Makalah Budidaya Kelapa Genjah | Serba Serbi komplit

Makalah Budidaya Kelapa Genjah



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai.
Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena akan menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli ( oli bekas kendaraan atau oli tab ). Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan.
Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah perkembangan kelapa genjah?
2.      Bagaimana klasifikasi kelapa?
3.      Apakah jenis kelapa?
4.      Bagaimana teknik penanaman kelapa?
5.      Bagaimana pemupukan kelapa?
6.      Bagaimana pemasaran kelapa?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan dan Sejarah Kelapa di Indonesia
Sejak dahulu kala kelapa telah dikenal dikepulauan indonesia dan kepulauan dilautan pasifik. Wajarlah bila para ahli yang mengatakan bahwa asal mula tanaman kelapa dari daerah lautan pasifik (New Zealand), amerika selatan, atau indonesia, karena tanaman kelapa terutama tumbuh baik pada daerah katulistiwa dengan suhu sekitar 27oC. Sebelum indonesia merdeka (pada tahun 1940), maka produksi kelapa diluar pulau jawa mencapai 750.000 Ton, yang umumnya diolah menjadi kopra. Sedangkan produksi dari pulau jawa, sekitar 450.000 Ton kebanyakan di pergunakan untuk minyak kampung dan keperluan dapur (konsumsi segar). Apabila kegunaannya selain untuk minyak, dapat dipergunakan sebagai bahan pembuat sabun, lilin, ataupun untuk bahan ramuan obat obatan. Oleh karena itu, wajarlah bila saat ini banyak yang mencari bibit kelapa unggul terutama kelapa hibrida dari badan badan pembuat bibit, misalnya Lembaga Penelitian Industri.
Sebenarnya kelapa hibrida sebagai kelapa unggul sudah dikenal lama. Usaha pemulian tanaman kelapa di Indonesia melalui proses persilangan (Hibridisasi) mulai di rintis sejak tahun 1955. Lantaran usaha tersebut terbentur sarana dan keuangan maka kegiatannya terputus dan dilanjutkan kembali pada tahun 1973. Badan kerjasama yang menangani adalah FAO/UNDP dengan pemerintah indonesia.
Lembaga penelitian Tanaman industri mulai pada tahun 1974 melakukan survei plasma nutfah guna mendapatkan pohon induk dan bapak yang memenuhi persyaratan. Pemilihan pohon induk berdasarkan banyaknya produksi buah, ukuran, dan berat buah, tebal daging, kadar kopra, resistensi terhadap hama penyakit dan sifat Fenotip serta genotip yang lain. Survei dilakukan dijawa tengah, jawa barat, aceh sumut, lampung, sulawesi selatan dan kalimantan barat.



B.     Klasifikasi Kelapa
Kingdom: Plantae (Tumbuhan) 
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) 
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) 
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) 
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Arecidae 
Ordo: Arecales 
Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus: Cocos
Spesies: Cocos nucifera L.

C.    Jenis Atau Varietas Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk family palmae dibagi tiga: Kelapa dalam dengan varietas Viridia (kelapa hijau), Rubescens (kelapa merah), Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis) dan kelapa Genjah dengan varietas Eburnea (kelapa gading), Varietas regina (kelapa raja), Pumila (kelapa puyuh), Pretiosa (kelapa raja malabar), dan Kelapa hibrida.
1.      Varietas dalam
Varietas ini berbatang tinggi dan besar, tingginya mencapai 30 meter atau lebih. Kelapa dalam mulai berbuah agak lambat,yaitu antara 6-8 tahun setelah tanam dan umurnya dapat mencapai 100 tahun lebih.Adapun keunggulan dar varietas ini yaitu:
·         Produksi kopra lebih tiggi, yaitu sekitar 1 ton kopra/ha/tahun pada umur 10 tahun.
·         Produktivitas sekitar 90 butir/pohon/tahun.
·         Daging buah tebal dan keras dengan kadar minyak yang tinggi.
·         Lebih tahan terhadap hama dan penyakit.


2.      Varietas Hibrida
Kelapa varietas hibrida diperoleh dari hasil persilangan antara varietas genjah dengan varietas dalam.Hasil persilangan itu merupakan kombinasi sifat-sifat yang baik dari kedua jenis varietas asalnya.
Kelapa genjah mempunyai kelemahan antara lain:
·         Peka terhadap keadaan lingkungan yang kurang baik.
·         Berbuah lebat tetapi mudah dipengaruhi fluktuasi iklim.
·         Ukuran buah relatif kecil, kadar kopranya rendah yakni hanya sekitar 130 gram perbuah, dan kadar minyaknya 65 % dari bobot kering daging buah.
Sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh kelapa hibrida adalah:
·         Lebih cepat berbuah, sekitar 3-4 tahun setelah tanam.
·         Produk kopra tinggi, sekitar 6-7 ton /Ha/tahun pada umur 10 tahun.
·         Produktivitas sekitar 140 butir/ pohom/ tahun.
·         Daging tebal, keras dan kandungan minyaknya tinggi.
·         Produktivitas tandan buah sekitar 12 tandan dan berisi sekitar 10-20 butir buah kelapa, daging buahnya mempunyai ketebalan sekitar 1,5 centi meter.
D.    Teknik Penanaman
·         Penentuan Pola Tanam
Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.

·         Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam.

·         Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai berikut:
1)      Top soil dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam.Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bekas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama.
2)      Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang.

E.     Pemupukan 
Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapay memenuhi unsur hara yang dibutuhkan. Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret - April).
Adapun cara pemberian pupuk:
a.       Menyebar dalam lingkaran mengelilingi tanaman.
b.      Pupuk N, K, Mg diberikan bersamaan sedangkan pupuk P 2 minggu sebelumnya.
c.       Sebelumnya pupuk nitrogen diberikan, Tanah digemburkan untuk menghindari pencampuran dengan pupuk phosfat karena dapat merugikan. Pada tanaman belum menghasilkan disebarkan 30 cm dari pangkal batang sampai pinggir tajuk.
d.      Menutup dengan tanah daerah penyebaran pupuk. 

Dosis pupuk tanaman kelapa sesuai umur tanaman (gram/pohon).
a.       Saat tanam RP= 100 GRAM/POHON.
b.      Satu bulan setelah tanam: Urea = 100 gr/pohon, TSP = 100 gr/pohon, KCL = 100 gr/pohon, Kieserite = 10 gr/pohon.
c.       Tahun Pertama
·         Aplikasi 1: Urea = 200 gr/pohon, KCL = 300 gr/pohon, Kieserite 100 gr/pohon.
·         Aplikasi 2 : Urea = 200 gr/pohon,TSP = 259 gr/pohon, KCL = 300 gr/pohon, Kieserite = 100 gr/pohon, Borax 25 gr/pohon.
d.      Tahun Kedua
·         Aplikasi 1 : Urea = 350 gr/pohon, KCL = 450 gr/pohon, Kieserite 150 gr/pohon.
·         Aplikasi 2 : Urea = 350 gr/pohon, TSP = 600 gr/pohon, KCL = 450 gr/pohon, Kieserite = 150 gr/ pohon dan borax = 25 gr/pohon.
e.       Tahun Ketiga
·         Aplikasi 1 : Urea = 500 gr/pohon, KCL = 600 gr/pohon, Kieserite = 200 gg/pohon.
·         Aplikasi 2 : Urea = 500 gr/pohon, TSP = 800 gr/pohon, KCL = 600 gr/pohon dan Kieserite = 200 gr/pohon.
f.       Tahun Keempat
·         Aplikasi 1 : Urea = 500 gr/pohon,KCL = 600 gr/pohon, Kieserite = 200 gr/pohon.
·         Aplikasi 2 : Urea = 500 gr/pohon, Tsp = 800 gr/pohon, KCL = 600 gr/pohon dan Kieserite = 200 gr/pohon.

F.     PEMASARAN
Daging buah adalah komponen utama dari buah kelapa. Sedangkan sabut,Tempurung dan air buah merupakan hasil sampingan.Dengan produksi buah kelapa di Indonesia rata-rata 15,5 milyar butir/tahun,Kemudian bahan ikutan yang dapat diperoleh 3,75 ton air,0,75 ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut dan 3,3 juta ton debu sabut sebagai hasil samping.Kelayakan usaha pengolahan hasil samping buah kelapa sangat menjanjikan bila direncanakan dan dikelola dengan baik.
Bahkan produk hasil olahan kelapa yang baik digunakan untuk kepentingan ekspor. Produk-produk tradisional yang di ekspor diantaranya kopra (daging kelapa yang dikeringkan),Minyak kelapa (VCO),Kelapa awetan,Tepung kopra, Karbon aktif dan arang tempurung kelapa.Kemudian adapun produk-produk yang diperuntukan bagi pasaran lokal antara lain adalah kopra, VCO (Virgin Coconut Oil), Tuak kelapa,Kelapa kupas utuh, Kayu kelapa, Arang batok kelapa, Sabut kelapa, Sapu, Ukiran kelapa dan kerajinan lainnya.Sedangkan produk makanan berbasis kelapa seperti selai kelapa, Nata De Coco,dan Jus kelapa yang apabila semuanya itu dipasarkan akan mempunyai nilai tambah dan harga jual yang tinggi.Kemudian sangat menjanjikan sekali apabila di usahakan secara besar-besaran untuk aspek kedepannya.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai.
Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena akan menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli ( oli bekas kendaraan atau oli tab ). Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan.

B.     Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Setyamidjaja, D. 1986. Bertanam Kelapa Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.

Tenda, Elsje T. 2004. Perakitan Kelapa Hibrida Intervarietas dan Pengembangannyadi Indonesia. Manado:Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain.

Yunizar,Ir. Ms. 2006. Kajian Perbenihan. Semarang: Balai Pengkajian Teknologi Riau. 


Tolong kerja samanya dengan berkomentar menggunakan bahasa yang sopan, baik, dan bijak