nasibnya bisa masuk kedalam surganya Allah SWT dan melewatkan siksa sebelum memasuki surga tersebut. Tetapi terbukti bukan faktor mudah untuk memperoleh surga-Nya sebab semacam yang diketahui sekarang telah tidak sedikit sekali manusia yang susah untuk beribadah dan taat terhadap Allah SWT.
Berbahagialah golongan ini, mereka diberi nikmat masuk surga tanpa hisab. Berbahagialah, sebab surga dipenuhi kenikmatan yang tidak tertandingi. Siapakah mereka? Apakah amalan yang mereka kerjakan? Dan, semoga kami menjadi tahap dari mereka.
menuju surga |
kau bisa menulis?”
Seusai diberitahukan bahwa tamu yang menjenguknya bisa menulis, maka Tsauban memintanya untuk menuliskan sepucuk surat yang berbunyi:
Kepada al-Amir ‘Abdullah bi Qarath
Dari Tsauban, (pembantu) Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam
Amma Ba’du
Seandainya Musa dan ‘Isa ‘alaihimas salaam mempunyai seorang pesuruh yang berada di dekatmu, tentulah engkau bakal menjenguknya.
Surat tersebut ditujukan terhadap ‘Abdullah bin Qarath al-Azdi yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Kota Hims. Seusai melipatnya, Tsauban bertanya seraya meminta tolong terhadap tamu yang menjenguknya, “Apakah kau bisa mengirimkan surat ini kepadanya?” Dijawab pendek olehnya, “Ya.”
Seusai menerima dan membaca surat tersebut, sang Gubernur ‘Abdullah bin Qarath pun kaget. “Mengapa dia? Apakah terjadi sesuatu padanya?” tanyanya antusias. Ia pun bergegas mempersiapkan perbekalan untuk menjenguk Tsauban.
“Duduklah,” pinta Tsauban terhadap Gubernur yang baru tiba di rumahnya itu. Lanjutnya memberi tau sesuatu, “Supaya aku bisa mengumumkan suatu hadits yang sempat aku dengar langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.”
Tsauban pun membacakan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, “Akan masuk surga dari umatku (Muhammad) tujuh puluh ribu orang tanpa hisab dan tiada azab bagi mereka. Setiap seribu orang disertai lagi tujuh puluh ribu orang.”
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim juga disebutkan, tujuh puluh ribu orang itu masuk ke surga dalam keadaan bergandengan tangan jadi orang pertama masuk ke dalam surga bersama dengan orang terbaru dan wajah mereka semacam bulan purnama.
Siapakah mereka? Dalam riwayat lain disebutkan bahwa mereka merupakan orang yang tidak sempat meminta diruqyah seumur nasibnya. Sedangkan Imam Ibnu Katsir mengutip hadits ini ketika menafsirkan surat Ali ‘Imran [3] ayat 110; mengenai umat paling baik yang diutus untuk memerintahkan terhadap yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, sedang mereka beriman terhadap Allah Ta’ala.
1 komentar:
Subhanallah,,,,
Tolong kerja samanya dengan berkomentar menggunakan bahasa yang sopan, baik, dan bijak