November 2016 | Serba Serbi komplit

Perbedaan Subhanallah dengan Masyaallah

No comments:
Ungkapan dzikir atau kalimah thayyibah
“Subhanallah” sering tertukar dengan ungkapan “Masya Allah”. Ucapkan “Masya Allah” kalau kita merasa kagum. Ucapkan “Subhanallah” jika melihat keburukan.
Selama ini kaum Muslim sering “salah kaprah” dalam mengucapkan Subhanallah (Mahasuci Allah), tertukar dengan ungkapan Masya Allah (Itu terjadi atas kehendak Allah). Kalau kita takjub, kagum, atau mendengar hal baik dan melihat hal indah, biasanya kita mengatakan Subhanallah. Padahal, seharusnya kita mengucapkan Masya Allah yang bermakna “Hal itu terjadi atas kehendak Allah”.

Ungkapan Subhanallah tepatnya digunakan untuk mengungkapkan “ketidaksetujuan atas sesuatu”. Misalnya, begitu mendengar ada keburukan, kejahatan, atau kemaksiatan, kita katakan Subhanallah (Mahasuci Allah dari keburukan demikian).
Ucapan Masya Allah
Masya Allah artinya “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan semua itu terjadi atas kehendak Allah”.
Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat hal yang baik dan indah. Ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi hanya karena kehendak-Nya.
“Dan mengapa
kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Maasya Allah laa quwwata illa billah‘ (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS. Al-Kahfi: 39).
Ucapan Subhanallah
Saat mendengar atau melihat hal buruk/jelek, ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: “Allah Mahasuci dari keburukan tersebut”.
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis.” (HR. Tirmizi)
“Sesungguhnya mukmin tidak najis” maksudnya, keadaan junub jangan menjadi halangan untuk bertemu sesama Muslim. Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallah digunakan dalam menyucikan Allah dari hal yang tak pantas (hal buruk), misalnya: “Mahasuci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”, juga digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik.” (QS. 40-41).
Jadi, kesimpulannya, ungkapan Subhanallah dianjurkan setiap kali seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, bukan yang baik-baik atau keindahan. Dengan ucapan itu, kita menegaskan bahwa Allah Subahanahu wa Taala Maha Suci dari semua keburukan tersebut.
Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat yang indah, indah karena keindahan atas kuasa dan kehendak Allah Ta’ala. Lalu, apakah kita berdosa karena mengucapkan Subhanallah, padahal seharusnya Masya Allah dan sebaliknya? Insyaa Allah tidak. Allah Maha Mengerti maksud perkataan hamba-Nya. Hanya saja, setelah tahu, mari kita ungkapkan dengan tepat antara Subhanallah dan Masya Allah. Wallahu a’lam bish-shawabi.

Baca Juga;

Alasan Sholat Tidak Di Tulis Oleh Malaikat


Atau

Alasan Wajah Nabi Muhammad SAW Tidak Boleh Di Gambar atau di lukis - Serba Serbi Komplit

No comments:
Saat Nabi Muhammad SAW nasib, tak ada seorang
pun yang sempat melukis wajahnya, serta juga kamera gambar belum lagi ditemukan.
Jadi itulah sebetulnya duduk persoalannya. Serta dengan persoalan itu sebetulnya kami wajib bangga.
Sebab keharaman menggambar wajah nabi SAW justru adalah bukti otentik alangkah Islam sangat menjaga ashalah (originalitas) sumber ajarannya.
Larangan melukis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terkait dengan kewajiban menjaga kemurnian ‘aqidah kaum muslimin.
Sebagaimana sejarah permulaan timbulnya paganisme alias penyembahan terhadap berhala adalah dibuatnya lukisan orang-orang sholih, yaitu Wadd, Suwa’,
Yaguts, Ya’uq serta Nasr oleh kaum Nabi Nuh ‘alaihis salam.
Terbukti pada awal kejadian, lukisan tersebut hanya sekedar dipakai untuk mengenang kesholihan mereka serta belum disembah.
Namun seusai generasi ini musnah, timbul generasi berikutnya yang tak mengerti mengenai maksud dari generasi sebelumnya membikin gambar-gambar tersebut, kemudian syetan menggoda mereka supaya menyembah gambar-gambar serta patung-patung orang sholih tersebut.
Melukis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dilarang sebab dapat membuka pintu paganisme alias berhalaisme baru, padahal Islam adalah agama yang paling anti dengan berhala.
Demikian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela kelakuan orang-orang pakar kitab yang mengkultuskan orang-orang sholih mereka dengan membikin gambar-gambarny a supaya dikagumi lalu dipuja.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang menyerupai mereka : “Barangsiapa menyerupai sebuahkaum maka dirinya tergolong golongan mereka.” (HR. Abu Dawud) Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Janganlah anda menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani menyanjung Putera Maryam, sebab aku hanya hamba-Nya serta Rasul utusan-Nya.” (HR. Ahmad serta Al-Bukhori)
Itulah sebab mutlak kenapa Umat Islam dilarang melukis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu dalam rangka menjaga kemurnian ‘aqidah tauhid. Allahu Akbar !!! Allahu Akbar!!! Wallahu 'alam..

Baca Juga ;

Alasan Sholat Tidak Di Tulis Oleh Malaikat

No comments:
Rasulullah SAW pernah menyampaikan kekhawatiran
tentang sesuatu yandi kemudian hari bisa menjangkiti umatnya. Beliau bersabda, "Sesungguhnya ada sesuatu yang aku takutkan di antara sesuatu yang paling aku takutkan menimpa umatku kelak, yaitu syirik kecil.
Para sahabat bertanya, 'Apakah syirik kecil itu?' Beliau menjawab, riya. Dalam sebuah hadis diceritakan pula bahwa di akhirat kelak akan ada sekelompok orang yang mengeluh, merangkak, dan menangis. Mereka berkata, "Ya Allah di dunia kami rajin melakukan shalat, tapi kami dicatat sebagai orang yang tidak mau melakukan shalat". 
Para malaikat menjawab, 'Tidakkah kalian ingat pada waktu kalian melakukan shalat kalian bukan mengharap ridha Allah, tapi kalian mengharap pujian dari manusia, kalau itu yang kalian cari, maka carilah manusia yang kau harapkan pujiannya itu." Jelaslah, bahwa kualitas sebuah amal berbanding lurus dengan kualitas niat yang melatarbelakanginya. 
Bila niat kita lurus, maka lurus pula amal kita. Tetapi bila niat kita bengkok, maka amal kita pun akan bengkok. Agar niat kita senantiasa lurus dan ikhlas, alangkah baiknya apabila kita menghayati kembali janji-janji yang selalu kita ucapkan saat shalat, "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanyalah untuk Allah seru sekalian alam".

Baca Juga ; 

10 Amalan Sama Dengan 100 Pahala Mati Sahid

10 Amalan Sama Dengan 100 Pahala Mati Sahid

No comments:
Seseorang yang mati dalam keadaan syahid akan mendapatkan balasan surga di akhirat. Ternyata jika kita lakukan amalan ini, maka dengan mudah kita akan mendapatkan pahala seperti 100 orang yang mati syahid. Tetapi sayangnya masih belum banyak orang yang mengetahui dan mengamalkan amalan ini. Amalan apakah itu?
Ada banyak sekali amalan-amalan yang telah diajarkan Rosulullah kepada umatnya, salah satunya adalah amalan yang setara dengan pahala 100 orang yang mati syahid. Amalan yang demikian adalah amalan ketika tidur yang telah dicontohkan Rosulullah. Cara tidur yang telah dicontohkan beliau berbeda dengan cara tidur biasanya dan semua yang dilakukan beliau memiliki arti dan manfaat bagi kita yang mengamalkannya dengan baik.
Dalam hadits Nabi juga telah dijelaskan bahwa siapa saja yang melakukan amalan ini akan dapatkan pahala 100 orang mati syahid. Berikut adalah sunnah Nabi dalam tidur untuk mendapatkan pahala setara dengan 100 orang mati syahid:
1. Tidak tidur dalam posisi kaki menghadap kiblat
Kita harus menghindari tidur dengan posisi kaki menghadap kiblat karena hal ini tidak dilakukan oleh Rosulullah dan posisi tidur yang baik adalah kepala menghadap kiblat sebagai cerminan menghormati arah kiblat.
2. Membersihkan tempat tidur
Dalam hadits Nabi yang telah diriwayatkan oleh Bukhari telah dianjurkan untuk membersihkan tempat tidur terlebih dahulu sebelum bergegas untuk tidur. Hal ini bertujuan untuk membersihkan hal-hal yang buruk yang ada diatas tempat tidur seperti jin atau setan dan kita juga dianjurkan untuk berdo’a kepada Allah SWT.
3. Membaca surat As-Sajdah dan Al-Mulk
Dalam hadits Nabi telah dijelaskan bahwa setiap sebelum tidur Rosulullah selalu membaca surat As-Sajdah dan Al-Mulk untuk menjaga dari gangguan setan dan jin.
4. Niat sholat tahajjud
Salah satu sholat sunnah yang dianjurkan adalah sholat tahajjud karena memiliki keutamaan yang lebih dibandingkan dengan sholat sunnah lainnya. Jika sebelum tidur berniat akan bangun sepertiga malam untuk menunaikan sholat tahajjud maka tidur yang kita lakukan dihitung sebagai ibadah dan mendapatkan pahala setara dengan menunaikan ibadah sholat tahajjud.
5. Membaca tasbih
Amalan yang berpahala 100 orang mati syahid selanjutnya adalah membaca tasbih. Dalam hadits Nabi telah diejlaskan bahwa seseorang yang membaca tasbih sebelum tidur dan dia meninggal dalam tidurnya maka dia akan mati dalam keadaan mati syahid dan pahala baginya setara dengan 100 orang mati syahid. Tasbih yang diamalkan menjelang tidur adalah dengan membaca Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahuakbar 33 kali.
6. Membaca 3 Qhul
Amalan sebelum tidur selanjutnya adalah dengan membaca 3 Qhul kemudian meniupkannya pada telapak tangan lalu mengusapkannya pada seluruh bagian tubuh yaitu mulai dari kepala, muka, badan, dan anggota tubuh lainnya sebanyak 3 kali.
7. Berdo’a
Sebelum tidur dianjurkan untuk membaca do’a sebelum tidur agar Allah senantiasa menjaga kita dari godaan syetan dan jin selama kita tidur. Lakukan amalan ini bisa mendapatkan pahala 100 orang mati syahid.
8. Sholat taubat
Amalan selanjutnya adalah dengan menunaikan sholat taubat 2 rokaat sebelum tidur karena kita tidak tahu apa yang terjadi selama tidur. Jika seseorang meninggal dalam tidurnya dan telah menunaikan sholat taubat ini maka dia mati dalam keadaan syahid.
9. Membaca surat Al-Kafirun
Jika seseorang membaca surat Al-Kafirun sebelum tidur maka dia akan terjaga dari dosa syirik yang dapat menjerumuskan dalam api neraka.
10. Tidur dalam posisi miring ke kanan
Dalam hadits Nabi telah dianjurkan untuk tidur dalam posisi badan miring ke kanan dan telapak tangan berada di bawah pipi.
Itulah beberapa informasi seputar amalan-amalan sunnah Rosul dan jika kita lakukan amalan ini, dapatkan pahala 100 orang mati syahid.

Doa Sebelum Tidur Di Mudahkan Lunas Dalam Hutang

No comments:
 Doa ini adalah di antara doa yang bisa diamalkan untuk melunasi utang dan dibaca sebelum tidur.
Telah diceritakan dari Zuhair bin Harb, telah diceritakan dari Jarir, dari Suhail, ia berkata, “Abu Shalih telah memerintahkan kepada kami bila salah seorang di antara kami hendak tidur, hendaklah berbaring di sisi kanan kemudian mengucapkan,sumber : google.com

اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، 
وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ

Allahumma robbas-samaawaatis sab’i wa robbal
‘arsyil ‘azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A’udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih. Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba’daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi ‘annad-dainaa wa aghninaa minal faqri.

Artinya:
“Ya Allah, Rabb yang menguasai langit yang tujuh, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu. Rabb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Rabb yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah).
 Ya Allah, Engkau-lah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang lahir, tidak ada sesuatu di atasMu. Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan) hingga terlepas dari kefakiran.” (HR. Muslim no. 2713)

Imam Nawawi rahimahullah menyatakan bahwa maksud utang dalam hadits tersebut adalah kewajiban pada Allah Ta’ala dan kewajiban terhadap hamba seluruhnya, intinya mencakup segala macam kewajiban.” (Syarh Shahih Muslim, 17: 33).

Juga dalam hadits di atas diajarkan adab sebelum tidur yaitu berbaring pada sisi kanan.
Semoga bisa diamalkan dan Allah memudahkan segala urusan kita dan mengangkat kesulitan yang ada. Aamiin...