BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Situs kerajaan Rawa Onom merupakan salah satu situs kerajaan dari kebudayaan Hindu yang ada di desa Siluman, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar. Situs kerajaan ini tidak terdapat fisik yang sempurna dikarenakan lokasi dari Situs Kerajaan ini merupakan suatu bukit sehingga untuk merekonstruksi kembali mengalami kesulitan, dan tempat tersebut sudah di jadikan salah satu hutan produksi di kota Banjar, sehingga Situs Kerajaan ini rusak dan terbengkalai. Namun ada pula yang berpendapat, bahwa kerajaan Onom ini sebenarnya menghilang atau masyarakat setempat menyebutnya dengan “silem”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal usul berdirinyakerajaan Rawa Onom ?
2. Bagaimana pengaruh kerajaan Rawa Onom yang sileum/tileum/ngahiang/menghilang terhadap masyarakat sekitar pada masa sekarang ini ?
3. Mengapa peninggalan kerajaan Rawa Onom pada masa sekarang ini dipercaya sebagai tempat berziarah dan meminta sesuatu berupa keduniawian oleh masyarakat setempat ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui asal usul berdirinya Kerajaan Onom.
2. Untuk mengetahui pandangan masyarakat setempat terhadap adanya Kerajaan Rawa Onom.
3. Untuk mengetahui mengapa peninggalan Kerajaan Onom dijadikan tempat berziarah oleh warga setempat.
1.4 Manfaat
1. Sebagai sumber informasi dan pengetahuan atas pernah berdirinya Kerajaan Onom yang misterius adanya di wilayah Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar.
2. Sebagai warisan budaya untuk melestarikan suatu cagar budaya di Kota Banjar.
1.5 Metode
Adapun metode yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan buku-buku sumber yang berkaitan dengan Kerajaan Onom, kemudian mencari informasi dari media cetak maupun media elektronik, semisal koran, televisi, internet dll serta melakukan observasi ke lapangan dan melakukan wawancara dengan kuncen, juru kunci serta warga setempat mengenai Kerajaan Rawa Onom.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asal Usul berdirinya Kerajaan Onom
Situs kerajaan Rawa Onom merupakan salah satu situs budaya berlokasi di kec.purwaharja kota Banjar. Menurut masyarakat setempat dan sesepuh setempat nama rawa onom artinya yang paling tua. Para leluhur dari kerajaan onom banyak yang silem/hantur bakti/meninggal tanpa ada jasadnya,di atas sumur 8 ada 5 leluhur yang menghuni keraton yaitu:
1. Kyai sawung galing
2. Mbah tambung sela
3. Mbah bhratayuda
4. Nyi raden tanjung anom
5. Ratu siluman
Sedangkan leluhur yang menghuni daerah pulo majeti adalah ratu gandawati dan sulaeman anom. Kerajaan rawa onom pada masa berdirinya masih beragama hindu-budha. Rawa onom merupakan tempat jiarah tapi tidak ada bukti keramat dan hanya berbentuk keyakinan saja, di rawa onom ada satu kampung yang dinamakan kampung siluman karena para leluhur di kampung tersebut banyak yang silem(meninggal tanpa ada jasadnya).
Menurut Eming Surabraja, mantan Kepala Desa Purwaharja ke 17, Onom merupakan pasukan balatentara dari Kerajaan Medang yang ditaklukkan balatentara Kerajaan Galuh. Karena atas kekalahan itu, Raja Medang berikut pengikutnya mau tidak mau berada di bawah kekuasaan Kerajaan Galuh. Prabu Selang Kuning, yang semula pemimpin balatentara Kerajaan Medang ini. Di percaya oleh Kerajaan Galuh sebagai Patih kerajaan. Kemudian Prabu Selang Kuning oleh raja diperintah membangun wilayah baru di daerah Pulo Majeti. Patih Selang Kuning menerima perintah ini sebaik-baiknya sehingga di Pulo Majeti yang semula rawa, berubah menjadi istana hebat. Sedangkan pengikutnya terdiri Mas Bugel, Mas Bedegel, Mas Rimpung dan Mas Jemblung setelah pendirian istana, mereka diutus oleh Prabu Selang Kuning untuk mengirimkan upeti setiap tahun sesuai permintaan Raja Galuh. NamunPemimpin kerajaan Medang, kemudian dipercayakan kepada Prabu Anom, yang ditugaskan dari Kerajaan Galuh. Akan tetapi Prabu Anom dalam menjalankan tampuk kepemimpinannya bertindak semena-semena. Sehingga Prabu Selang Kuning tak mau menyerahkan hasil karyanya kepada rajanya, melainkan dia mengangkat dirinya sendiri menjadi penguasa Kerajaan Medang. Untuk menghindarkan percekcokan dengan Kerajaan Galuh, maka Prabu Selang Kuning mengajak seluruh rakyatnya pindah ke alam lain. Itulah bangsa onom. Hingga nama Kerajaan Medang berganti nama menjadi Kerajaan Onom.
Yang tilem di Pulo Majeti itu adalah Prabu Selang Kuning Sulaeman Anom, Ibu Ratu Gandawati ingkanggarwa, Raden Patih Kalintu Undara Pamerat Jagat, Raden Jaksa Jagabuana, Raden Wedana Langlangbuana, Kiai Bagus Tol Malbaeni dan Kiai Bagus Mantereng. Sedangkan pengikutnya terdiri Mas Bugel, Mas Bedegel, Mas Rimpung dan Mas Jemblung . Namun sebelum "tilem", mereka berjanji akan mengirimkan upeti setiap tahun sesuai permintaan Raja Galuh.
2.2 Pandangan Masyarakat setempat terhadap Kerajaan Onom
ONOM adalah sebangsa makhluk halus, berpusat di areal sebuah rawa seluas 947 ha, Rawa Onom namanya. Orang tak boleh gegabah membicarakannya sebab selalu saja ada akibatnya. Begitu kata penduduk Banjar. ONOM itu sebangsa makhluk halus. Orang Banjar, Kabupaten Ciamis, menyebutnya sebagai siluman. Siluman punya arti tersendiri untuk sebutan kelompok makhluk halus. Kata Sanusi (50) penduduk Purwaharja, siluman dikenakan kepada makhluk halus yang dulunya berujud manusia biasa. Namun karena “Ngahiang” (menghilang), dan menjadi makhluk halus, maka disebutnya sebagai siluman. Kata Sanusi lagi, sampai dengan tahun 1942 wilayah Kecamatan Purwaharja ini dikenal sebagai Kampung Siluman. Mengapa disebut begitu, sebab orang mengganggap bahwa kampung itu masuk areal atau wilayah kekuasaan bangsa onom. Bangsa onom konon punya kerajaan, Pulo Majeti namanya. Hingga kini, wilayah bernama Pulo Majeti masih tetap ada dan hingga kini pula, banyak diziarahi orang yang datang dari mana-mana, hingga dari luar Pulau Jawa. “Bagi mata biasa, Pulo Majeti hanya berupa gugusan pulau kecil di tengah rawa bernama Rawa Onom, seluas 947 ha. Namun bagi orang-orang tertentu, itu adalah sebuah kerajaan,” tutur Mamun (50)masih penduduk sekitar situ. Jurukunci Pulo Majeti, Bapak Omod mengabarkan bahwa yang berkuasa di Kerajaan Onomadalah Prabu Selang Kuning. Istrinya bernama Ratu Gandawati. Dia punya aparat, yaitu Patih Kalintu dan abdi dalemnya adalah Mas Bugel,Ki Bedegel,Ki Rimpung dan Mas Jemblung. Setiap saat mereka berada di sana dan setiap saat mereka melayani permintaan para peziarah.Sisa-sisa kepercayaan terhadap Onom kini masih berkembang di sebagian kecil masyarakat, terutama yang tinggal sekitar pusat kekuatan Onom, yakni Pulo Majeti. Pulo Majeti ini dulunya berada di tengah-tengah Rawa Onom. Pulo Majeti inilah disinyalir sebagai pusatnya kerajaan Onom. Orang yang datang ke tempat ini tidak diperbolehkan mengeluarkan kata-kata yang sompral.
Kerajaan Bangsa Onom di Pulo Majeti yang dirajai oleh
Prabu Selang Kuning ini, konon dihormati pula oleh aparat pemda Kabupaten Ciamis. Percaya atau tidak, beberapa waktu yang lalu, bila di pemda akan mengadakan perayaan apa saja, seperti HUT Kabupaten atau HUT-RI misalnya, maka dari berbagai kalangan yang diundang, bangsa onom pun diundang pula. Sampai dengan dekade 1980-an bahkan pada acara-acara perayaan khusus, panitia pernah menyiapkan sebuah kuda yang sudah dihias. Kuda itu dibawa karnaval dalam keadaan kosong, artinya tanpa penunggang. Namun aneh, kuda itu ngosngosan seperti membawa beban berat. Konon, sebenarnya kuda itu ditunggangi oleh bangsa onom. Di lingkungan pendopo juga, suka disediakan sebuah kamar khusus buat “undangan khusus” ini. Di dalam kamar itu sudah dipersiapkan berbagai penganan dan juga pakaian baik pakaian untuk pria maupun untuk wanita. Kata orang tua pengatur tata-cara ini, bila ada hal-hal aneh, maka siapa pun jangan sekali-kali menggubrisnya.
Prabu Selang Kuning ini, konon dihormati pula oleh aparat pemda Kabupaten Ciamis. Percaya atau tidak, beberapa waktu yang lalu, bila di pemda akan mengadakan perayaan apa saja, seperti HUT Kabupaten atau HUT-RI misalnya, maka dari berbagai kalangan yang diundang, bangsa onom pun diundang pula. Sampai dengan dekade 1980-an bahkan pada acara-acara perayaan khusus, panitia pernah menyiapkan sebuah kuda yang sudah dihias. Kuda itu dibawa karnaval dalam keadaan kosong, artinya tanpa penunggang. Namun aneh, kuda itu ngosngosan seperti membawa beban berat. Konon, sebenarnya kuda itu ditunggangi oleh bangsa onom. Di lingkungan pendopo juga, suka disediakan sebuah kamar khusus buat “undangan khusus” ini. Di dalam kamar itu sudah dipersiapkan berbagai penganan dan juga pakaian baik pakaian untuk pria maupun untuk wanita. Kata orang tua pengatur tata-cara ini, bila ada hal-hal aneh, maka siapa pun jangan sekali-kali menggubrisnya.
2.3 Dijadikan tempat Ziarah oleh warga setempat
Sungguh menakjubkan. Sekarang abad 21 di mana dunia tengah menghadapi era teknologi canggih. Namun demikian, kepercayaan akan dunia lain masih tetap dipertahankan. Contohnya kekuatan Rawa Onom dan Pulo Majeti ini. Maka banyaklah orang berziarah dan bertapa di sana untuk
minta berkah, seperti ingin diluluskan segala cita-citanya, ingin dapat jodoh, dapat kerjaan, sampai kepada ingin anak lulus ujian. “Tapi berziarah ke Pulo Majeti segalanya harus serius dan harus dilakukan dengan tertib dan sopan. Kalau ada tindak kesombongan diperlihatkan di sini, akan ada risikonya!” tutur juru kunci. Demikian pula yang diakui oleh beberapa penziarah. Pernah ada yang datang namun tak percaya atas keberadaan hal-hal gaib Pulo Majeti. Maka mendadak sontak keanehan diperlihatkan. Pernah seseorang terkencing-kencing lari sebab katanya ada binatang aneh mengejar-ngejar terus. Sementara peziarah lain hanya menatap terbengong-bengong sebab apa yang ditakuti orang itu, malah tak terlihat oleh orang lain. Suatu malam buta, tiba-tiba hujan turun dengan deras, disertai kilat menyambar-nyambar. Namun selang beberapa lama kemudian, hujan berhenti dan seluruh pakaian pengunjung mendadak kering seperti tak pernah terguyur air sebelumnya.
minta berkah, seperti ingin diluluskan segala cita-citanya, ingin dapat jodoh, dapat kerjaan, sampai kepada ingin anak lulus ujian. “Tapi berziarah ke Pulo Majeti segalanya harus serius dan harus dilakukan dengan tertib dan sopan. Kalau ada tindak kesombongan diperlihatkan di sini, akan ada risikonya!” tutur juru kunci. Demikian pula yang diakui oleh beberapa penziarah. Pernah ada yang datang namun tak percaya atas keberadaan hal-hal gaib Pulo Majeti. Maka mendadak sontak keanehan diperlihatkan. Pernah seseorang terkencing-kencing lari sebab katanya ada binatang aneh mengejar-ngejar terus. Sementara peziarah lain hanya menatap terbengong-bengong sebab apa yang ditakuti orang itu, malah tak terlihat oleh orang lain. Suatu malam buta, tiba-tiba hujan turun dengan deras, disertai kilat menyambar-nyambar. Namun selang beberapa lama kemudian, hujan berhenti dan seluruh pakaian pengunjung mendadak kering seperti tak pernah terguyur air sebelumnya.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, asal usul berdirinya Kerajaan Onom masih ada kaitannya dengan Kerajaan Galuh yang pada saat itu berkuasa hampir di seluruh tanah Sunda. Prabu Selang Kuning Sulaeman anom merupakan penguasa di Kerajaan Onom dan sekaligus dapat dikatakan dengan pendiri Kerajaan tersebut.
Namun Kerajaan Onom juga dapat dikatakan sebagai Kerajaan yang Misterius adanya, yang hancur dan jayanya Kerajaan masih belum di ketahui, karena Kerajaan Onom di yakini hilang begitu saja ke alam lain “sileum”.
Pada masa sekarang Kerajaan Onom dipercaya oleh warga setempat memiliki aura mistis yang sangat pekat adanya. Dan tak jarang juga banyak peziarah yang datang baik dari warga setempat maupun warga yang luardatang untuk meminta sesuatu yang bersifat keduniawian.
3.2 Kritik dan Saran
Mungkin dalam pembuatan makalah yang kami buat banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu penulis bersedia menerima saran maupun kritik demi perbaikan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
dari media cetak harian Priangan dan Pikiran Rakyat
wawancara kepada juru kunci, kuncen serta warga setempat:
1. Jurukunci Pulo Majeti, Bapak Omod
2. Eming Surabraja, mantan Kepala Desa Purwaharja ke 17
3. Sanusi (50) penduduk Purwaharja
4. Mamun (50) penduduk kampung siluman
Kuncen Rawa Onom Ki Rosid
Tolong kerja samanya dengan berkomentar menggunakan bahasa yang sopan, baik, dan bijak