adalah parameter penilaian yang dikenakan secara tidak sama kepada subjek yang berbeda dalam suatu kejadian serupa yang terkesan tidak adil.

Awalnya yang paling terkenal menggunakan ini adalah Amerika dan Israel, mereka menggunakan stnadar ganda untuk kepemilikan nuklir, negara mereka boleh punya tapi negara lain dilarang. 

Teriak-teriak paling lantang mengenai nilai kemanusiaan dan HAM, namun faktanya dinegara mereka sendiri sering ada diskrimasi pada warga berkulit hitam, bahkan semua sudah banyak yang tahu bahwa didikan negara amerika atas terusirnya suku asli Native American atau Indian.

# STANDAR GANDA DIBIDANG POLITIK


Suatu waktu jika keadaan memungkinan mereka dengan gagahnya teriak "Woy, jangan bawa-bawa islam, ini negara banyak agama. Pilih pemimpin gak harus islam"

Tapi diwaktu lainya saat pendukung mereka kampanye mereka lupa ingatan dan dengan jargon "Saya muslim saya Pilih Mr. X (non muslim)"

Saat cari dukungan mereka pakai peci sowan ke pondok pesantren dan masjid, tapi saat sudah kepilih gayanya seperti "Berpolitik dan mengambil kebijakan itu itu jangan bawa-bawa agama!"

# Saat ini digembar-gemborkan "Yang Beribadah Puasa Harus Menghormati Yang Tidak Beribadah Puasa", 
sedangkan jika ada umat agama lain yang beribadah maka umat islam diharuskan menghormati namun saat umat islam yang beribadah justru kita disuruh menghormati yang gak beribadah, lucu sekali bukan. 

# Kalo Ulama jangan ikut campur urusan bernegara! urus aja urusan agama... Jika Anda beragama islam tapi tetap memiliki idealimse seperti ini maka sorry to say saya anggap Anda orang muslim yang tumpul logikanya, dalam islam itu mengatur segala sesuatunya bahkan urusan bernegara. 

Jika anda berhujjah bahwa mereka-mereka yang ahli agama tidak memiliki back groud pendidikan politik, dsb. Coba sebutkan satu saja para mantan pemimpin dan pemimpin Indonesia yang berasal dari lulusan Sarja Ilmu Politik/Sarja Ilmu Sosial/Sarjana Ilmu Pemerintahan? tentu tidak ada!

Nah kalo sama-sama tidak ada kenapa Anda harus mendiskreditkan beliau-beliau para alim ulama, sepeertinya kok alergi setiap mereka memberikan saran yang benar dan baik pada negara ini, bahkan dimedia sosial banyak yang mebully "AH... tahu apa kau soal ini, tiap hari kau kan cuma bisa ngaji kerjaanya".

Na'udzubillah semoga kita semua bukan termasuk umat islam yang demikian, semoga kita menjadi muslim cerdas yang cerdas berfikir.

Tolong kerja samanya dengan berkomentar menggunakan bahasa yang sopan, baik, dan bijak