Serba Serbi komplit

Kebudayaan Dan Kepribadian

No comments:

A.    PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Aristoteles mengatakan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk monodualisme. Artinya, setiap manusia memiliki dua naluri pokok yang bertentangan. Yang pertama adalah keinginan untuk berhubungan dengan Khaliknya (sebagai makhluk individu), dan yang kedua adalah keinginan untuk berhubungan dengan individu lain dalam konteks masyarakat (sebagai makhluk sosial). Begitu juga dengan kebudayaan dan masyarakat adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan nyata yang selamanya merupakan dwi tunggal, yang mana tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat.
Sementara itu Selo Soemardjan mendefinisikan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurut Paul B. Horton, masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. Pada bagian lain Horton mengemukakan bahwa masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut:
  1. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
  2. Bercampur atau bergaul dalam waktu cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.
  3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
  4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
Untuk terbentuknya suatu masyarakat paling sedikit harus terpenuhi tiga unsur berikut.
  1. Terdapat sekumpulan orang.
  2. Berdiam atau bermukim di suatu wilayah dalam waktu yang relatif lama
  3. Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu menghasilkan kebudayaan berupa sistem nilai, sistem ilmu pengetahuan dan kebudayaan kebendaan.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut, dapat dilihat bahwa kebudayaan itu adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Pentingnya kebudayaan tersebut dapat disimpulkan dari pendapat dua antropolog yatu Melvile J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski yang mengemukakan pengertian Cultural Determinism yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Selanjutnya, kebudayaan dipandang sebagai sesuatu yang super organik, karena kebudayaan itu tetap ada secara turun temurun dari generasi ke generasi yang seterusnya tetap terus hidup walaupun anggota masyarakatnya telah berganti karena kematian ataupun kelahiran.
Secara etimologi, kata kebudayaan berasal dari kata sangsekerta buddayah  yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal, dengan kata lain kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Seorang antropolog, yaitu E.B. Tylor dalam tahun 1871 mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut “Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan kata lain, pengertian kebudayaan mencangkup sesuatu yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, yang mencangkup segala cara-cara atau pola-pola berfikir, merasakan, dan bertindak. Kebudayaan tersebut dimiliki oleh setiap masyarakat, bedanya hanyalah bahwa kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna daripada kebudayaan masyarakat yang lain dalam perkembangannya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu akan membentuk sebuah masyarakat. Dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di daerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain. Karena setiap kelompok masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi oleh faktor bahasa, keadaan geografis dan kepercayan.

B.     UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun kecil yang merupakan bagian dari kebulatan yang berifat sebagai kesatuan. Melville J. Herskovits melihat unsur-unsur kebudayaan atas; Alat-alat teknologi, Sistem ekonomi, Keluarga, dan Kekuasaan politik.
Unsur-unsur besar atau pokok dalam kebudayaan lazim disebut Cultural universal yang berarti unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan manapun di dunia ini. Unsur-unsur universal tersebut menurut C. Kluckhonn adalah:
·         Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, alat-alat transportasi, dan sebagainya)
·         Mata pencarian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya)
·         Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
·         Bahasa (lisan maupun tulisan)
·         Kesenian (seni rupa, suara, gerak, dan sebagainya)
·          Sistem pengetahuan
·         Religi (sistem kepercayaan) segala bentuk aktivitas kepercayaan mulai dari percaya pada dewa, upacara keagamaan dan lain-lain.
Menurut Ralph Linton, unsur-unsur tersebut dapat dijabarkan kedalam unsur-unsur yang lebih kecil atau dapat disebut dengan Cultural Activity. Contoh: unsur kedua data dijabarkan kedalam aktivitas pertanian, peternakan, produksi, distribusi. Pertanian dapat dijabarkan menjadi aktivitas irigasi, mengolah lahan dengan bajak, dan sistem hak milik atas tanah.

C.     FUNGSI KEBUDAYAAN BAGI MASYARAKAT
Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, karena kekuatan yang harus dihadapi oleh masyarakat dan anggota-anggotanya (misalnya kekuatan alam) yang tidak selalu baik bagi mereka. Ditambah lagi manusia sebagai masyarakat itu sendiri perlu kepuasan baik spiritual maupun material. Apabila manusia sudah dapat mempertahankan diri dan menyesuaikan diri dengan alam serta hidup damai dengan manusia-manusia lainnya, maka akan timbul keinginan untuk menyatakan perasaan dan keinginan yang akan disalurkan seperti kesenian.
Jadi, fungsi kebudayaan bagi masyarakat dapat kita bagi sebagai berikut:
  1. Melindungi diri dari alam
Hasil karya manusia melahirkan tekhnologi yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Dengan tekhnologi, manusia dapat memanfaatkan dan mengolah alam untuk kebutukan hidupnya, sehingga manisia dapat menguasai alam.
  1. Mengatur tindakan manusia
Dalam kebudayaan ada norma, aturan kaidah, dan adat istiadat yang kesemuanya itu berfungsi untuk mengatur bagaimana manusia bertindak dan berlaku dalam pergaulan hidup dengan anggota masyarakat lainnya. Dalam mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula sebagai “design for living” artinya kebudayaan adalah garis-garis pokok tentang perikelakuan atau “blue print for behavior”, yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Unsur-unsur normativ yang merupakan bagian dari kebudayaan itu diantaranya adalah:
·         Unsur yang menyangkut pertanian, berhubungan dengan hal-hal yang baik dan buruk, menyenangkan dan tidak menyenangkan. Misalnya, perilaku laki-laki yang memakai anting, kalung, tato, rambut panjang, dan lain sebagainya yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat dan pasti ada yang menilai baik dan buruknya.
·         Unsur keharusan, yaitu apa yang harus dilakukan seseorang.
·         Unsur kepercayaan. Misalnya, harus mengadakan upacara adat pada saat kelahiran, perkawinan, kematian, dan lain-lain.
  1. Sebagai wadah segenap perasaan
Kebudayaan berfungsi sebagai wadah atau tempat mengungkapkan perasaan seseorang dalam masyarakat ataupun untuk memuaskan keinginan, misalnya dengan adanya seni-seni dalam masyarakat.
 
D.    SIFAT HAKEKAT KEBUDAYAAN
Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaannya masing-masing, berbeda yang satu dengan yang lainnya, namun setiap kebudayaan memiliki sifat hakekat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan dimanapun juga, sifat hakekat kebudayaan tersebut adalah:
·           Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
·      Kebudayaan telah ada dan terlebih dahulu ada dari pada lahirnya sutu generasi tertentu, dan tidak akan habis dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
·           Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku.
·      Kebudayaan mencangkup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban.
·      Tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan yang dilarang dan diizinkan.

E.     KEPRIBADIAN
1.      Pengertian Kepribadian Secara Umum
Seorang tersusun atas dasar fatalitas jasmani dan rohania, di samping ada faktor temperamen, karakter,dan bakat fitalitas jasmani seseorang bergantunng pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh oleh factor-faktor hereditas sehingga keaadaanya dapat di katakan tetap atau konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmanias. 
2.      Pengertian Kepribadian Menurut Beberapa Alih Sosiologi
a) Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
b) Menurut Schever Dan Lamm (1998)
Ia mendevinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
3.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
a) Warisan Biologis
Warisan biologis adalah semua hal yang di terima seseorang sebagai manusia melalui gen kedua orang tuanya atau sifat turunan dari kedua orang tua .
Contohnya : ayah Darwin adalah seseorang yang tidak suka banyak berbicara dan suka berdiam diri, maka sifat itu tampa di sadari di miliki juga oleh anaknya Samuel. Contoh lainya adalah ayah otis adalah seorang yang bentuk tubuhnya sangat tinggi dan lebar otomatis otispun akan bertumbuh ke hal yang sama.
b) Lingkungan Fisik
Pengaruh lingkungan atau fisik terhadap kepribadian manusia paling sedikit di bandingkan factor- factor lainya. Lingkungan fisik tidak mendorong terjadinya kepribadian khusus seseorang.
4.      Perbedaan Pengertian Orang Pada Zaman Duhulu Dan Orang Pada Zaman Sekarang
a) Dulu orang percaya bahwa beberapa unsur kepribadian seperti ambisi, kejujuran, kriminalitas, penimpanan seksual dan sebagainya, merupakan warisan dari orangtua.
b) Namun pada zaman sekarang orang lebih percaya beberapa pakar bahkan sifat kepribadian di tentukan oleh pengalaman seperti kemampuan, perestasi, dan prilaku sepenuhnya di tentukak lingkungannya.
Hal ini sangat benar karena kita melihat kondisi yang terjadi pada zaman ini, pada umumnya orang tidak dapat melakukan segala sesuatu dengan kepribadianya sendiri tetapi kepribadian itu sangat di pengaruhi oleh kebudayaan.
Salah satu contoh yang membutikan bahwa kepribadian di pengaruhi oleh kebudayaan adalah, dulu masyarakat Indonesia pada umumnya tidak pernah mengenakan pakayan seksi, sangat sopan santun ketika bertemu atau akan melewati depan orang yang lebih tua dan sangat menjaga perasaan orang lain Hal ini di laksanakan tampa ada peraturang namun dengan kesadaran daripada pribadi seseorang.
Tetapi yang kita temukan sekarang adalah, banyak sekali perilaku yang terjadi dan itu sangat bertentangan dengan kepribadian seseorang pada zaman dulu, ini semua terjadi karena pemanasan global dan perkembangan budaya atau pertukaran budaya antar suatu kelompok suku, bangsa, bahasa, dan benua dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.

F.      KEPRIBADIAN DAN KEBUDAYAAN
Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki ribuan pulau dengan jutaan penduduk yang tersebar di seluruh pulau sudah pasti pula memiliki corak budaya yang beraneka ragam. Dari ragam corak budaya ini pula menghasilkan ragam kepribadian individu masyarakat Indonesia. Kepribadian sendiri adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap yang melekat pada seseorang apabila berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan.
Sedangkan arti Kebudayaan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu – Zain adalah (1) segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran dan akal budinya; (2) peradaban sebagai hasil akal budi manusia; (3) ilmu pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang dimanfaatkan untuk kehidupannya dan memberikan manfaat kepadanya.
Selanjutnya Koentjaraningrat dengan mengacu pada pendapat Kluckhohn menggolongkan unsur-unsur pokok yang ada pada tiap kebudayaan dunia, antara lain sebagai berikut.
  1. Bahasa
  2. Sistem pengetahuan
  3. Organisasi sosial
  4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
  5. Sistem mata pencaharian hidup
  6. Sistem religi
  7. Kesenian
Masyarakan dan kebudayaan merupakan perwujudan  atau abstraksi perilaku manusisa. Kepribadian juga akan mewujudkan perilaku manusia; perilaku manusia dapat dibedakan dari kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri individu. Ketiga hal tersebut mencerminkan kepribadian seseorang tersebut. Contohnya: seseorang yang melihat perselisihan antara dua orang, hal yang mungkin  muncul dalam diri orang tersebut adalah keinginan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dan kegiatannya atau perbuatan yang akan dilakukannya untuk menyelesaikan masalah tersebut disebut tindakan.
Pembentukan kepribadian individu pada umumnya dipengaruhi oleh faktor kabudayaan, organisme biologis, lingkungan alam dan lingkungan sosial individu.
  • Faktor biologis, dapat mempengaruhi kepribadian secara langsung, misalnya seseorang yang mempunyai badan yang lemah secara fisik dapat mempunyai sifat rendah diri atau cacat fisik dan juga bisa mempengaruhi kepribadian seseorang, atau karena kesalahan hormon dalam tubuh manusia akan mempengaruhi kepribadian seseorang.
  • Faktor lingkungan alam dan lingkungan sosial dalam masyarakat akan dijumpai suatu proses dimana seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperikelakuan sesuai dengan keinginan kelompok (sosialisasi). Secara sosiologis, pembentukan kepribadian seseorang dapat diperoleh melalui proses tersebut yang dimulai sejak kelahirannya. Misalnya seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang ketat aturan maka dia akan tumbuh menjadi orang yang teratur.
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perkembangan Kepribadian. Berdasarkan definisi kebudayaan dan kepribadian yang telah dikemukakan sebelumnya, kebudayaan memiliki beberapa pengertian, yaitu segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia atau peradaban manusia sebagai hasil pemikiran dan akal budi mereka. Kebudayaan juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang dimanfaatkan untuk kehidupannya dan memberikan manfaat kepadanya. Sedangkan kepribadian diartikan sebagai sifat khas dan hakiki seseorang yang membedakan dia dari orang lain. Terdapat lima tipe kebudayaan khusus yang mempengaruhi bentuk kepribadian yaitu:
  • Kebudayaan khusus atau dasar faktor kedaerahan. Misalnya dalam cara berdagang dan cara meminang antara orang padang dengan jawa berbeda karena pengaruh daerahnya
  • Cara hidup di desa dan di kota berbeda. Anak yang dibesarkan di desa akan mempunyai sifat irit, percaya diri, sedangkan anak yang dibesarkan di kota bersifat individualistik.
  • Kebudayaan khusus atau kelas sosial, orang yang memiliki materi yang lebih mempunyai gaya hidup yang berbeda dengan orang yang berkekurangan
  • Kebudayaan khusus atas dasar agama, orang yang dididik oleh agama yang berbeda akan memiliki kepribadian yang berbeda pula.
  • Pekerjaan atau keahlian. Misalnya kepribadian pengajar akan berbeda dengan dokter atau pengacara.
Kesimpulannya, kebudayaan diciptakan oleh manusia dalam bermasyarakat sebagai wujud penyatuan cipta, karya dan rasa masing-masing individu untuk membentuk nilai dan norma baru yang berlaku dalam masyarakat itu. Kemudian nilai dan norma tersebut dipatuhi oleh setiap individu sebagai identitas dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang membedakan mereka dari kelompok masyarakat lain yang memiliki nilai dan norma yang berbeda.
Secara tidak sengaja, kebudayaan kelompok masyarakat tertentu akan terbawa keluar apabila salah seorang anggotanya melakukan hubungan dengan kelompok masyarakat lain yang memiliki kebudayaan berbeda. Di sinilah akan terlihat perbedaan tingkah laku sosial dari anggota masing-masing kelompok. Masing-masing akan membawa tingkah laku sosial yang berlaku di dalam kelompoknya. Itulah yang disebut dengan kepribadian umum dari suatu masyarakat.

G.    GERAK KEBUDAYAAN
Tidak ada kebudayaan yang statis, setiap kebudayaan pasti dinamis, kebudayaan pasti berubah, gerak tersebut merupakan akibat dari gerak masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Selama masyarakat itu dinamis dalam perkembangannya, maka kebudayaan itupun akan dinamis (mengalami perubahan). Kebudayaan akan mengalami perubahan akibat dari akulturasi masyarakatnya. Misalnya, bentuk TV, radio, pulpen, bentuk baju, dan lain sebagainya yang kita lihat sekarang ini pasti jauh berbeda dengan yang kita lihat lima atau tiga tahun yang lalu.
Dalam akulturasi, tidak semua kebudayaan itu dengan mudah diterima oleh masyarakat, tetapi ada pula yang sulit diterima misalnya menyangkut kepercayaan, idiologi, falsafah hidup, dan makanan pokok. Sedangkan yang mudah bisa diterima misalnya peralatan menulis, radio (alat-alat yang mengandung manfaat), dan alat yang dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat tersebut.

Daftar Pustaka

Komsiah, Siti. Modul Pengantar Sosiologi “Kebudayaan Dan Masyarakat”. Pusat Pengembangan Bahan Ajar: Universitas Mercu Buana.
Manan, Imran. 1989. Antropologi Pendidikan Suatu Pengantar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta
Manan, Imran. 1989. Dasar-Dasar Budaya Pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta
file://localhost/D:/Kuliah%20S2/Kebudayaan.htm

Pengaruh Media Terhadap Remaja Wanita: Distorsi Makna Kecantikan Di Masa Kini

No comments:

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Wanita sering kali menarik perhatian, sehingga tidak ada habisnya diperbincangkan, baik mengenai kecantikannya, perilakunya, maupun perannya, seakan belum ada pengertian yang menyeluruh tentang wanita. Fenomena ini sebenarnya sudah ada sejak dulu, khususnya mengenai makna kecantikan seorang wanita, tetapi tampaknya semakin lama tampak bahwa makna kecantikan ini semakin terdistorsi oleh aspek-aspek media. Kita dapat melihat hal ini baik dalam media cetak (koran dan tabloid), televisi (iklan dan sinetron) maupun internet, semakin lama daya tarik fisik wanita semakin ditonjolkan. Tubuh dan seksualitas wanita dijadikan alat komoditi untuk tujuan komersil di mana kapitalisme atas nama globalisasi sangat berperan kuat.
            Salah satu media yang banyak mengeksploitasi wanita adalah media iklan. Wanita yang ditampilkan dalam iklan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya patriarki yang hanya menjadikan perempuan sebagai pendamping pria dari mulai remaja sampai usia tua. Dalam iklan, perempuan diidentifikasikan dengan kegiatan masak-memasak, kecantikan, perawatan tubuh, bentuk-bentuk tubuh yang proporsional, kulit putih, rambut lurus dan panjang. Media, terutama iklan memang sangat berpengaruh kuat dalam menentukan gambaran dan persepsi mengenai wanita yang seolah-olah didambakan dalam masyarakat. Banyak iklan yang secara tidak langsung mendiskreditkan wanita yang dianggap tidak memenuhi kriteria tubuh ideal wanita dewasa, sehingga kemudian berpengaruh terhadap anggapan yang semakin berkembang, yaitu bahwa wanita dengan tubuh yang tidak langsing, atau tidak berkulit putih dan berambut lurus tidak mendapatkan tempat dalam media iklan dan bukan tipe perempuan ideal yang didambakan laki-laki.
            Pada akhirnya, remaja putri pun sering menjadi sasaran, baik sebagai model maupun target pasar dari iklan produk kecantikan yang ditawarkan. Banyak model-model iklan yang menampilkan model remaja, hal ini dilakukan untuk menarik remaja lainnya untuk meniru penampilan model iklan yang sama-sama berusia remaja. Produk yang ditawarkan pun sengaja dilabelkan seolah-olah khusus untuk remaja yang aktif, cantik, dan trendy. Sebagai target pasar, remaja sangat potensial sebagai konsumen, karena dalam usia remaja, perasaan selalu ingin tampil menarik lawan jenis (masa pubertas) sangat mendominasi kepribadiannya. Sehingga remaja putri, berlomba-lomba membeli produk yang ditawarkan untuk tampil cantik dan menarik ala model, untuk menunjukkan eksistensinya didepan remaja pria.
Berdasarkan uraian hal-hal tersebut, penulis membuat sebuah pengamatan kepada masalah ini, yaitu pendistorsian makna kecantikan yang terjadi saat ini di kalangan wanita, khususnya remaja dengan harapan dapat menambah pengetahuan mengenai kondisi pergeseran makna tersebut baik untuk diri penulis sendiri maupun untuk orang banyak. Oleh karena itu, penulis memberi judul tugas penulisan ini “Pengaruh Media Terhadap Remaja Wanita: Distorsi Makna Kecantikan di Masa Kini”.

1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah dengan judul “Pengaruh Media Terhadap Remaja Wanita: Distorsi Makna Kecantikan di Masa Kini” ini adalah untuk mengulas lebih dalam tentang pengaruh yang dihasilkan oleh media-media di masa kini sebagai pembentuk persepsi mengenai makna kecantikan bagi para remaja wanita yang berakibat pada kondisi psikologis dan juga berpengaruh pada kondisi kebudayaan masyarakat mengenai arti kecantikan yang sebenarnya, serta untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah Pengantar Antropologi Semester Ganjil tahun 2009, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.

1.3. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis ingin mengetahui hal-hal berikut:
1.    Apa yang mempengaruhi perubahan makna kecantikan pada wanita, khususnya remaja putri?
2.    Seberapa besar peran media dalam membentuk stereotypeterhadap arti kecantikan yang ideal bagi wanita?
3.    Bagaimana persepsi kecantikan di berbagai negara di dunia?
4.    Seberapa besar pengaruh yang dihasilkan oleh media mengenai makna kecantikan, khususnya kepada remaja putri?
1.4. Metodologi
            Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan. Dengan demikian data yang diperoleh berasal dari berbagai sumber bacaan, terutama referensi media media online, yang merupakan bahan acuan utama dalam penulisan.

1.5. Sistematika Penulisan
Tugas penulisan ini dirangkai menjadi tiga bab. Secara umum bab-bab tersebut membicarakan pokok-pokok bahasan sebagai berikut:
BAB I    :  PENDAHULUAN
Berisi tentang alasan pemilihan judul, tujuan penelitian, rumujsan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan.

BAB II   :  ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang ulasan singkat mengenai reviewdan analisis terhadap artikel “Miss Universe: Wanita bagi Dunia”, persepsi cantik di berbagai negara, dan dampak media (televise, iklan, dan sebagainya) bagi remaja wanita.

BAB III :  PENUTUP
Pada bab terakhir ini penulis ingin menyampaikan beberapa kesimpulan dan saran-saran.

 
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Miss Universe: Wanita bagi Dunia
Miss Universe 2009 kali ini berasal dari Venezuela. Wanita cantik bernama Stefania Fernandez terpilih setelah  menyisihkan 84 peserta dari 84 negara. Termasuk di antara peserta lainnya adalah Zivanna Letisha Siregar (Putri Indonesia 2008) asal Indonesia.
Pemilihan Miss Universe 2009 diadakan di kepulauan Bahama di mana pantai-pantainya sangat indah dan memukau. Makanan laut/fish market dan olahraga air merupakan hiburan utama dan umum ditemui disana. Tepat tanggal 23 Agustus 2009 pukul 9 pagi dari Atlantis, Paradise Island, Bahamas, ajang kontes kecantikan ini disiarkan dan mendapatkan perhatian dari seluruh dunia. Dalam acara ini dibeberkan posisi 15 besar, kemudian 10 dan akhirnya 5 besar.
Ke-84 wanita cantik ini terpilih untuk mewakili negaranya dan juga wanita diseluruh dunia. Terlepas dari banyaknya kontroversi yang mempermasalahkan kesopanan, memang harus kita ketahui kalau memang ajang ini adalah mata pencaharian dalam arti menghasilkan keuntungan untuk banyak pihak. Tetapi apabila acara ini dinikmati oleh banyak orang adalah kenyataan. Acara ini menyeleksi pesertanya dengan menilai banyak hal selain kecantikan itu sendiri. Ini bisa berarti kesempatan aktualisasi atau hanya mengejar popularitas belaka.
Mengapa acara pemilihan ratu sejagat ini sangat banyak penontonnya? Wanita tidak dapat dipungkiri sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Sejak wanita pertama yang kita kenal yaitu ibu kita, kita memiliki pemahaman mengenai wanita adalah seorang pelindung, penyayang, pecinta yang tanpa pamrih, dan rela berkorban. Dari sinilah munculnya perasaan hormat dan penghargaan bagi seseorang wanita. Hingga kemudian akhirnya perasaan itu terkontaminasi adalah urusan lain. Karena selepasnya kita dari dekapan ibu, pikiran kita terbuka siap menerima apapun dari lingkungan sekitar kita. Kita bahkan seringkali lupa menyaring pengaruhnya dan menelan bulat-bulat apa yang tersajikan dengan bebas.
Ada banyak persepsi yang bisa dipikirkan oleh satu orang untuk satu peristiwa. Ada banyak sekali pandangan mengenai satu kejadian. Jadi persepsi inilah yang mengantarkan kita pada pilihan. Tetapi dasar yang ditanamkan sangat mempengaruhi kecenderungan arah pemikiran kita terutama terhadap wanita. Dengan kata lain wanita memiliki pengaruh untuk mengarahkan kepada hal yang baik atau pun sebaliknya. Melalui kontes kecantikan ini, saya dalam hati yang paling dalam sangat berharap para wanita bisa mengaktualisasikan dirinya, seperti halnya pria, sehingga pengaruh mereka bisa memperbaiki dunia secara luas. Dimulai dari diri mereka sendiri melalui lingkungan mereka.
Kebudayaan setiap negara memang berbeda beda, tetapi wanita punya peran yang sama besarnya dalam masyarakat disetiap negara. Mereka adalah Ibu bagi anak anak mereka. Mereka juga cerdas, berkarir dan memiliki posisi yang sama di masyarakat. Tanpa mengecilkan gender lain, kita wajib meyadari perbedaan ini ada oleh karena perannya adalah saling melengkapi. Pemilihan ratu sejagat di Bahamas telah mengikutsertakan juga wakil dari negara kita yang juga telah diseleksi melalui pemilihan Putri Indonesia 2008. Kemudian di tahun 2009 pun telah terpilih Putri Indonesia 2009 yang akan mewakili Indonesia di ajang pemlihan Miss Universe 2010 yaitu Qory Sandioriva. Mari kita dukung wakil dari negara kita Indonesia. Dukung juga misi Pariwisata Indonesia dan pemberdayaan wanita. Sebagai panutan muda mudi Indonesia agar hindari narkoba dan mengukir pretasi baik nasional maupun internasional.
Sumber: http://www.simadugan.com

Artikel berjudul “Miss Universe: Wanita Bagi Dunia”  di atas menjelaskan dan sekaligus memberitakan mengenai terpilihnya Stefania Fernandez sebagai Miss Universe 2009 yang berasal dari Venezuela serta mengenai persepsi kecantikan dan efeknya hingga muncul kontes kencantikan tingkat dunia seperti Miss Universe ini. Kini, zaman mulai berkembang tidak hanya di benua Eropa, Australia, dan Amerika, tapi juga di Asia dan Afrika. Adanya keterbukaaan ekonomi juga membuka peluang bisnis di bidang yang lain. Bisnis yang sangat berkembang baik sekarang ini maupun dulu adalah bisnis kecantikan untuk wanita pada khususnya. Salah satunya adalah kontes Miss Universe. Selain itu, kita juga melihat betapa banyaknya produk kecantikan berlomba-lomba menawarkan produknya melalui media cetak dan audio visual. Semua produk tersebut tentu saja saling mengatakan bahwa produknya yang nomor satu.
Namun, ada suatu bentuk keprihatinan yang lebih dari produk-produk kecantikan ini. Jika kita teliti lebih lanjut, hampir semua produk kecantikan menawarkan produk pemutih. Semuanya mengatakan bahwa wanita yang berkulit putihlah yang lebih cantik. Sungguh sangat memprihatikan dan juga tidak adil. Bagaimana dengan para wanita dari benua Afrika sana? Atau lihatlah wanita yang berasal dari kawasan Indonesia Timur seperti dari Flores, Maluku dan Papua. Mereka semua tidak berkulit putih. Lalu, apakah produk pemutih kulit bisa mereka pakai?
Definisi cantik tidak sama setiap masanya. Dulu, wanita yang cantik adalah wanita yang digambarkan dengan tubuh indah. Kemudian definisi itu pun berubah menjadi wanita yang kurus, dan seterusnya. Demikian juga definisi wanita yang cantik dilihat dari warna kulitnya. Namun, perlu kita ketahui pula bahwa sebenarnya kita menjadi korban persaingan dunia industri kecantikan. Para produsen yang notabene berasal dari luar (Eropa dan Amerika) tentu saja mempunyai warna kulit putih. Mereka menyamakan kulit kita seperti mereka. Tentu hal ini tidak sama. Perlu diketahui juga bahwa orang Afro-Amerika pernah membuat gerakan yang mengatakan “Black Is Beautiful!” Mereka mengatakan bangga dengan warna kulit mereka. Ini yang membedakan mereka dengan orang Indonesia. Mereka bangga dan tidak ingin mengubah warna kulit yang memang tidak akan berubah sampai akhir hayat mereka. Lagipula produk pemutih juga tidak sepenuhnya aman bagi kulit. Menurut penelitian Departemen Kesehatan produk pemutih kebanyakkan menggunakan zat Merkuri yang sangat berbahaya bagi kulit dan bisa menyebabkan kanker kulit. Hal ini tentu sangat berbahaya untuk wanita Indonesia, tapi, sangat disayangkan mereka yang menggunakan produk pemutih kurang mengetahui hal ini.
 Maraknya penggunaan produk pemutih atau produk kecantikan lainnya sangat dipengaruhi oleh media iklan. Iklan sangat mempengaruhi hidup kita. Jargon iklan terkadang mempunyai daya yang mampu menggerakkan kita dan mempengaruhi kita. Iklan menciptakan ketakutan dalam diri kita sehingga bila yang berkulit putih pasti cantik, dan sebagainya. Akibat iklan itu juga para pria mempunyai anggapan bahwa wanita yang cantik adalah yang berkulit putih. Namun, korban yang paling banyak adalah para remaja wanita dan wanita dewasa yang sangat royal belanja produk kecantikan untuk tubuhnya. Tak terkecuali produk pemutih. Bagi mereka mungkin yang cantik dan putih berarti mempunyai rasa percaya diri yang berlebih daripada yang berkulit bewarna.
Ada banyak produk-produk kecantikan internasional, seperti L’Oreal, Maybelline, atau pun Revlon yang selalu menonjolkan wanita cantik sebagai tujuan yang dapat dicapai. Hal ini sesuai dengan slogan produk-produk tersebut yang menganggap “beauty is everything”.
·       Because I’m worth it (L’Oreal).
·       It’s what makes you a woman, it’s a source of female power. (Paloma Picasso, Fashion Designer, ketika ditanyakan mengenai lipstick).
·       Resolution Number 1: ‘I won’t leave the house without make-up’ (Superdrug’s ‘Spirit’magazine February 2001).
·       Maybe she’s born with it. Maybe it’s Maybelline (Maybelline).

2.1. Persepsi Cantik di Berbagai Negara

A. Jepang
Di Jepang, kulit seorang wanita adalah kunci dari kecantikan. Wanita di Jepang mempunyai kulit lembut dan cantik tanpa bekas, terutama di wajah mereka. Hal ini disebabkan karena wanita Jepang suka mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung collagen. Di Jepang, collagen sangat mudah ditemukan di supermarket, bahkan sudah banyak restaurant yang menyediakan makanan yang mengandung collagen. Tujuan mereka mengkonsumsi collagen adalah agar kulit mereka tetap halus, karena collagen adalah protein utama yang menyusun 75% area kulit dan berfungsi memberikan kekuatan dan kehalusan pada kulit. Kulit wanita di Jepang memang halus, tapi tetap saja belum terasa lengkap tanpa rambut yang lurus, karena rambut lurus di Jepang juga dianggap cantik, dan kebanyakan rambut-rambut wanita Jepang itu memang berjenis rambut lurus. Rambut lurus memang selalu dikaitkan dengan gadis cantik di Jepang

B. Thailand
Di Burma dan Thailand, anggota dari Suku Kayan memulai ritual kecantikan mereka dari waktu muda. Pada saat umur 5 tahun, mereka sudah memakai gelang berbentuk melingkar di sekitar lehernya. Gelang leher tersebut terus ditambahkan seiring dengan pertumbuhan mereka, dan hal tersebut membuat leher mereka semakin panjang seperti layaknya leher jerapah. Bagi mereka, leher yang panjang dengan gelang yang bersinar adalah tanda kedudukan dan keagungan mereka. Berat gelang leher tersebut bisa mencapai 22 pon atau sekitar 10,5 kilogram.

C. India
Wanita di India mencampur turmeric, lemon, dan madu untuk dioleskan ke kulit mereka pada hari-hari perayaan, seperti pernikahan atau acara keluarga. Mereka selalu memakai perhiasan, dan baju yang berwarna terang serta tanda merah di dahi mereka pada saat-saat tertentu. Tanda merah di dahi mereka biasa disebut kumkum dan mereka berpikir hal tersebut membuat mereka semakin menarik. Hampir di seluruh dunia tahu, bahwa wanita di India memiliki kulit dan rambut yang indah, dan hal tersebut telah membantu para wanita di AS yang ingin memanjangkan rambut mereka dengan teknik catok rambut. Apa hubungannya rambut indah di India dengan para wanita di AS? Sekitar 25% rambut palsu di AS didatangkan dari hasil pengorbanan wanita-wanita di India. Para wanita di India mengorbankan rambut mereka untuk upacara keagamaan Hindu, dan mereka percaya bahwa dewa mereka sangat suka rambut. Kuil Hindu tersebut otomatis kedatangan banyak rambut. Lalu untuk apa semua rambut tersebut? Ternyata yang terjadi adalah, rambut tersebut mereka jual ke pasar dan meraup keuntungan sebanyak US$18 juta per tahun. Seorang ahli penata rambut mengatakan bahwa kualitas rambut palsu yang paling bagus mutunya adalah rambut orang India.

D. Iran
Bagi wanita di Iran, kecantikan adalah memiliki hidung mancung yang mungil. Para wanita di Iran sangat suka dengan hidung mungil yang indah, dan karena para wanita di Iran biasanya memakai pakaian yang menutupi tubuhnya dari ujung rambut hingga kaki, kecuali wajah. Namun, pertanyaannya: apakah semua orang memiliki hidung cantik dan mungil? Jawabannya tentu saja tidak. Sesungguhnya kebanyakan wanita di Iran memiliki hidung yang besar, dan oleh karena itu, mereka rela melakukan segala cara untuk memperbaiki hidung mereka. Biasanya mereka melakukan operasi untuk memperindah hidung mereka, dan karena itu, negara Iran menjadi negara dengan jumlah operasi hidung terbanyak di dunia. Ternyata selain untuk kecantikan, operasi mereka juga menentukan status atau kedudukan, dan biasanya mereka memakai semacam plester di hidung mereka sebagai tanda bahwa hidung mereka telah dioperasi. Dan yang menarik adalah bahwa ada banyak wanita di Iran yang memakai plester hidung walaupun mereka tidak melakukan operasi.

E. Brazil
Brazil adalah negara pengkonsumsi pil diet terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan para wanita di Brazil ingin mempunyai tubuh yang langsing. Selain memakan pill diet, para wanita Brazil juga suka fitness dan melakukan operasi. Seperti halnya wanita-wanita di Iran yang suka melakukan operasi hidung, wanita-wanita di Brazil juga sering melakukan operasi plastik. Operasi plastik di Brazil adalah operasi plastik terbanyak di dunia, sampai-sampai banyak majalah di Brazil yang khusus membahas tentang operasi plastik. Operasi dan kecantikan memang sangat penting di Brazil dan anehnya, sesorang bisa melakukan operasi di Brazil dengan mencicil/kredit. Jadi, jangan terkejut jika kita menemukan orang miskin juga bisa operasi di Brazil. Para wanita Brazil menghabiskan 3/4 gajinya hanya untuk perawatan kecantikan.

F. Indonesia
Rahasia kecantikan di Indonesia adalah langsing. Di Indonesia terdapat metode melangsingkan badan pasca hamil dengan memakai stagen. Stagen dililitkan di tubuh, untuk menekan perut dan pinggang yang besar setelah hamil. Memakai stagen membuat sang pemakai sedikit merasa sakit, karena tekanan yang diberikan stagen cukup keras.

G. Ethiopia
Di Ethiopia, cantik itu berarti memiliki bekas luka cakar. Bekas luka di Ethiopia bukanlah luka yang tidak disengaja, justru mereka sengaja membuatnya sendiri dengan cara menyayat perut mereka. Mereka berpendapat bahwa luka tersebut dapat memuaskan lelaki, dan semakin banyak luka, maka semakin cantik. Biasanya luka cakar tersebut dibuat sejak mereka masih kanak-kanak.

H. Perancis
Di Paris, cantik adalah langsing, anggun, cantik, dan berkelas. Di Paris, para wanita menghabiskan banyak waktunya untuk perawatan kecantikan. Karena sebagian besar wanita Paris bertubuh langsing, mereka hanya menyediakan baju dengan ukuran 12 untuk wanita. Namun, anehnya menurut mereka, umur 60 tahun adalah saat wanita Paris paling cantik.

I. Mauritania
Hampir di semua negara menganggap cantik itu identik dengan langsing , tapi di negara bagian Afrika barat, Big Is Beautiful. Di Mauritania, negara berpasir yang terletak di sebelah barat laut Afrik, arti kecantikan sangat berlawanan di sini. Di Mauritania, besar itu lebih baik dari pada langsing. Semakin besar seorang wanita maka semakin banyak pria yang suka, jika semakin langsing maka semakin tidak laku. Karena semaki besar maka semakin banyak yang suka, maka sejak kecil anak-anak perempuan diberi makan-makanan, dan susu unta yang berlemak tinggi secara berlebih. Karena berlebihan, anak-anak tersebut muntah, tapi justru malah diberi lebih banyak lagi, sehingga tidak heran, makanan di sana mengandung banyak lemak dan tak ada yang menjual makanan diet atau pil diet di Mauritania. Namun, yang menarik adalah pria di Mauritania haruslah kurus atau langsing.

2.2. Dampak Media bagi Remaja Wanita

Para ahli komunikasi mengatakan bahwa media massa sangat berpengaruh terhadap pembentukan realitas sosial seseorang. Komunikasi massa selalu mempunyai dampak pada diri seseorang atau sekelompok orang akibat dari pesan yang disampaikan kepadanya. Dampak kognitif berhubungan dengan pemikiran, dampak emosional berhubungan dengan perasaan. Dampak kognitif juga mencakup niat, tekad, upaya, dan usaha yang memiliki kecenderungan diwujudkan menjadi suatu kegiatan. Media massa tidak hanya memiliki dampak langsung terhadap individu, tetapi juga mempengaruhi kebudayaan dan pengetahuan serta nilai-nilai di dalam masyarakat. Media massa menghadirkan perangkat citra, gagasan dan evaluasi yang menjadi sumber bagi khalayaknya untuk memilih dan menjadikan acuan bagi pelakunya.
Dari kondisi-kondisi di atas, remaja sering kali merasa kehilangan eksistensinya. Oleh karena itu, tidak heran kalau remaja tersebut berusaha mencari atau menunjukkan eksistensinya melalui bidang-bidang yang dikuasainya. Dalam pencapaian eksistensi diri ini, remaja tidak lepas dari pengaruh lingkungan sosialnya. Apablia ia berada di tengah-tengah lingkungan yang berpendidikan, ia cenderung mengambil suatu sikap atau tindakan di mana orang lain bisa melihat dirinya mampu di bidang akademis. Ia akan cenderung rajin belajar, memperkaya pengetahuan dari buku-buku yang tidak didapatkan di sekolah.
Umumnya, remaja lebih peka terhadap reaksi-reaksi lingkungan yang ada disekitarnya daripada sebelumnya. Informasi-informasi baru selalu menarik perhatian para remaja. Kecenderungan bereksperimen atau sikap coba-coba juga cukup tinggi karena memang remaja belum mempunyai pola atau konsep yang mantap tentang masa depannya. Semua yang baru ingin dicobanya. Kecenderungan ini lebih kuat lagi karena keadaan emosinya yang masih labil. Oleh karena itu, tidak heran kalau banyak remaja yang menurutkan emosinya. Dorongan-dorongan semacam itu tidak seiring dengan pertimbangan apakah hal ini cocok untuk dirinya, bagaimana seandainya kalau dia sudah benar-benar masuk ke dalamnya dan pertimbangan jangka panjang lainnya.
Dalam kaitannya dengan tayangan iklan baik di televisi maupun majalah yang banyak menawarkan produk-produk remaja, remaja akan mudah sekali untuk tertarik dan menjadi konsumtif demi penampilan mereka. Remaja putrid khususnya akan menjadi lebih boros untuk membelanjakan uang sakunya untuk membeli parfum, bedak, lipgloss, dan lain-lain, sedangkan remaja pria akan membeli produk-produk mahal yang dapat menunjang penampilan dirinya di depan perempuan.
Gaya hidup yang ditawarkan dalam majalah remaja maupun dalam sinetron pun adalah gaya hidup hedonis sebagai remaja kota besar yang tertular dari gaya hidup Barat, dan untuk menunjang gaya hidup itu, remaja didorong untuk mengkonsumsi barang-barang dengan merek-merek mancanegara yang harganya tidak murah. Mereka diajarkan untuk mengikuti perkembangan mode dunia, mulai dari fashion, gaya rambut, dan sebagainya. Melalui penyampaian gaya hidup mewah ini, remaja diajarkan untuk boros dan menjadi tidak kritis terhadap persoalan sosial yang terjadi di masyarakat.
Bagi remaja putri, mereka dididik untuk menjadi perempuan yang menarik penampilannya dengan merawat wajah dan tubuhnya, yang kelak jika ia dewasa nanti akan mendapatkan seorang suami yang mapan dan tampan, dan jika ia menikah nanti akan menjadi istri yang disayang suami karena terus menerus merawat tubuhnya dan ibu yang bertanggungjawab karena ia berhasil mengurus seluruh keluarga, mulai dari dapur sampai mendidik anak-anak. Stereotypeperempuan yang hanya menjadi pendamping dan obyek pelengkap laki-laki, akan terus menerus diwariskan kepada generasi muda melalui tayangan iklan dan sinetron yang bias terhadap gender.
Lebih jauh dampaknya bagi remaja, melalui adanya berita-berita di media cetak yang sarat akan kalimat-kalimat yang vulgar dan melecehkan perempuan, akan mengajarkan mereka nilai-nilai budaya patriarki yang hanya melihat perempuan sebagai objek seksualitas. Akibatnya sejak usia remaja, sudah tertanam dalam pandangan mereka jika perempuan menarik adalah perempuan yang agresif dan seksi. Bahkan lebih jauh lagi, dengan semakin mudahnya remaja mengakses VCD porno dan internet yang menampilkan gambar-gambar porno, akan membuat para remaja penasaran untuk mencobanya, melalui kehidupan free sexatau bahkan jika hasrat seksualnya tinggi, bisa sampai berani melakukan pemerkosaan.


BAB III
PENUTUP

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab pembahasan, pada bab ini penulis ingin menyampaikan beberapa kesimpulan. Selain itu, untuk lebih menyempurnakan tulisan ini, penulis juga ingin menyampaikan beberapa saran.

3.1. Kesimpulan
1.    Kontes kecantikan seperti Miss Universe merupakan suatu bentuk indikasi adanya keterbukaaan ekonomi yang juga membuka peluang bisnis di bidang yang lain, yanitu bisnis kecantikan. Wanita dan kecantikan dijadikan komoditas.
2.    Hampir semua produk kecantikan menawarkan produk pemutih dan semuanya membentuk persepsi baru dengan mengatakan bahwa wanita yang berkulit putihlah yang lebih cantik.
3.    Media “mendidik” remaja putri untuk menjadi perempuan yang menarik penampilannya dengan merawat wajah dan tubuhnya, yang kelak jika ia dewasa nanti akan mendapatkan seorang suami yang mapan dan tampan.
4.    Penyampaian gaya hidup mewah di media mengajarkan remaja untuk boros dan menjadi tidak kritis terhadap persoalan sosial yang terjadi di masyarakat.
5.    Iklan sangat berperan dalam sosialisasi penggunaan produk pemutih kulit atau produk kecantikan lainnya.
6.    Persepsi terhadap makna kecantikan di setiap negara berbeda-beda, tapi pada dasarnya makna tersebut semakin tergeser dan terdistorsi akibat maraknya pencitraan “wanita ideal” yang dilakukan oleh media.
7.    Salah satu citra yang paling banyak dieksploitasi adalah wanita sebagai pilar rumah tangga. Wanita harus menjalankan tugasnya mulai dari yang tradisional, sampai dengan yang modern, tetapi tetap dalam ruang lingkup domestik.
3.2. Saran
Menjadi cantik bukanlah suatu hal yang salah. Sudah menjadi sifat alamiah bahwa wanita selalu berusaha untuk tampil cantik dan ingin menjadi cantik. Namun, menjadi salah ketika kecantikan itu disalahartikan dan dijadikan komoditas untuk menjebak generasi muda sehingga terjebak dalam suatu kacamata yang salah kaprah tentang arti kecantikan yang sesungguhnya. Penulis menyarankan kepada wanita, khususnya remaja putri, untuk tidak terjebak dalam pemikiran akan makna kecantikan yang kini sudah terdistorsi. Salah satu cara untuk tetap berada “di jalur yang tepat” dalam menyikapi makna kecantikan ini adalah dengan membangun harga diri (self esteem) tinggi bahwa setiap wanita memiliki kecantikannya masing-masing tanpa harus “menyerahkan diri” pada kapitalisme produk kecantikan masa kini. “Everything has beauty, but not everyone sees it,” (Semuanya mempunyai kecantikan, tetapi tidak semua orang dapat melihatnya), Confucius (551 – 479 SM).
 

DAFTAR PUSTAKA

Ferraro, Garry. 2004. Cultural Anthropology An Aplplied Perspective Fifth Edition. Canada: Wadsworth.
West, Richard and Lynn H. Turner. 2007. Introducing Communication Theory Analysis and Application. New York: McGraw-Hill Education.
 http://ardh14n.multiply.com/journal/item/20/Cantik_Kalau_Tidak_Sedang_Minum
http://belajarislam.com/materi-belajar/muslimah/648-catatan-untuk-kontes-kecantikan-puteri indonesia/
http://direktori.kreatif.web.id/2009/10/06/persepsi-cantik-di-berbagai-negara/
http://simadugan.com/2009/10/miss-universe/
http://www.acicis.murdoch.edu.au/hi/field_topics/hannahalrashid.pdf