A. Asuhan Sayang Ibu
Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama proses persalinan dan kelahiran bayinya. Dukungan dari suami, orang tua, dan kerabat yang disukai ibu sangat diperlukan dalam menjalani proses persalinan.
Alasan: Hasil persalinan yang baik ternyata erat hubungannya dengan dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan (Enkin, et al, 2000).
Bekerja bersama anggota keluarga atau pendamping untuk :
Mengucapkan kata-kata yang memberikan hati dan pujian kepada ibu.
Membantu ibu bernafas secara benar pada saat kontraksi.
Memijat punggung, kaki atau kepala ibu dan tindakan-tindakan bermanfaat lainnya.
Menyeka muka ibu secara lembut dengan menggunakan kain yang membasahi air hangat atau dingin.
Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, teman bicara, dan memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan bayinya.
Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan atau kelahiran bayi kepada mereka.
Tenteramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala dua persalinan. Lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan jika diperlukan.
Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran
Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk meneran berkepanjangan dan menahan napas. Anjurkan ibu beristirahat di antara kontraksi.
Alasan: Meneran secara berlebihan menyebabkan ibu sulit bernapas sehingga terjadi kelelahan yang tidak perlu dan meningkatkan risiko asfiksia pada bayi sebagai akibat turunnya pasokan oksigen melalui plasenta (Enkin, et al, 2000).
Anjurkan ibu untuk minum selama kala dua persalinan.
Alasan: Ibu bersalin mudah sekali mengalami dehidrasi selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Cukupnya asupan cairan dapat mencegah ibu mengalami hal tersebut. (Enkin, et al, 2000).
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minuman air) selama persalinan dan proses kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten persalinan tetapi setelah memasuki fase aktif, mereka hanya ingin mengkonsumsi cairan saja. Anjurkan agar anggota keluarga sesering mungkin menawarkan minum dan makanan ringan selama proses persalinan. Karena makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa memperlambat kontraksi dan/atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.
Adakalanya ibu merasa khawatir dalam menjalani kala dua persalinan. Berikan rasa aman dan semangat serta tenteramkan hatinya selama proses persalinan berlangsung. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. Beri penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali penolong akan melakukannya, jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu, jelaskan apa yang dialami oleh ibu dan bayinya dan hasil pemeriksaan yang dilakukan (misalnya tekanan darah, denyut jantung janin, periksa dalam).
Menjaga lingkungan tetap bersih merupakan hal penting dalam mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya
Hal ini merupakan unsur penting dalam asuhan sayang ibu. Kepatuhan dalam menjalankan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik, juga akan melindungi penolong persalinan dan keluarga ibu dari infeksi yang baik, juga akan melindungi penolong persalinan dan keluarga ibu dari infeksi. Ikuti praktik-praktik pencegahan infeksi yang telah ditetapkan untuk mempersiapkan persalinan dan praktik pencegahan infeksi yang telah ditetapkan untuk mempersiapkan persalinan dan proses kelahiran bayi. Anjurkan ibu untuk mandi pada saat awal persalinan dan pastikan ibu memakai pakaian yang bersih. Cuci tangan sesering mungkin, gunakan peralatan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan gunakan sarung tangan saat diperlukan. Karena pencegahan infeksi sangat penting dalam menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan keterampilan untuk melaksanakan prosedur pencegahan infeksi secara baik dan benar juga dapat melindungi penolong terhadap risiko infeksi.
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan.
ibu harus berkemih sedikitnya setiap 2 jam, atau lebih sering jika ibu merasa ingin berkemih atau jika kandung kemih terasa penuh. Periksa kandung kemih sebelum memeriksa denyut jantung janin (amati atau lakukan palpasi tepat diatas simfisis pubis untuk mengetahui apakah kandung kemih penuh). Anjurkan dan antarkan ibu untu berkemih dikamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan ke kemar mandi, berikan wadah urin.
WHO dan Asosiasi Rumah sakit Internasional menganjurkan untuk tidak menyatukan ruang bersalin dengan kamar mandi atau toilet karena tingginya frekuensi penggunaan, lalu lintas antar ruang, potensi cemaran mikroorganisme, percikan air atau lantai yang basah akan meningkatkan resiko infeksi nosokomial terhadap ibu, bayi baru lahir dan penolong sendiri.
Hindarkan terjadinya kandung kemih yang penuh karena berpotensi untuk :
Memperlambat turunnya janin dan mengganggu kemajuan persalinan
Menyebabkan ibu tidak nyaman
Meningkatkan risiko perdarahan pascapersalinan yang disebabkan oleh atonia uteri
Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
Meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pascapersalinan
B. Prinsip – prinsip umum asuhan sayang ibu adalah :
1. Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang dan berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.
2. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya.
3. Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan dukungannya.
4. Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan.
5. Siap dengan rencana rujukan.
C. MENGATUR POSISI MENERAN
1. Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan melahirkan bayi serta anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan sering kali memperpendek waktu persalinan. Bantu ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan.
2. Beritahukan pada ibu untuk tidak berbaring terlentang lebih dari 10 menit, karena jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban, plasenta, dll) akan menekan vena cava inferior. Hal ini akan mengakibatkan turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan hipoksia atau kekurangan pasokan oksigen pada janin. Selain itu, posisi terlentang berhubungan dengan gangguan terhadap proses kemajuan persalinan.
3. Saat pembukaan sudah lengkap, anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya, dan beristirahat diantara kontraksi. Jika diinginkan, ibu dapat mengubah posisinya. Posisi berdiri atau jongkok, dapat mempersingkat kala dua persalinan. Biarkan ibu untuk mengeluarkan suara selama persalinan dan proses kelahiran berlangsung.
4. Sebagian besar penolong akan memimpin persalinan dengan menginstruksikan untuk menarik nafas panjang dan meneran, segera setelah pembukaan lengkap. Biasanya, ibu dibimbing untuk meneran tanpa berhenti selama 10 detik atau lebih, tiga sampai empat kali per kontraksi. Meneran dengan cara ini dikenal sebagai meneran dengan tenggorokan terkatup atau manuver Valsava. Hal ini ternyata dapat mengurangi pasokan oksigen ke janin. Pada banyak penelitian, meneran dengan cara tersebut di atas, berhubungan dengan kejadian menurunya denyut jantung janin (DJJ) dan rendahnya Apgar. Karena cara ini berkaitan dengan buruknya keluaran janin, maka cara ini sebaiknya tidak digunakan. Dianjurkan untuk menatalaksana kala dua persalinan secara fisiologis.
D. Membimbing Ibu untuk Meneran
Bila tanda pasti kala dua telah diperoleh, tunggu sampai ibu merasakan adanya dorongan spontan untuk meneran. Teruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi.
E. Mendiagnosa kala dua persalinan dan memulai meneran:
Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih yang mengalir).
Pakai satu sarung tangan DTT/steril untuk periksa dalam.
Beritahu ibu saat, prosedur dan tujuan periksa dalam.
Lakukan periksa dalam (hati-hati) untuk memastikan pembukaan sudah lengkap (10 cm), lalu lepaskan sarung tangan sesuai prosedur PI (Lihat Bab 2: pedoman periksa dalam).
Jika pembukaan belum lengkap, tenteramkan ibu dan bantu ibu mencari posisi nyaman (bila ingin berbaring) atau berjalan-jalan di sekitar ruang bersalin. Ajarkan cara bernapas selama kontraksi berlangsung. Pantau kondisi ibu dan bayinya (lihat pedoman fase aktif persalinan) dan catatkan semua temuan pada partograf.
Jika ibu merasa ingin meneran tapi pembukaan belum lengkap, beritahukan belum saatnya untuk meneran, beri semangat dan ajarkan cara bernapas cepat selama kontraksi berlangsung. Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang nyaman dan beritahukan untuk menahan diri untuk meneran hingga penolong memberitahukan saat yang tepat untuk itu.
Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran, bantu ibu mengambil posisi yang nyaman, bimbing ibu untuk meneran secara efektif dan benar dan mengikuti dorongan alamiah yang terjadi. Anjurkan keluarga ibu untuk membantu dan mendukung usahanya. Catatkan hasil pemantauan pada partograf. Beri cukup minum dan pantau DJJ setiap 5-10 menit. Pastikan ibu dapat beristirahat di antara kontraksi.
Jika pembukaan sudah lengkap tapi ibu tidak ada dorongan untuk meneran, bantu ibu untuk memperoleh posisi yang nyaman (bila masih mampu, anjurkan untuk berjalan-jalan). Posisi berdiri dapat membantu penurunan bayi yang berlanjut dengan dorongan untuk meneran. Ajarkan cara bernapas selama kontraksi berlangsung. Pantau kondisi ibu dan bayi (lihat pedoman fase aktif persalinan) dan catatkan semua temuan pada partograf. Berikan cukup cairan dan anjurkan/perbolehkan ibu untuk berkemih sesuai kebutuhan. Pantau DJJ setiap 15 menit. Stimulasi puting susu mungkin dapat meningkatkan kekuatan dan kualitas kontraksi. Jika ibu ingin meneran, lihat petunjuk pada butir 7 diatas.
Jika ibu tetap ada dorongan untuk meneran setelah 60 menit pembukaan lengkap, anjurkan ibu untuk mulai meneran di setiap puncak kontraksi. Anjurkan ibu mengubah posisinya secara teratur, tawarkan untuk minum dan pantau DJJ setiap 5-10 menit. Lakukan stimulasi puting susu untuk memperkuat kontraksi.
Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit upaya tersebut diatas atau jika kelahiran bayi tidak akan segera terjadi, rujuk ibu segera karena tidak turunnya kepala bayi mungkin disebabkan oleh disproporsi kepala-panggul (CPD).
Cara Meneran
Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi.
Beritahukan untuk tidak menahan nafas saat meneran.
Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat di antara kontraksi.
Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk meneran jika lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan ke dada.
Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran bayi. Dorongan pada fundus meningkatkan risiko distosia bahu dan ruptura uteri. Peringatkan anggota keluarga ibu untuk tidak mendorong fundus bila mereka mencoba melakukan itu.
Catatan: Jika ibu adalah primigravida dan bayinya belum lahir atau persalinan tidak akan segera terjadi setelah dua jam meneran maka ia harus segera dirujuk ke fasilitas rujukan. Lakukan hal yang sama apabila seorangmultigravida belum juga melahirkan bayinya atau persalinan tidak akan segera terjadi setelah satu jam meneran.
Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
• Anjurkan agar ibu selalu didampingi ibu oleh keluarganya selama proses persalinan dan kelahiran bayinya. Dukungan dari suami, orang tua, dan kerabat yanlukan g disukai ibu sangat diperlukan dalam menjalani proses persalinan.
• Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, teman bicara, dan memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan bayinya.
• Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan atau kelahiran bayi kepada mereka.
• Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala dua persalinan. Lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan jika diperlukan.
• Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran
• Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk meneran berkepanjangan dan menahan napas. Anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi.
• Anjurkan ibu untuk minum selama kala dua persalinan
• Adakalanya ibu merasa kwatir dalam menjalani kala dua persalinan. Berikan rasa aman dan semangat serta tenteramkan hatinya selama proses selama persalinan berlangsung. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. Beri penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali penolong akan melakukannya, jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu, jelaskan apa yang dialami oleh ibu dan bayinya dn hasil pemeriksaan yang dilakukan(misalnya tekanan darah, denyut jantung janin, periksa dalam.
Posisi meneran
1. Posisi duduk atau setengah duduk
2. Jongkok atau berdiri
3. Merangkak atau berbaring miring ke kiri
• Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, teman bicara, dan memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan bayinya.
• Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan atau kelahiran bayi kepada mereka.
• Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala dua persalinan. Lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan jika diperlukan.
• Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran
• Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk meneran berkepanjangan dan menahan napas. Anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi.
• Anjurkan ibu untuk minum selama kala dua persalinan
• Adakalanya ibu merasa kwatir dalam menjalani kala dua persalinan. Berikan rasa aman dan semangat serta tenteramkan hatinya selama proses selama persalinan berlangsung. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. Beri penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali penolong akan melakukannya, jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu, jelaskan apa yang dialami oleh ibu dan bayinya dn hasil pemeriksaan yang dilakukan(misalnya tekanan darah, denyut jantung janin, periksa dalam.
Posisi meneran
1. Posisi duduk atau setengah duduk
2. Jongkok atau berdiri
3. Merangkak atau berbaring miring ke kiri
Asuhan Sayang Ibu Kala II
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu.
Berikut Asuhan Sayang Ibu pada kala II :
1. Pendampingan keluarga
Selama proses persalinan berlangsung, ibu membutuhkan teman dari keluarga. Biasa dilakukan oleh suami, orang tua, atau kerabat yang disukai oleh ibu. Dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan sangat membantu mewujudkan persalinan yang lancar.
2. Libatkan keluarga
Keterlibatan keluarga dalam asuhan antara lain membantu ibu berganti posisi, teman bicara, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan da minuman, membantu dalam mengatasi nyeridengan memijat bagian lumbal/pinggang belakang. Bila persalinan dilakukan dirumah, keluarga dapat membantu menyiapkan tempat dan peralatan yang digunakan dalam persalinan.
3. KIE proses persalinan
Memberikan pengertian tentang tahapan dan kemajuan proses persalinan atau kelahiran janin pada ibu dan keluarga agar ibu tidak cemas menghadapi persalinan. Mengurangi rasa cemas dengan cara memberi penjelasan tentang prosedur dan maksud dari setiap tindakan yang akan dilakukan, memberi kesempatan ibu dan keluarga untuk bertanya tentang hal yang belum jelas, menjelaskan setiap pertanyaan yang diajukan bila perlu dengan alat peraga, memberi informasi apa yang dialami oleh ibu dan janinnya dalam hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
4. Dukungan psikologi.
Dukungan psikologi dapat diberikan dengan bimbingan dan menanyakan apakah ibu perlu pertolongan. Meningkatkan perasaan aman dengan memberikan dukungan dan memupuk rasa kepercayaan dan keyakinan pada diri ibu bahwa ia mampu untuk melahirkan. Berikan kenyamanan, berusaha menenangkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani proses persalinan. Memberikan perhatian agar dapat menurunkan rasa tegang sehingga dapat membantu kelancaran proses persalinan.
5. Membantu ibu memilih posisi.
Posisi pada saat meneran tergantung pada keinginan ibu dalam memilih posisi yang paling nyaman dirasakan ibu.
Adapun posisi-posisi meneran, yaitu:
Duduk atau setengah duduk
Dengan posisi ini penolong persalinan lebih leluasa dalam membantu kelahiran kepala janin serta lebih leluasa untuk dapat memperhatikan perineum.
Merangkak
Posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada punggung, mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan pada perineum berkurang.
Jongkok atau berdiri
Posisi jongkok atau berdiri memudahkan penurunan kepala janin, memperluas panggul sebesar 28% lebih besar pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan meneran. Namun posisi ini berisiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir).
Berbaring miring ke kiri
Posisi berbaring miring ke kiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplay oksigen tidak terganggu, dapat member suasana relaksasi bagi ibu yang mengalami kecapekandan dapat pencegahan terjadinya laserasi/robekan jalan lahir.
Hindari posisi terlentang
Pada posisi terlentang dapat menyebabkan:
- Hipotensi dapat berisiko terjadinya syok dan berkurangnya suplay oksigen dalam sirkulasi uteroplacenta sehingga dapat menyebabkan hipoksia pada janin.
- Rasa nyeri yang bertambah.
- Kemajuan persalinan bertambah lama.
- Ibu mengalami gangguan untuk bernafas.
- Buang air kecil terganggu.
- Mobilisasi ibu kurang bebas.
- Ibu kurang semangat.
- Resiko laserasi jalan lahir bertambah.
- Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
6. Bimbingan cara meneran (mengejan)
Penolong persalinan menganjurkan ibu untuk meneran bila ada dorongan yang kuat dan spontan untuk meneran. Membimbing pernafasan yang adekuat, penolong tidak diperkenankan meminta ibu untuk meneran secara terus-menerus tanpa mengambil nafas saat meneran atau tidak boleh meneran sambil menahan nafas. Penolong sebaiknya menyarankan ibu untuk beistirahat dalam waktu relaksasi kontraksi. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi agar ibu tidak kelelahan dan menghindari resiko asfiksia karena suplay oksigen melalui plasenta berkurang.
7. Pemberian nutrisi
Ibu bersalin perlu diperhatikan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan nutrisi. Hal ini untuk mengantisipasi ibu mengalami dehidrasi. Dehidrasi pada ibu bersalin dapat berpengaruh terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang penting artinya dalam menimbulkan kontraksi uterus.
8. Menjalankan prinsip pencegahan infeksi.
9. Mengusahakan kandung kencing kosong
Dengan cara membantu dan memacu ibu mengosongkan kandung kencing secara teratur.
Pemantauan terhadap kesejahteraan ibu :
- Mengevaluasi his (kontraksi uterus) berapa kali terjadi dalam 10 menit (frekuensi his), lamanya his dan kekuatan his serta kaitan antara ketiga hal tersebut dengan kemajuan persalinan.
- Mengkaji keadaan kandung kencing dengan menganamnese ibu dan melakukan palpasi kandung kencing untuk memastikan kandung kencing kosong.
- Mengevaluasi upaya meneran ibu efektif atau tidak.
- Pengeluaran pervaginam serta penilaian serviks meliputi effasment (pendataran serviks) dan dilatasi serviks (pembukaan).
Observasi terhadap kesejahteraan janin.
- Penurunan kepala, presentasi dan sikap.
- Mengkaji kepala janin adakah caput atau moulage.
- Denyut jantung janin (DJJ) meliputi frekuensi, ritmenya dan kekuatannya.
- Air ketuban meliputi warna, baud an volume.
Saat bayi lahir
Nilai kondisi bayi (0-30 detik) dengan menjawab 2 pertanyaan, apakah bayi menangis kuat dan atau tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif atau lemas?
Kondisi yang harus diatasi sebelum penatalaksanaan kala II
1. Syok
2. Dehidrasi
3. Infeksi
4. Preeklampsia/eklampsia
5. Inersia uteri
6. Gawat janin
7. Penurunan kepala terhenti
8. Adanya gejala dan tanda distosia bahu
9. Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban
10. Kehamilan ganda/kembar
11. Tali pusat menumbung/lilitan tali pusat
A. Pengertian
Asuhan kala II merupakan kelanjutan data yang dikumpulkan dan dievaluasi selama kala I yang dijadikan data dasar untuk menentukan kesejahteraan ibu dan janin selama kala II persalinan.
B. Batasan.
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap ( 10 cm ) dan beakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga dsebut sebagai kala pengeluran bayi.
C. Penatalaksanaan fisiologis kala II
Gejala dan tanda kala II juga merupakan mekanisme alamiah bagi ibu dan penolong persalinan bahwa proses pengeluaran bayi sudah dimulai.Setelah terjadi pembukaan lengkap, beritahukan pada ibu bahwa hanya dorongan alamiahnya yang mengisyaratkan ia untuk meneran dan kemudian beristirahat diantara kontraksi.ibu dapat memilih posisi yang nyaman, baik berdiri, berjongkok atau miring yang dapat mempersingkat kalaII.Beri keleluasaan untuk ibu mengeluarkan suara selama persalinan dan kelahiran jika ibu memang. Menginginkannya atau dapat mengurangi rasa tidak nyaman yang dialaminya.Pada penatalaksanaan fisiologis kala dua, ibu memegang kendali dan mengatur saat meneran. Penolong persalinan hanya memberikan bimbingan tentang cara meneran yang efektif dan benaran. Harap diingt bahwa sebagian besar daya dorong untuk melahirkan bayi, dihasilkan dari kontraksi uterus.Meneran hanya menambah daya kontraksi untuk mengeluarkan bayi.
D. Pemantauan ibu dan janin.
Sekarang ibu telah berada pada pembukaan lengkap dan siap untuk melahirkan bayinya Dan selama kala II petugas harus terus melakukan pemantauan ibu dan pemantauan janin.
13. 1. Pemantauan ibu
a. Kontraksi
- Palpasi kontraksi uterus ( control tiap 10 menit )
- Frekuensi setiap 30 menit selama fase aktif.
- Lamanya kontraksi yang terjadi dalam 10 menit obsevasi.
- Kekuatan kontraksi dalam detik
b. Tanda-tanda kala dua persalinan adalah
- Ibu merasa ingin mineral bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
- Ibu merasakan adanya peningkatan tekana pada rectum dan / atau vaginanya.
- Perineum menonjol.
- Vulva –vagina dan sfingter ani membuka.
- Meningkatkan pengeluaran lendir bercampur darah.
c. Keadaan umum,
- Kesadaran
- Tekanan darah dan temperatur : setiap 4 jam
- Nadi : setiap ½ jam
- Volume urin, protein,dan aseton.
- Respon keseluruhan pada kala II :
Keadaan dehidrasi
Perubahan sikap/perilaku
Tingkat tenaga ( yang dimiliki )
d. Kemajuan persalinan
- Pembukaan serviks
- Penurunan bagian terbawah janin
2. Pemantauan janin
a. Saat bayi belum lahir
- Menentukan bagian terendah janin.
- Periksa DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak menglami bradikardi ( 120 ),dilakukan setiap setengah jam.
b. Saat bayi lahir
- Segera setelah lahir , letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang di siapkan pada perut ibu .Bila hal tersebut tidak memungkinkankan maka letakan bayi dekat ibu ( diantara kedua kaki atau disebelah ibu ) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih dan kering.
E. Pemantauan umum selama kala dua perslinan.
Kondisi ibu, bayi dan kemajuan persalinan harus selalu dipantau secara berkala dan ketat selama berlansungnya kala dua persalinan.
Pantau, periksa dan catat :
- Nadi ibu setiap 30 menit
- Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
- Penurunan kepala bayi setiap 30 menit melalui pemeriksaan abdomen (periksa luar) dan periksa dalam setiap 60 menit atau jika ada indikasi, hal I ini dilakukan dengan cepat
- Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah (jenih atau bercampur mekonium atau darah)
- Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat disamping atau terkemuka
- Putaran vaksi luar segera setelah kepala bayi lahir
- Kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelum bayi pertama lahir
- Catatkan semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada catatan perslinan
pemantauan janin : saaat bayi belum lahir, saat bayi lahir
Membaca sejarah praktek pertolongan persalinan dari tahun ke tahun membuat kita semakin tahu perkembangan dari tahun ke tahun proses persalinan dan pertolongannya. Banyak perubahan yang terjadi dalam praktek persalinan, ada yang bagus, namun ada juga yang tidak bagus. Saaat ini ketakutan terhadap kematian pada saat melahirkan sudah sangat berkurang, sebagian besar ibu-ibu di jaman sekarang mampu melewati proses persalinan dnegan keadaan sehat, demikian juga bayinya, walaupun angka kematian ibu dan bayi di indonesia masih tinggi, namun secara global juamlahnya sudaha sangat berkurang dibanding dahulu. Apara pendukung dunia kedokteran masa kirni menyatakan bahwa sekarang ini para ibu dapat melahirkan dengan lebih aman, namun beberapa kelompok yang tidak seperndapat menyatakan bahwa sekarang ini justru semakin buruk keadaannya mengingat lebih dari 25% ibu melahirkan secara Caesar, yang resikonya lebih besar. Bahkan di Indoenesia terutama di Kota besar, Caesar menjadi trend. Nah mari kita menilik kembali sejarah proses pertolongan persalinan
Diawali dari jaman Musa, menurut Alkitab di benua Afrika dan Eropa, sudah ada bidan dimana jaman dahulu bidan adalah seorang wanita yang mempunyai talenta khusus atau yang dipercayai mampu menolong ibu melahirkan.a dan pada jaman Musa bidan menjaga kebersihan dnegan sangat ketat sesuai nasihat Musa. Selain itu bidan juga mendidik para perempuan muda tentang tubuh mereka, bagaimana melahirkan anak dan amenjaga kehamilan yang sehat.
98 Soranus, Romawi klasik yang menghadiri kelahiran, menulis sebuah bukukebidanan yang digunakan sampai abad ke-16.
Abad Pertengahan dan Renaissance (AD 500-1500), Benua Eropa: para Barber-ahli bedah mulai mencoba untuk memonopoli layanan persalinan. Wanita dilarang untuk melakukan praktek kedokteran atau kebidanan, dan bidan banyak dituduh sebagai penyihir dan dibunuh.
Periode modern awal kebidanan mulai berubah dari pekerjaan yang di dominasi oleh perempuan menjadi pekerjaan laki-laki. Pergeseran ini bukan satu halus. Memang, dimulai pada tahun 1522, ketika Dr Wertt Hamburg berpakaian seperti seorang wanita untuk mengamati bidan dan belajar tentang pertolongan persalinan. Ketika ia ditemukan atau ketahuan sebagai laki-laki, Wertt dibakar hidup-hidup di tiang pancang untuk usahanya tersebut.
Dia beberapa negara Itu bahkan beralaku sampai tahun 1970-an dimana ayah diizinkan masuk ke kamar bersalin, dan pada waktu mereka harus berdiri di sudut dan hanya menonton! Bahkan abeberapa catatan tentang proses apersalianan pada jaman itu adalah bahwa perempuan yanga maua melahirkan dicambuk untuk menginduksi persalinan. Ada catatan dari sebuah kisah tentang satu pengalaman melahirkan di mana pada abad pertengahan Ratu Jerman memiliki 20 lauka cambuk ketaika dia melahirkan, dan karena itulah dia melahirkan dengan sukses !
Tahun 1544: berkat penemuan mesin cetak, pengetahuan medis mampu menyebar ke seluruh dunia. Buku kebidanan pertama dicetak dalam bahasa Inggris disebut “Birth of Mankynde” oleh Thomas Raynalde.
Tahun 1596: adalah tahun pertama kali di catat sejararah lengkap caesar aoleh Scipione Mercurio yanga kemudian menginstruksikan bahwa untuka melakukan bedah caesar, Anda perlu empat asisten yang kuat untuk menahan pasien turun atau memberontak ketika irisan dibuat, kemudian oleskan ramuan herbal cair bervariasi sebelum mengeluarkan bayi..
Colonial Times (sekitar tahun 1600 Masehi), Benua Eropa dan Amerika Utara: menerapkan aturan bahwa pentingnya disediakan bidan mereka dia tidak bole menolak saat dipanggil. Di New Amsterdam mereka disebut Zieckentroosters, atau selimut bagi yang sakit, dan menerima gaji liberal dan hak khusus. Koloni Perancis Louisiana membayar bidan sampai 1756 dan di tinjau dokter secara teratur untuk memeriksa kualitas praktek mereka.
1600-1700:
Uskup di Gereja Inggris adalah yang pertama untuk mengatur kontrol atas kebidanan. Richard and Dorothy Wertz dalam bukunya the book Lying-In menyatakan:
Uskup di Gereja Inggris adalah yang pertama untuk mengatur kontrol atas kebidanan. Richard and Dorothy Wertz dalam bukunya the book Lying-In menyatakan:
14. Pada abad 17 dan sebelumnya, uskup Inggris adalah satu-satunya badan yang memiliki otoritas publik untuk mengawasi kebidanan. Para uskup telah diinginkan untuk mencegah sihir yang berhubungan dengan kelahiran dan untuk memastikan bahwa bidan setia kepada ketetapan-ketetapan gereja dan negara tentang kelahiran, karena bidan dapat membaptis bayi dalam keadaan darurat. Para uskup yang dibutuhkan sebelum latihan awal bidan menerima lisensi Episkopal, yang melarang dia dari pemungutan biaya secara paksa atau memasang tarif, melakukan aborsi, berlatih sihir, atau menyembunyikan informasi tentang peristiwa kelahiran dari otoritas sipil atau keagamaan. Lisensi tersebut juga dilarang bagi mereka yang menolak untuk menolong perempuan miskin bersalin.
Karena pengaruh ini, lisensi sipil dimulai pada koloni. Sekali lagi mengutip buku the book Lying-In :
Di koloni Amerika dimana pengaruh Anglikan yang paling sangat dirasakan, seperti New York dan Virginia, lisensi sipil bidan diperlukan. Pada 1716 New York City, lisensi diperlukan bidan dalam suatu peraturan yang menggemakan lisensi Episkopal Inggris. Lisensi tersebut berlaku ditempatkan bidan dalam peran sebagai hamba negara, penjaga tatanan sosial dan sipil.
Saat itu Kepercayaan utama adalah bahwa nyeri persalinan adalah hukuman wanita untuk dosa Hawa
Salah satu inovasi terbesar dalam pertolongan kelahiran yang bermasalah adalah forsep.
Kelahiran yang bermasalah mungkin adalah nomor satu penyebab kematian ibu melahirkan, sebelumnya ke 1600-an. Dengan penemuan forsep, maka tingkat kelangsungan hidup ibu dan bayi saat melahirkan meningkat. Forcep diciptakan oleh William Chaberlen, Penggunaan forsep benar-benar dirintis oleh William Smellie (1697-1763), ia adalah seorang dokter kedokteran keluarga di Skotlandia. Dia meninggalkan Skotlandia pada 1739 untuk belajar di London dan Paris. Dia kembali ke London dan mendirikan sebuah sekolah kebidanan.
Kebidanan pada saat itu masih penuh dengan takhayul dan sangat rahasia (praktek dan pengetahuan tidak dibagi antara bidan saat ini). Bahkan dari abad ke-14 sampai ke-17 banyak bidan dan dukun perempuan yang dituduh sebagai penyihir dan diburu dan dieksekusi. Sekolah kebidanan Mr Smellie itu menjadi sangat populer, itu mungkin karena itu adalah "penemuan" yang sangat tepat waktu!
1697-1763:
William Smellie menawarkan perawatan gratis untuk perempuan miskin, sehingga dapata melahirkan secara klinis sebagai bahan materi mengajar, karena dia mempunyai sekolah kebidanan.
William Smellie menawarkan perawatan gratis untuk perempuan miskin, sehingga dapata melahirkan secara klinis sebagai bahan materi mengajar, karena dia mempunyai sekolah kebidanan.
1700: s keluarga kelas Atamulai mengandalkan dokter pria sebagai pengasuh utama dalam apertoalongan persalinan
1739-1791:
Para kebidanan pertama bangsal di Inggris dibuka. Seseorang bisa menjadi dokter hanya dengan menghadiri proses kelahiran dan kemudian yang ditanyai.
Para kebidanan pertama bangsal di Inggris dibuka. Seseorang bisa menjadi dokter hanya dengan menghadiri proses kelahiran dan kemudian yang ditanyai.
1750-1880-an:
Dokter tidak mencuci tangan sebeluama melakukan tindakan dan mereka bergaul dengan infeksi dan mereka bisa saja tidak cuci tangan saat menolong melahirkan bayi padahal sebelumnya mereka melakukan otopsi pada jenasah dan itupun juga tidak mencuci tangan. Sehingga tingkat infeksi pada saat itu sangat tinggi.
Dokter tidak mencuci tangan sebeluama melakukan tindakan dan mereka bergaul dengan infeksi dan mereka bisa saja tidak cuci tangan saat menolong melahirkan bayi padahal sebelumnya mereka melakukan otopsi pada jenasah dan itupun juga tidak mencuci tangan. Sehingga tingkat infeksi pada saat itu sangat tinggi.
1765: Dr William Shippen membuka pelatihan formal pertama bagi bidan.
1772: 20 persen wanita menderita demam nifas, hampir semuanya meninggal. Penyebabnya diduga karena : kepadatan penduduk, bersalin.
1799: Dr Valentine Seaman memimpin kursus untuk bidan di New York City. Sebuah kursus dalam anatomi dan kebidanan dipimpin oleh Dr William Shippen di Philadelphia.
1816: The stetoskop pertama untuk mendengarkan bunyi jantung janin eksternal diperkenalkan oleh Rene Laennec TH. stetoskop tersebut Diadaptasia dan di modifikasi, yang disebut Pinard tanduk dan fetoscopes, dan hingga saat ini banyak digunakan.
1817: Inggris berduka karena Putri Charlotte meninggal lima jam setelah bersalin 50-jam dan mehaliarkan bayi yang mati. Masyarakat menyalahkan dokternya, Dr Croft, yang kemudian bunuh diri. Mulai dari situ dunia kebidanan menganjurkan kembalinya bidan perempuan. Oleh karena itu dunia medis bereaksi dengan menganjurkan penggunaan afaorcep agar persalainan bisa beralangsung dengan lebih cepat.
1848: Dr Walter Channing dari Boston pertama kali menggunakan eter untuk melahirkan.
1853: Ratu Victoria dari Inggris memuji "kebajikan" untuk menerima kloroform selama kelahiran bayi ketujuhnya. Menerima choloroform saat melahirkan menjadi simbol status saat itu.
1860: Louis Pasteur menemukan bakteri dan kurangnya tindakan mencuci tanganadalah penyebab utama dari demam nifas. Siswa untuk menggosok tangan mereka di kapur klorida sebelum melakukan kontak dengan pasien. bidan telah mengamati hubungan antara sanitasi dan ribuan kematian ibu tahun sebelumnya untuk saat ini.
1894: klinik pertama caesar (SC) adi buka di Boston.
1898: Agustus Karl Gustav Bier (24 November 1861, - 12 Maret 1949) adalah seorang dokater ahli bedah di Jerman yang menyuntik kokain ke tulang belakang asisten nya saat melahirkan (ini adalah awal ditemukannya epidural). Ini membuat tubuh mati rasa, tetapi keesokan harinya pasiena tersebut bangun dengan muntah yang mengerikan dan sakit kepala.
1900: Keterlibatan Pemerintah dalam asuhan kesehatan maternitas dimulai pada awal 1900-an. Para wanita Amerika kelas menengah melahirkan dan dihadiri oleh bidan, banyak imigran dari Eropa membawa bidan mereka sendiri dengan mereka dan menetap di kota besar. Sampai akhir 1920 ini bidan menghadiri 20-40 persen dari semua kelahiran di pertengahan Atlantik kota. Dalam beberapa kasus, ini berarti mereka berlatih secara ilegal. Kurang dari 5 persen wanita melahirkan di rumah sakit.
1902-1960-an:
Skopolamin, yang menyebabkan amnesia, digunakan selama persalinan.
Skopolamin, yang menyebabkan amnesia, digunakan selama persalinan.
1910: Laporan Flexner mengungkapkan bahwa 90 persen dokter tanpa pendidikan tinggi. Yayasan Carnegie untuk Kemajuan Pengajaran menerbitkan laporan kritis Abraham Flexner pada pendidikan medis di Amerika Utara. Flexner menyatakan bahwa kebidanan dibuat "pertunjukan yang paling buruk."
1914: New England Twilight Sleep Association ini didirikan untuk memaksa rumah sakit untuk menetapkan prosedur. perempuan Kelas atas membentuk Twilight Sleep Societies, dan itu menjadi tanda keunggulan jika menggunakannya saat melahirkan. Twilight Sleep adalah kombinasi dari morfin, untuk menghilangkan rasa sakit, dan skopolamin, sebuah amnesia yang menyebabkan perempuan tidak memiliki kenangan saat melahirkan. perempuan Kelas atas awalnya menyambut ini sebagai simbol kemajuan medis, meskipun efek negatifnya kemudian dipublikasikan.
1914-an 1960-an: Pengekangan pada pergelangan kaki dan pergelangan tangandigunakan untuk menjaga perempuan dari melukai diri mereka di bawah pengaruh Twilight Sleep.
1915: Sebuah makalah oleh Joseph DeLee in the Association for the Study and Prevention of Infant
Mortality menjelaskan bahwa melahirkan sebagai proses patologis. Dia menyatakan bahwa melahirkan bukan fungsi normal dan bahwa bidan tidak memiliki tempat dalam menoaloang ibu melahirkan.
1915-1929:
Kematian bayi dari cedera akibat kelahiran meningkat sebesar 40-50 persen. Antara 30-50% wanita melahirkan di rumah sakit pada tahun 1921.
Kematian bayi dari cedera akibat kelahiran meningkat sebesar 40-50 persen. Antara 30-50% wanita melahirkan di rumah sakit pada tahun 1921.
1920: Forceps digunakan di 30 persen kelahiran. Buku teks kebidanan yang paling sering digunakan, oleh Dr Joseph DeLee, menyatakan bahwa melahirkan adalah proses patologis. Sedikit upaya untuk mencegah masalah, ia mengusulkan bahwa pengasuh (bidan atau dokter) harus melakukan intervensi rutin. Dia menyarankan bahwa ibu bersalin jika tenang pada awal tenaga kerja, memungkinkan leher rahim membesar, memberikan eter selama tahap mendorong atau mengejan, memotong episiotomi, melahirkan bayi dengan forceps, ekstrak plasenta, memberikan obat untuk merangsang rahim berkontraksi, dan perbaikan episiotomi itu. Karena dokter kandungan diAmerika, merawat ibu bersalin melalui penggunaan intervensi rutin sebagai cara untuk mengendalikan jalannya persalinan. Hal ini menyebabkan setiap wanita dalam persalinan ditangani dengan cara ini. Untuk sebagian besar Amerika, paradigma medis dalam persalinan yang diwariskan dari Dr DeLee masih dilakukan hingga sekarang, demikian halnya di Indonesia karena di Indonesia masiha mengacu ake tehnologi Barat.
1920: persalinan harus dilakukan di Rumah Sakit dan di tangani oleh petugas perempuan terlatih.
1921: The Sheppard-Tower menyediakan dana untuk melatih orang untuk mencari cara untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. 30-50 persen wanita melahirkan di rumah sakit.
1930: The American Board of Obstetricians dan Ginekologi didirikan. Dokter kandungan berusaha untuk mencapai dominasi atas spesialis non dokter, seperti bidan. Perawat-bidan muncul, berasal dari profesi keperawatan bukan kebidanan. Penekananmereka adalah pada membantu dokter dalam profesi mereka.
1933: Kematian ibu adalah 58,1 kematian per 100.000. Kematian ibu tidak menurun antara 1915 dan 1930 meskipun wanita melahirkan ke rumah sakit, peningkatan perawatan kehamilan, dan teknik melahirkan yang lebih baik seperti yang dilaporkan oleh the White House Conference on Child Health.
1935: 37 persen kelahiran terjadi di rumah sakit.
1938: Twilight Sleep digunakan dalam semua kelahiran rumah sakit.
1939: 50 persen dari semua wanita (75 persen dari semua wanita perkotaan) melahirkan di rumah sakit.
1940: 95 persen Twilight Sleep. Ini dosis berat narkotika dan amnesia sepenuhnya lumpuh perempuan yang melahirkan dan menyebabkan perempuan kehilangan kontrol. Kematian ibu adalah 47 kematian per 1.000.
1944: Dr Grantley Dick-Reed menulis Melahirkan tanpa Rasa Takut.
1950: 88 persen kelahiran terjadi di rumah sakit. Kematian ibu adalah 29,2 kematian per 100.000. Forceps digunakan 75 persen dari waktu.
1953: Dr Fernand Lamaze menerbitkan temuan tentang persalinan dan melahirkan di Rusia. Karyanya membantu membawa ayah kembali ke ruang kelahiran.
1955: American College of Bidan Perawat (ACNM) dibentuk.
1956: La Leche League didirikan.
1958: Dr Robert Bradley memperkenalkan suami menjadi pemandu dan pendamping itu yang melahirkan normal
1957: Buku Dr Lamaze oleh Marjorie Karmel diterbitkan
1960: Marjorie Karmel dan salah satu pengagum bukunya, Elisabeth Bing, asisten profesor klinis di New York Medical College, dibentuk American Society for Psychoprophylaxis dalam Obstetri (lebih dikenal sebagai ASPO / Lamaze), untuk mengajar kelas persalinan. 97 persen kelahiran terjadi di rumah sakit. Kematian ibu adalah 26 kematian per 1.000. Pemantauan janin terus menerus elektronik diperkenalkan.
1963: International Childbirth Education Association (ICEA) didirikan.
1968: pemantauan janin elektronik kontinyu diperkenalkan, hanya digunakan pada 5-10 persen perempuan, mereka yang dianggap "risiko tinggi."
1971: The Farm, sebuah komune hippie di Tennessee, didirikan oleh Stephen dan Ina Mei Gaskin, ibu kebidanan modern. Pusat Kelahiran Santa Cruz dimulai.
1975: Kurang dari 1 persen kelahiran dibantu oleh bidan. Kematian ibu adalah 16,1 kematian per 100.000. 20 persen wanita Amerika memilih untuk memiliki epidural.
1976: Divisi Keperawatan mulai mendanai perawat-bidan program pendidikan. 5 persen tingkat Caesar.
1977: homebirth Informasi (IH) didirikan oleh Rahima Baldwin Dancy sebagai tanggapan terhadap kebutuhan informasi tentang cara mempersiapkan persalinan yang aman di rumah. Para pendidik program pelatihan melahirkan dikembangkan pada tahun 1978.
1979: Penelitian pertama dilakukan pada anestesi persalinan, termasuk penggunaan Demerol.
1980: 98,9 persen kelahiran terjadi di rumah sakit. ACNM mengembangkan pedoman untuk membangun "alternatif" layanan persalinan.. Kematian ibu adalah 12,6 kematian per 100.000. American Academy of Family Physicians (AAFP) menentang perawat kebidanan dan mengeluarkan pernyataan resmi mengenai hal tersebut. AAFP menyatakan keyakinan bahwa semua perawat-bidan harus bekerja nonindependently dan bahwa semua pembayaran harus melalui dokter.
1982: Aliansi Bidan Amerika Utara (MANA) dimulai. Sepertiga dari anggota-anggotanya CNMS, dan sisanya adalah jenis lain dari bidan. 16 persen dari semua kelahiran terjadi pada hari Sabtu dan 16,6 persen kelahiran terjadi pada hari Minggu.
1985: Kematian ibu adalah 10,6 kematian per 100.000. 6,8 persen bayi dilahirkan dengan berat badan lahir rendah (di bawah 2.500 g). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan bahwa tingkat bedah caesar tidak harus lebih tinggi dari 10-15 persen.
1988: tingkat Caesar25 persen.
1989: Forceps digunakan di 5,5 persen kelahiran. VBAC tingkat 18,9 persen; tingkat induksi 9 persen. 47,7 persen wanita menerima setidaknya satu USG selama kehamilan. 8 persen tingkat Pemantauan berkelanjutan Elektronik janin. 9,4 persen kelahiran terjadi sebelum usia kehamilan
1992: Forceps digunakan 10 persen. Doula Amerika Utara (DONA) didirikan untuk melegitimasi manfaat dari dukun bayi & dukun beranak.
1992-1999: Sejumlah organisasi yang didirikan untuk melatih dan sertifikasi pendidik melahirkan independen dan doula.
1994: 94,5 persen kelahiran terjadi di rumah sakit. tingkat induksi 14,7 persen dan 85 persen tingkat EFM terus menerus..
1995: tingkat Caesar21 persen. Kematian ibu adalah 7,6 kematian per 100.000.
1998: tingkat induksi 19,4 persen
1998: Tingkat bidan-yang mendampingi kelahiran meningkat, menunjukkan peningkatan 45 persen sejak 1982. Tingkat bidan yang-mendampingi kelahiran rumah sakit naik bahkan lebih tajam, meningkat 1.000 persen sejak tahun 1975.
1999: tingkat forsep 6 persen. Tingkat VBAC menurun setelah ACOG mengeluarkan pedoman baru bagi dokter dan rumah sakit menghadiri VBACs, sehingga unrealitistic untuk salah satu dari mereka untuk mendukung VABCs, baik secara finansial maupun dalam praktek. Dr Marsden Wagner (mantan direktur Perempuan dan Kesehatan Anak di WHO) mencatat bahwa ACOG "tidak memiliki data untuk mendukung itu [tahun 1999 rekomendasi VBAC], tidak ada penelitian yang menunjukkan peningkatan angka kematian ibu atau mortalitas perinatal yang berhubungan dengan karakteristik lembaga atau ketersediaan dokter. "
2000: Kematian ibu 6,9 kematian per 100.000. Banyak yang kecewa dari ACOG dan dokter kandungan dan rumah sakit, temuan pada studi menunjukkan bahwa kelahiran di rumah dengan bidan yang berkualitas lebih aman daripada dibantu aoleh dokater kandungan di rumah sakit.
2001: 11,9 persen kelahiran terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. VBAC meningkat 16,4 persen
2002: 26,1 persen tingkat bedah caesar. 20,6 persen induksi. 85 persen tingkat EFM Kontinyu , 91,3 persen kelahiran terjadi di rumah sakit. Kematian ibu adalah 7,1 kematian per 1.000. 7,8 persen bayi dilahirkan dengan berat badan lahir rendah (di bawah 2.500 g). 12,1 persen kelahiran terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. 51 persen kelahiran terjadi antara 37-41 minggu kehamilan. 6,7 persen terjadi pada atau di luar 42 minggu kehamilan. 12,6 persen tingkat VBAC. Bidan menghadiri 8,1 persen dari semua kelahiran (94,6 persen dihadiri CNM). 83,7 persen perempuan menerima perawatan prenatal. Dari semua out-of-rumah sakit kelahiran, 65 persen terjadi di rumah dan 27 persen terjadi di pusat kelahiran yang berdiri bebas. 68 persen wanita hamil menerima setidaknya satu USG selama kehamilan.
2003: tingkat Caesar 26,1 persen. 11 persen kelahiran vagina yang dihadiri oleh bidan perawat bersertifikat. AS menempati urutan 41 dari 60 negara di kematian bayi.
2004: Kematian ibu adalah 7 kematian per 100.000
2005: WHO dan UNICEF menyatakan AS menduduki peringkat ke-34 di duniapada kematian ibu.
2006: Ibu yang melahirkan dengan induksi 22 persen.
2007: tingkat kejadian Sc meningkat menjadi 31,8 persen ini berarti telah meningkat lebih dari 50 persen sejak 1996.
American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) menegaskan kembali oposisinya terhadap kelahiran di rumah. . . . ACOG mengakui hak perempuan untuk membuat keputusan mengenai persalinan dan memilikia kebebasan untuk memilih penyedia layanan kesehatan, tapi ACOG tidak mendukung program yang menganjurkan, atau individu yang menyediakan, kelahiran di rumah. Keputusan melahirkan tidak harus ditentukan atau dipengaruhi oleh apapun termasuk trend.
2009: Amerika menempati urutan ke-45 dalam peringkat Kematian Bayi. ACOG merevisi pedoman pada pemantauan janin elektronik, Menurut Dr George A. Macones, yang memimpin pengembangan di ACOG:
Sejak tahun 1980, penggunaan EFM telah tumbuh secara dramatis, dari yang digunakan pada 45% wanita hamil hingga 85% pada tahun 2002, Meskipun EFM adalah prosedur kebidanan yang paling umum, sayangnya hal ini belum mengurangi kematian perinatal atau risiko cerebral palsy. Bahkan, tingkat cerebral palsy tetap sama sejak Perang Dunia II walaupun pemantauan janin dan semua kemajuan kami dalam perawatan dan intervensi. "
Di revisi lain ACOG, mereka menyatakan bahwa induksi elektif sebaiknya tidak dilakukan sebelum usia kehamilan 39 minggu, dan dokter yang mampu melakukan operasi caesar yang harus siap tersedia setiap waktu induksi digunakan jika induksi tidak berhasil ketika melahirkan melalui vagina.
sejarah persalinan di Amerika. Tentu saja beda lagia dengan sejarah kebidanan di Indonesia. Namun dari sejarah ini kita bisa tahu bagaimana perkembangannya.
Semoga bermanfaat
Salam hangat
Bidan Kita
Referensi:
- The Editors of Time-Life Books. (1998, Nov.). Events that Shaped the Century. Time Life.
- Rooks, J P. (1999). Midwifery and Childbirth in America. Philadelphia, PA: Temple University Press
- Starr, Paul. (1984). The Social Transformation of American Medicine. New York, NY:
- Basic Books.History of Childbirth in America U.S. News and World Report. (1973). 200 Years: A Bicentennial Illustrated History of the United States.
- Dorothy C. Wertz (Author)., Lying-In: A History of Childbirth in America. 1989 New Haven, CT: Yale University Press.
- Evans, J., “Induction rate doubled in the U.S. from 1990 to 1998“. J. Reprod. Med. 47[2]:120-24, 2002. Retrieved from http://findarticles.com/p/articles/mi_m0CYD/is_9_37/ai_85591457/?tag=content;col1
- National Vital Statistics Report, Volume 52, Number 10 . Births: Final Data for 2002. Retrieved from http://www.cdc.gov/nchs/data/nvsr/nvsr52/nvsr52_10.pdf
- National Vital Statistics Report, Volume 57, Number 12 . Births: Preliminary Data for 2007. Retrieved from http://www.cdc.gov/nchs/data/nvsr/nvsr57/nvsr57_12.pdf
- Rooks, J P (1997), Midwifery & Childbirth in America. Philadelphia, PA: Temple University Press
- Cassidy, T., Taking Great Pains. Retrieved from http://wondertime.go.com/learning/article/childbirth-pain-relief.html
- CIA World Factbook, Country Comparison: Infant mortality rate. Retrieved from https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/rankorder/2091rank.html
- United States, Central Intelligence Agency. The 2003 CIA World Factbook
- UNICEF (United Nations Children’s Fund). 2005. WHO/UNICEF/UNFPA/The World Bank
- Estimates of Maternal Mortality 2005. Retrieved from http://www.childinfo.org/maternal_mortality_countrydata.php
- World Health Organization. “Appropriate technology for birth”. Lancet 1985; 2: 436-7.
- Johnson, KC, Outcomes of planned home births with certified professional midwives: large
- prospective study in North America” BMJ 2005;330:1416 (18 June). Retrieved from http://www.bmj.com/cgi/content/full/330/7505/1416
- ACOG Statement on Home Births, February 6, 2008. Retrieved from http://www.acog.org/from_home/publications/press_releases/nr02-06-08-2.cfm
- Wall, E., Roberts, R., Deutchman, M., Hueston, W., Atwood, LA., Ireland, B., “Trial of Labor
- After Cesarean (TOLAC), Formerly Trial of Labor Versus Elective Repeat Cesarean Section for the Woman With a Previous Cesarean Section.” AAFP Policy Action March 2005. Retrieved from http://www.aafp.org/online/etc/medialib/aafp_org/documents/clinical/clin_recs/tolacpolicy.Par.0001.File.dat/clinicalrec_tolac.pdf
- Wagner, M., “What Every Midwife Should Know About ACOG and VBAC: Critique of ACOG
- Practice Bulletin No. 5, July 1999, “Vaginal Birth After Previous Cesarean Section”. Retrieved from http://www.midwiferytoday.com/articles/acog.asp
- ACOG, “ACOG Issues Revision of Labor Induction Guidelines”. Obstetrics & Gynecology,
- Practice Bulletin #107, “Induction of Labor,” August 2009. Retrieved from http://www.acog.org/from_home/publications/press_releases/nr07-21-09.cfm
- ACOG, “Recommendations Relax on Liquid Intake during Labor”. Obstetrics & Gynecology,
- Committee Opinion #441, “Oral Intake during Labor,” September 2009. Retrieved from http://www.acog.org/from_home/publications/press_releases/nr08-21-09-2.cfm
- Banks, A C (1999). Birth Chairs, Midwives and Medicine, Lanham, MD:University Press
- Cutter, IS., Viets, HR. (1964), A Short History of Midwifery, Philadelphia, PA:W. B. SaundersCompany
- Dewhurst, J (1980), Royal Confinements, London, UK:Weidenfeld and Nicolson
- Eccles, A (1982), Obstetrics and Gynaecology in Tudor and Stuart England, London, UK: Croom Helm
- Gelis, J (1991), History of Childbirth: Fertility, Pregnancy and Birth in Early Modern Europe, Boston, MA: Northeastern University Press
- Green, MH. (2002), The Trotula: A Medieval Compendium of Women’s Medicine, Philadelphia, PA: University of Pennsylvania Press
- Musacchio, JM (1999), The Art and Ritual of Childbirth in Renaissance Italy, New Haven, CT:Yale University Press
- Sharp, J (1999), Midwives Book: Or the Whole Art of Midwifery Discovered, New York, NY: Oxford University Press
Tolong kerja samanya dengan berkomentar menggunakan bahasa yang sopan, baik, dan bijak