May 2018 | Serba Serbi komplit

Makalah Pengantar Metodologi Penelitian

No comments:
BAB I
PENDAHULUAN



A.     Latar Belakang Penulisan

Latar belakang pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas dari mata kuliah pengantar metodologi penelitian. Dimana dalam mata kuliah ini mahasiswa diajarkan untuk melakukan penelitian. Dan di semester ini materi yang disajikan berupa pengantar karena sebagai pendatang baru dalam dunia pendidikan tinggi mahasiswa perlu diberikan pengenalan berupa pengantar sebelum menginjak ke materi metodologi penelitian yang lebih kompleks.

Judul dari makalah ini adalah “Jenis-jenis Penelitian” maka yang akan diulas dalam makalah ini adalah jenis dari penelitian. Karena mata kulah ini pengantar metodologi pendidikan maka makalah ini merupakan pengenalan. Disini akan dijelaskan jenis-jenis penelitian yang sudah terpampang dalam slide power point yang sudah dibuat oleh kelompok ini. Mahasiswa sebagai peneliti perlu untuk mengetahui apa saja jenis penelitian.

B.      Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menjelaskan  kepada rekan-rekan mahasiswa tentang jenis-jenis penelitian yang ada. Mulai dari penelitian dasar dan penelitian terapan hingga membandingkan penelitian ilmu sosial dengan ilmu alam.  

Namun tujuan utamanya adalah menambah pengetahuan bagi mahasiswa dan memperluas wawasan tentang penelitian.




BAB II
PEMBAHASAN



A.     Jenis Penelitian

Secara umum, penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu;

1.      Penelitian Dasar (Basic Research)

Penelitian dasar adalah penelitian terhadap sesuatu karena adanya perhatian dan keingintahuan pada hasil suatu aktivitas. Penelitian ini dikerjakan tanpa harus memikirkan ujung praktis.

Penelitian dasar juga disebut sebagai penelitian murni. Penelitian murni tidak dibayang-bayangi oleh pertimbangan penggunaan dari penemuan tersebut untuk khalayak umum. Perhatian utama dari penelitian ini adalah kesinambungan dan integritas dari ilmu dan filosofi. Penelitian murni tidak memikirkan ada tidaknya hubungan dengan kejadian-kejadian yang diperlukan masyarakat. Jalan pikiran peneliti bisa ke aman saja tanpa memikirkan sudut apa dan arah apa yang dituju dalam penelitian ini.

Hasil dari penelitian dasar dalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk memecahkan maslah-masalah praktis walaupun tidak memberikan jawaban menyeluruh bagi setiap masalah. Penelitian dasar memecahkan masalah tanpa mempertimbangkan kehendak sosial atau ekonomi ataupun masyarakat.

2.      Penelitian Terapan (Applied Research)

Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah. Hasil penelitian ini bukan penemuan baru tapi aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Peneliti terapan akan merincikan penemuan penelitian dasar untuk keperluan praktis dalam bidang-bidang tertentu. Setiap ilmuwan yang mengerjakan penelitian terapan memiliki keinginan agar hasil penelitiannya dapat digunakan dalam masyarakat.

Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan kehendak masyarakat juga untuk memperbaiki praktik-praktik yang sudah ada. Hasil penelitian harus segera diumumkan agar tidak kadaluwarsa.

Menurut Nasir penelitian terapan dapat dilakukan dengan lima langkah. Kelima langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1)      Suatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur, dan diperiksa kelemahannya.

2)      Satu dari kelemahan-kelemahan yang diperoleh dipilih untuk penelitian.

3)      Kelemahan yang dipilih dipecahkan dalam laboratorium.

4)      Setelah kelemahan dipecahkan kemudian dilakukan modifikasi sehingga penyelesaian dapat dilakukan untuk diterapkan.

5)      Pemecahannya dipertahankan dan ditempatkan dalam satu kesatuan sehingga ia menjadi bagian permanen dari satu sistem.

Perbedaan penelitian dasar dan terapan dari segi penerapannya adalah penelitian dasar digunakan dalam jangka yang panjang. Sementara penelitian terapan penerapannya harus segera digunakan agar tidak kadaluwarsa.

B.      Penelitian Ilmu Sosial vs Ilmu Alam

Ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu-ilmu alam merupakan suatu pengetahuan yang bersifat umum.

Ilmu sosial adalah suatu proses yang terus-menerus mengadakan analisis dan memberikan interpretasi secara kritis terhadap fenomena sosial yang mempunyai hubungan. Ilmu sosial seperti halnya ilmu alam selalu dimulai dari satu premis bahwa semua gejala maupun keadaan dapat dipecahkan dan diterangkan walaupun sangat sulit. Ilmu sosial memiliki kerumitan pada interelasi antara fenomena dalam ilmu sosial itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa peneliti harus mempunyai keterampilan yang khas dan harus didukung oleh kerangka analitis dan teoritis yang agak berbeda dalam menganalisis sebab-musabab dibandingkan penelitian ilmu alam.

Pembeda dalam ilmu sosial dan ilmu alam bukan saja karena fenomena-fenomena yang ditangani ilmu sosial lebih kompleks dengan data non-eksak dan tidak dapat dikontrol, tetapi permasalahan dalam ilmu sosial lebih banyak karena orientasinya lebih luas daripada ilmu alam. Peneliti dalam ilmu alam merupakan pengamat yang imparsial di luar alam, meneliti proses alam dan mencoba menyempitkan prises tersebut ke dalam hubungan umum yang sederhana. Sebaliknya, peneliti ilmu sosial tidak dapat menjadikan dirinya sebagai pengamat yang imparsial. Peneliti ilmu sosial tidak dapat meneliti dan memperoleh pandangan tentang proses sosial itu sendiri. Perhatiannya atau penilaiannya tertuju pada pada tujuan akhir yang harus selalu berada di dalam proses sosial itu sendiri. Tujuan serta hasil penelitian akan digunakan untuk melayani keperluan masyarakat itu sendiri yang menjurus kepada modifikasi dari pengaturan-pengaturan sosial yang telah ada.

Fenomena-fenomena yang dihadapi ilmu sosial relatif lebih kompleks jika dibandingkan dengan fenomena yang dihadapi oleh ilmu alam. Perubahan yang terjadi pada obyek secara relatif dapat mengubah diri peneliti sendiri dalam waktu cepat, sedangkan perubahan-perubahan ini tidak punya pengaturan yang lebih nyata. Walaupun fenomena-fenomena ilmu alam lebih kompleks dan sulit diteliti, tetapi ilmu alam telah memiliki alat-alat yang ampuh dan metode yang telah teruji dalam memecahkan masalah dengan membagi fenomena menjadi bagian-bagian yang wajar untuk dipecahkan satu per satu.

Ilmu alam mempunyai umur lebih tua dibandingkan dengan ilmu sosial sehingga pengalaman peneliti ilmu alam sudah lebih mantap dan cukup trampil. Dengan kelahiran lebih awal, ilmu alam mempuyai unit pengukur yang lebih sempurna dibandingkan dengan unit pengukur dalam penelitian ilmu sosial. Metode kuantitatif telah lazim penggunaannya dalam ilmu alam.

Masalah lain yang dihadapi penelitian ilmu-ilmu sosial ialah ketidak-mungkinan melakukan eksperimentasi yang jelas terhadap fenomena-fenomena sosial. Penelitian ilmu sosial tidak memungkinkan melakukan percobaan dengan replikasi serta kontrol yang cukup terjamin ketepatannya. Dalam penelitian ilmu-ilmu alam variabel-variabel serta fenomena-fenomena dapat diatur dalam bentuk percobaan dan dapat dibandingkan dengan variabel kontrol secara akurat. Dengan adanya kontrol ini, efek-efek dengan perlakuan berlainan dapat ditentukan dengan presisi yang sangat tepat. Sementara itu, pengelompokkan dari fenomena sosial dalam perlakuan dan kontrol secara umum tidak dapat dilakukan kecuali untuk sebagian kecil cabang penelitian saja.

Kurangnya kemampuan prediksi dalam membuat ramalan terhadap masalah-masalah sosial merupakan kesulitan lain yang dihadapi oleh peneliti-peneliti ilmu sosial. setiap prediksi selalu terbentur dengan inferensi dari obyek-obyek penelitian sendiri sehingga memungkinkan terjadinya salah prediksi lebih besar. Prediksi dalam ilmu sosial lebih lanjut tidak setepat prediksi dalam ilmu alam.

Informasi yang diperoleh oleh peneliti ilmu sosial banyak disandarkan kepada daya ingat atau memori dari obyek dalam mencari fakta. Disebabkan faktor maka timbul lagi permasalahan dalam penelitian ilmu sosial tentang bagaimana cara mengurangi bias dari informasi yang diterima. Hal ini merupakan tambahan kerja yang membutuhkan kecermatan dari peneliti ilmu sosial yang jarang ditemui oleh peneliti di bidang ilmu alam.



 BAB III
PENUTUP



A.     Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penelitian secara umum terdiri atas dua penelitian yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian dasar menekankan pada hasil berupa ilmu pengetahuan dan orientasinya yang tidak mempertimbangkan masyarakat di dalamnya. Penelitian terapan adalah penelitian yang hasilnya berupa aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada dan mempertimbangkan masyarakat di dalamnya.

Perbandingan penelitian ilmu alam dan penelitian ilmu sosial. Jika ilmu alam berumur lebih tua dan memiliki alat-alat serta metode yang teruji untuk memecahkan masalah sesulit dan sekompleks apapun itu. Penelitian ilmu alam menggunakan metode kuantitatif dan prediksinya cenderung lebih akurat. Dalam ilmu alam, peneliti sebagai pengamat yang imparsial. Sementara itu ilmu sosial memiliki variabel yang lebih kompleks dan sulit jika diukur dengan metode kuantitatif. Peneliti dalam ilmu sosial tidak bisa menjadi pengamat yang imparsial, dia harus berada di dalam obyek yang membuat proses dan fenomena sosial itu sendiri. Peneliti ilmu sosial susah mengadakan percobaan-percobaan dalam kerjanya sehingga pengelompokan-pengelompokan dengan perlakuan dan kontrol tidak mungkin dilakukan secara akurat.

B.      Daftar Pustaka

Rohmad, Zaini. 2010. Pengantar Metodologi Penelitian. Surakarta; Islam Batik University Pers.

Perempuan, sumber daya ekonomi Dan modal sosial

No comments:

PENDAHULUAN

 
Dalam tulisan ini kami selaku penulis akan mencoba melihat bagaimana eksistensi perempuan dalam mencoba memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya di zaman yang serba ‘susah’. Dalam mencoba memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya itu para kaum perempuan ini melakukan berbagai aktivitas yang bergerak disektor informal yang nantinya dari hasil kegiatan atau aktivitas tersebut para perempuan ini dapat sedikit membantu keuangan keluarga mereka. Kaum perempuan yang dimaksudkan disini adalah kaum perempuan yang berasal dari kelompok menengah ke bawah.

Isu perempuan, sumber daya ekonomi, dan modal sosial adalah isu yang penting untuk dapat memotret bagaimana perempuan-perempuan tersebut dapat mengatasi kesulitan finansial keluarga mereka dengan cara aktivitas-aktivitas tersebut dengan membangun jejaring sosial di lingkungan tempat tinggal mereka. Dan dengan hal ini dapat juga diketahui bagaimana peran penting perempuan dari kelompok miskin perkotaan dalam membangun strategi bertahan, mengingat selama ini perempuan hampir selalu dikaitkan dengan peran domestik sebagai isteri dan ibu yang hanya bertugas mengelola rumah tangga. Perempuan bergerak aktif mengatasi keterbatasan ekonomi keluarga mereka dengan membangun modal sosial dengan sesama perempuan dari kalangan di sekitar tempat tinggal mereka yang tujuannya dapat menggalang dana kolektif untuk dapat mencukupi keuangan keluarga mereka.


PEMBAHASAN


Perempuan dan Sumber Daya Ekonomi

Sumber daya ekonomi yang dimaksud penulis disini adalah suatu cara yang dilakukan oleh perempuan tersebut untuk dapat mencukupi kebutuhan finansial keluarganya tadi. Mereka –perempuan tersebut - melakukan berbagai aktivitas yang nantinya selain dapat memenuhi keuangan keluarga mereka, juga dari kegiatan atau aktivitas tersebut dapat membangun jejaring sosial yang terwujud dalam bentuk yang konkrit seperti adanya arisan, koperasi dan warung.

  • Arisan
Jika mendengar kata yang satu ini sudah pasti pikiran lain yang muncul selanjutnya adalah ibu-ibu ataupun kaum perempuan. Perempuan memang identik dengan yang namanya arisan, maka tak heranlah jika arisan ini dijadikan sebagai wadah oleh para perempuan untuk membangun jejaring sosial mereka sesama perempuan dan dengan adanya arisan ini para kaum ibu dapat sedikit terbantu finansial keluarganya. Arisan pada dasarnya menerapkan prinsip yang sama, yakni kegiatan pengumpulan, pengundian, pembagian uang dalam jumlah tertentu dalam waktu tertentu kepada anggota kelompok tertentu.

Di Indonesia, fenomena arisan sering kita lihat baik di perkotaan maupun di pedasaan. Ada perbedaan mendasar antara arisan yang dilaksanakan di perkotaan dengan di pedasaan. Di perkotaan arisan biasanya dilakukan oleh perempuan-perempuan dari kalangan sosial ekonomi menengah ke atas, dimana fungsi sosial dari arisan itu sebagai media sosialisasi sesame perempuan dari kelas sosial ekonomi menengah keatas. Jika arisan yang dilakukan oleh perempuan yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah, arisan lebih berfungsi sebagai media untuk mengakses sejumlah dana kolektif.

Ada beberapa jenis arisan yang ada di masyarakat seperti yang tertulis dalam makalah ini, seperti arisan RT/RW/PKK dan arisan lebaran. Arisan RT/RW/PKK biasanya dilaksanakan setiap bulan secara bergilir di rumah salah satu anggotanya. Iuran yang ditetapkan oleh setiap arisan pun berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan dan kemufakatan masing-masing anggota sesuai dengan kemampuan financial tiap-tiap anggotanya. Arisan ini dapat berfungsi sebagai media silahturahmi para perempuan dan dapat juga sebagai sebuah media untuk menginformasikan berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti Pekan Imunisasi Nasional (PIN) ataupun mengenai Keluarga Berencana (KB). Lain halnya dengan arisan lebaran yang juga dapat diistilahkan dengan tabungan lebaran. Mengapa dinamakan demikian ? dalam arisan lebaran kegiatan yang dilakukan murni kegiatan menabung saja. Ini dikarenakan pada saat menjelang lebaran (hari raya) biasanya ada kebutuhan yang ‘lebih’ untuk menyambut lebaran, seperti baju-baju baru dan segala macam perabotan baru dan makanan yang tidak seperti biasanya.

Arisan lebaran ini biasanya dimulai satu minggu setelah lebaran dan berakhir satu minggu sebelum lebaran tahun berikutnya. Tidak ada proses pengundian disini seperti arisan RT/RW/PKK, yang ada hanya pada awal periode sejumlah pengurus berkumpul untuk menentukan berapa uang yang harus ditabung setiap bulannya sesuai dengan kemampuan anggota dan hasil apa yang akan diperoleh oleh peserta pada hari akhir arisan itu terselenggara. Ada pilihan paket yang ditawarkan untuk para perempuan yang mengikuti arisan ini pada setiap akhir periodenya, yaitu ‘paket ibu’ atau ‘paket anak’. ‘Paket ibu’ adalah paket yang berisi sejumlah bahan-bahan pokok masakan seperti daging sapi, ayam, tepung terigu, gula, telur dsb. Sedangkan paket anak berisi berbagai makanan ringan, kue dan permen-permen.

Para perempuan ini (baca : para ibu) mengetahui betul manfaat dari diadakannya arisan lebaran ini. Mereka tahu bahwa jika hanya mengandalkan penghasilan suaminya saja maka mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka apalagi menjelang lebaran, karena biasanya menjelang lebaran harga barang-barang makanan pasti akan melonjak naik diakibatkan banyaknya permintaan pasar akan barang-barang tersebut. Beranjak dari hal inilah maka ibu-ibu tersebut mengadakan arisan lebaran dan mengorganisasikan diri mereka dengan cara menabung bersama-sama dengan ibu-ibu lain disekitar tempat tinggalnya untuk dapat mencukupi kebutuhan keluarga.
 
  • Koperasi
Selain dengan melakukan arisan, ibu-ibu ini juga melaksanakan koperasi yang dilakukan secara bersama. Koperasi yang dijalankan oleh para ibu/perempuan ini juga menggunakan prinsip yang sama yaitu koperasi ini bertujuan untuk tempat menabung dan simpan pinjam. Untuk menjadi anggota dari koperasi ini harus memnuhi syarat yaitu dengan membayar simpanan pokok dan simpanan wajib serta simpanan sukarela. Melalui koperasi, perempuan dapat berkiprah  tanpa harus  banyak terhambat oleh ideologi patriaki yang kurang menguntungkan mereka, sebab, dalam  koperasi tidak mengenal diskriminasi  gender, sosial, politik, ekonomi, adat, budaya, hukum dan agama.
Langkah awal pengembangan koperasi dapat ditempuh dengan memfasilitasi perempuan miskin di satu wilayah untuk berkelompok dan mengembangkan kegiatan simpan pinjam (Credit Union). CREDIT UNION (CU) terdiri dari dua kata, Credo yang berarti Percaya dan Unionyang berarti perhimpunan. Secara harfiah dapat diartikan perkumpulan kepercayaan. Dalam bahasa Indonesia, dapat dikatakan sebagai “Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP)” yaitu sekumpulan orang yang saling percaya dan sepakat untuk bersama-sama menabungkan uangnya di dalam kelompok. Kemudian uang itu dipinjamkan diantara mereka sendiri untuk maksud produktif dan tujuan meningkatkan kesejahteraan. 
 Budaya kebersamaan yang berbangun melalui kelompok arisan merupakan modal sosial bagi perempuan untuk mengembangkan kegiatan ini. Setiap kelompok secara bersama-bersama menyepakati berapa jumlah simpanan-simpanan yang harus mereka lakukan, bagaimana caranya,dll. Dalam hal ini, prinsip dasar yang harus ditekankan adalah, harus diawali dengan menyimpan, bukan meminjam. Aspek ini penting, paling tidak untuk mengubah mental membelanjakan menjadi menabung, ketergantungan menjadi mandiri, serta membangun rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keuangan kelompoknya. Setiap akhir tahun mereka akan melakukan rapat tahunan dan membagikan hasil usaha simpan pinjam atau koperasi.


  • Warung
Membuka warung juga merupakan salah satu kegiatan yang ibu-ibu lakukan untuk mencukupi keuangan keluarga. Jenis barang dagangan yang dijual pun biasanya barang kebutuhan sehari-hari yang bisa dipakai oleh si pemilik warung. Warung dapat membuka akses kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk mempermudah apa yang mereka inginkan dengan harga yang terjangkau, dan mereka bisa membeli dalam jumlah yang sangat kecil, serta dapat membeli secara kredit. Inilah yang tidak didapat dengan berbelanja disupermarket, toko maupun minimarket.

Perempuan dan Modal Sosial
            Konsep “modal sosial” secara sederhana dapat didefinisikan sebagai relasi antar-individu yang membentuk sebuah jejaring yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan bersama. Jejaring ini menjadi basis material yang dapat diakumulasi oleh individu yang terlibat di dalamnya untuk mengembangkan potensi masing-masing. (http://wri.or.id/?q=id/penelitian%20politik%20dan%20perempuan/Modal%20Sosial.htm)
            Dalam tulisan ini para perempuan (para ibu) mengorganisasikan diri mereka kedalam arisan, koperasi, dan membuka warung yang dapat dijelaskan dalam kerangka teori modal sosial. Perempuan-perempuan ini mampu memobilisasi uang arisan atau uang koperasi (capital) dengan memanfaatkan jaringan sosial dengan rasa saling percaya (trust) diantara mereka.
            Keterlibatan perempuan dalam modal sosial seperti arisan, koperasi maupun membuka warung adalah karena adanya tanggung jawab domestik yang dipikul oleh seorang perempuan (seorang ibu) dalam mensejahterakan keluarganya. Kemampuan membanguan modal sosial melalui arisan, koperasi dan warung hanya dapat dilakukan oleh perempuan yang termasuk kategori “tidak terlalu miskin” yang mampu menyisihkan sejumlah uang untuk membayar iuran atau simpanan di koperasi dan membeli barang untuk dagangan diwarungnya.

 PENUTUP

Kemiskinan yang membelenggu perempuan salah satu penyebabnya adalah tersumbatnya akses terhadap sumberdaya keuangan. Hal inilah yang membuat perempuan mencari cara agar hal tersebut teratasi. Cara yang dipilih oleh para perempuan ini beragam, misalnya dengan mengikuti arisan, koperasi ataupun membuka warung di teras depan rumahnya. Kegiatan ini dilakukan oleh perempuan untuk dapat mencukupi kehidupan rumah tangganya agar dapat tercipta kesejahteraan dalam keluarganya.
            Dengan melakukan ketiga kegiatan diatas, perempuan mampu menciptakan jaringan sosial dengan sesamanya dan sedikit banyak dapat membantu keuangan keluarganya. Hal seperti ini termasuk pemberdayaan perempuan melalui pengembangan lembaga keuangan mikro. Pengembangan lembaga keuangan mikro ini memiliki tiga manfaat yaitu :
  1. Pemberdayaan ekonomi.
Akses perempuan terhadap sumber permodalan baik dalam bentuk tabungan maupun pinjaman, memberikan peluang lebih besar bagi mereka untuk turut mengkontrol  proses pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya keluarga.
  1. Peningkatan kesejahteraan.
Adanya akses perempuan terhadap fasilitas kredit dan tabungan, memungkinkan perempuan untuk meningkatan kesejahteraan diri sendiri, anak-anak sekaligus suami.
  1. Peningkatan aktifitas ekonomi dan penghasilan perempuan akan meningkatkan ketrampilan, akses terhadap pengetahuan dan jaringan pendukung.

Makalah Obesitas Pada Balita

No comments:

1. Pengertian Obesitas
           
            Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Kita tahu bahwa setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh, yang gunanya untukmenyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria.
Obesitas pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di masyarakat kita dewasa ini. Di Amerika, obesitas pada anakdikatakan telah meningkat sebesar 3 kali lipat selama 30 tahun terakhir. Sedangkan di Indonesia sendiri masalah ini juga meningkat tajam sebesar 2 kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir. Sayangnya, walaupun masalah ini sudah dapat dikatakan berada pada taraf yang mengkhawatirkan, baik pemerintah, masyarakat maupun para orang tua masih belum memahami bahaya dari kondisi ini pada si anak. Sebagian besar dari mereka tidak atau belum mengerti bahwa Obesitas Pada Anak dapat membawa dampak yang sangat serius bagi si penderitanya.
Pada saat mereka masih bayi, gemuk akan membuatnya tampak lucu. Akan tetapi, apabila menginjak usia prasekolah (4-6 tahun) status gizi anak masih obesitas, maka hal ini perlu menjadi perhatian khusus orang tua. Apabila hal ini tidak teratasi, berat badan berlebih (bahkan obesitas) akan berlanjut sampai anak beranjak remaja dan dewasa. Konsekuensi kelebihan berat badan pada anak juga menyangkut kesulitan-kesulitan dalam psikososial, seperti: diskrikminasi dari teman-teman, self-image negatif, depresi, dan penurunan sosialisasi.Menurut Freedman et al (1999), bukti-bukti saat ini menunjukkan bahwa banyak anak-anak overweight memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler, seperti: hyperlipidemia, hipertensi, atau hyperinsulinemia.
Karena terlalu gemuk, proses perkembangan bayi bisa terlambat, misalnya terlambat untuk duduk dan berjalan, dibandingkan dengan bayi yang beratnya normal. Kaki bayi yang kelewat gemuk tidak mampu menahan berat badannya. Selain itu, kegemukan diperkirakan dapat menimbulkan penyakit pernapasan dan umumnya kegemukan ini akan dibawa sampai dewasa jika sejak dini cara pencegahannya tidak diupayakan.
            Ada banyak cara untuk mencegah kegemukan berlanjut. Salah satunya, aturlah pola makan yang seimbang sejak dia mengenal aneka ragam makanan. Sebagai contoh, utamakan makanan berbahan segar yang cukup protein, karbohidrat, sayuran dan buah. Pola makan berlebihan yang diterapkan sejak bayi tentunya akan meningkat sesuai bertambahnya usia. Oleh karena itu, sejak dini diterapkan pola makan seimbang. Jika pola ini dilaksanakan, berat badan bayi relatif normal dan sehat. Dengan demikian, anak juga akan terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh obesitas.
2. Segitiga Epidemiologi Penyakit Obesitas Pada Balita
1.      Host
            Host ialah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Dalam hal ini, yang berperan sebagai faktor pejamu dalam timbulnya serta perjalanan penyakit obesitas yang timbul dipengaruhi oleh banyak faktor di dalamnya, antara lain yaitu:
1.      Faktor genetik.
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

2.      Umur
Obesitas dapat terjadi pada seluruh golongan umur, baik pada anak-anak sampai pada orang dewasa Obesitas dapat terjadi pada balita ketika dalam tubuhnya terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, dimana konsumsi kalori (energy intake) terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi (energy expenditure). Dalam hal ini asupan energi yang berlebihan tanpa diimbangi aktivitas fisik rata-rata per hari yang seimbang maka akan mempermudah terjadinya kegemukan atau obesitas pada seorang balita.

3. Kurangnya aktivitas fisik
Masa anak-anak identik dengan masa bermain. Dulu, permainan anak umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan anak berlari, melompat atau gerakan lainnya. Tetapi, hal itu telah tergantikan dengan game elektronik, komputer, Internet, atau televisi yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus bergerak. Hal inilah yang menyebabkan anak kurang melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan berat badan.

4.  Terlalu cepat memberi makanan padat saat bayi (Perlu diperhatikan buat ibu-ibu yang punya
balita)
Jika memberi makanan terlalu banyak kepada anak, baik itu ASI atau susu formula ataupun makanan padat, itu akan mengakibatkan terlalu banyak kalori yang diterima anak, dan mereka akan belajar makan terlalu banyak.
Bayi yang minum susu formula, bukan ASI, berisiko mengalami obesitas jika memulai makanan padat terlalu cepat.

5. Kebiasaan Makan yang Buruk

Anak yang tidak atau kurang suka mengkonsumsi buah, sayur dan biji-bijian (grains) dan lebih memilih fast food, minuman manis maupun makanan kemasan, memiliki kecenderungan untuk memiliki berat berlebih karena makanan tersebut merupakan makanan yang tinggi lemak dan kalori tetapi memiliki nilai gizi yang rendah.

6.  Tidak Aktif Secara Fisik

Teknologi modern banyak memaksa anak-anak untuk lebih banyak duduk diam menghabiskan waktu mereka di depan layar komputer maupun televisi sehingga mereka tidak banyak bergerak. Jika konsumsi kalori dan lemak mereka berlebih, padahal tubuh tidak membakarnya, maka obesitas pada anak akan terjadi pada mereka.
7. Faktor perkembangan.
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.

2.   Agent
            Agent merupakan suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Substansi dan elemen yang terkandung dalam agent dari penyakit obesitas yang diderita oleh seorang balita merupakan golongan nutrien.
            Faktor nutrisi yang merupakan penyebab obesitas pada balita dalam hal ini apabila konsumsi makanan yang diberikan melebihi yang dibutuhkan tubuh, sehingga akan terjadi kelebihan energi yang kemudian akan disimpan sebagai cadangan energi, dimana cadangan energi secara berkesinambungan ditimbun setiap hari yang akhirnya akan menimbulkan kegemukan
            Selain faktor keturunan, faktor yang paling berperan sebagai penyebab obesitas pada anak adalah pola makan, aktivitas fisik dan pola istirahat yang diterapkan pada si Kecil.
Banyak anak mengalami obesitas karena pola makan dengan porsi yang berlebihan dan pilihan makanan yang terlalu banyak karbohidrat serta lemak, seperti:
  • Permen dan coklat.
  • Minuman yang mengandung banyak gula.
  • Makanan cepat saji (junk food).
  • Kue-kue yang mengandung banyak gula dan coklat.
  • Keju dan kacang-kacangan, dll.
·         Makanan cepat saji (fast food)
1.      Makanan cepat saji
Sekarang ini banyak sekali kita jumpai makanan cepat saji dalam kehidupan sehari-hari. Ini juga dipicu oleh gencarnya iklan mereka yang sangat menarik bagi anak-anak, dan juga ditambah hadiah mainan yang mereka tawarkan untuk paket anak-anak.

2.      Minuman ringan (soft drink)
Sama seperti makanan cepat saji, minuman ringan (soft drink) terbukti memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman ini. Rasa yang nikmat dan menyegarkan menjadikan anak-anak sangat menggemari minuman ini.
3.      pemberian antibiotik.
Tidak bisa sembarangan memberi antibiotik pada bayi yang ternyata memiliki efek samping. Sebuah penelitian menemukan, memberi antibiotik pada bayi yang berumur di bawah 6 bulan dapat membuat membuat mereka menjadi anak gemuk.
Leonardo Trasande dari New York University School of Medicine mengatakan hal ini terjadi karena mikroba dalam usus mati karena antibiotik. "Mikroba dalam usus mungkin berperan dalam penyerapan kalori. Paparan antibiotik, terutama di awal kehidupan, dapat membunuh bakteri yang mempengaruhi penyerapan nutrisi dalam tubuh kita," katanya. Jan Blustein yang juga berasal dari New York University menyebutkan penelitian ini berangkat dari keingintahuan mereka tentang pengaruh antibiotik terhadap berat badan manusia, khususnya pada anak-anak. Pasalnya, bagi hewan antibiotik juga dapat menggemukkan. "Dalam beberapa tahun terakhir, petani tahu bahwa antibiotik dapat memacu berat sapi untuk dijual ke pasar," ujar dia.
Para peneliti kemudian mengevaluasi penggunaan antibiotik pada 11.532 bayi yang lahir di daerah Avon Inggris pada 1991 dan 1992. Hasilnya, mereka menemukan 22 persen anak-anak yang mengkonsumsi antibiotik lebih gemuk dibandingkan yang lain. Sedangkan anak-anak yang menggunakan antibiotik pada usia enam hingga 14 bulan tak mengalami peningkatan massa tubuh dibanding saat masih kecil.
Adapun anak-anak yang mengkonsumsi antibiotik pada usia 15 hingga 23 bulan memiliki indeks massa tubuh sedikit lebih tinggi pada usia tujuh tahun, namun tak ada pertumbuhan signifikan yang memungkinkan mereka untuk menjadi gemuk atau obesitas.
4.       Faktor kesehatan.
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
          o Hipotiroidisme
          o Sindroma Cushing
          o Sindroma Prader-Willi
          o Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.

5.  Obat-obatan.
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan.
3.   Lingkungan
            Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
3. Cara Mendeteksi Anak Obesitas
Secara singkat, BB lebih dapat dilihat dengan memperhatikan KMS anak Anda. Apabila di atas garis hijau, maka kemungkinan anak Anda memiliki berat badan berlebih. Dari WHO-NCHS, tidak ada klasifikasi overweight atau obesitas. Sehingga, indikator ini sulit dilihat secara objektif. Cara yang lain adalah dengan melihat grafik IMT (BMI, Body Mass Index) khusus anak di atas 2 tahun pada grafik di bawah ini:
4. Cara Mengatasi Anak Obesitas
Anak yang obesitas, terutama apabila pembentukan jaringan lemaknya (the adiposity rebound) terjadi sebelum periode usia 5-7 tahun, memiliki kecenderungan berat badan berlebih saat tumbuh dewasa. Sama seperti orang dewasa, kelebihan berat badan anak terjadi karena ketidak seimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar; terlalu banyak makan, atau terlalu sedikit beraktivitas, atau pun keduanya. Akan tetapi, berbeda dengan orang dewasa, berat badan anak pada kasus obesitas tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan sekaligus menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Laju pertumbuhan berat badan sebaiknya dihentikan atau diperlambat sampai proporsi berat terhadap tinggi badan mencapai normal. Perlambatan ini dapat dicapai dengan cara mengurangi makan sambil memperbanyak olahraga.
Kepada anak yang rakus makan dan terlanjur gemuk, bukan berarti dunia sudah kiamat. Kuncinya ada pada keluarga. Ada banyak cara untuk mengendalikan kegemukannya.
  1. Berilah susunan makanan yang sehat secara seimbang, awasi kebiasaan makannya, jangan berikan makanan yang kandungan lemaknya tinggi seperti gorengan. Pilihlah daging yang tidak berlemak, misalnya sebelum dimasak dan disajikan; Buanglah lemak (visible fat) dan kulit pada daging ayam.
  2. Berikan banyak sayuran dan buah setiap makan. Jangan banyak diberikan masakan yang memakai banyak lemak (misalnya bersantan kental).
  3. Upayakan banyak kesempatan beraktivitas fisik, terutama kegiatan di luar ruangan (outdoor) seperti lari, berenang, atau bermain bersama teman, bermain bola, dan lain-lain. Kurangi jam untuk menonton TV. Jangan berikan banyak makanan dan minuman manis, karena ini adalah sumber kalori yang dapat meningkatkan berat badan.
  4. Seandainya upaya di atas tidak berhasil, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi bagaimana solusinya yang terbaik. Hindari pemakaian pil penurun berat badan karena ini berbahaya.
Cara lain mengatasi obesitas pada anak adalah:
1. Perhatikan makanan yang akan diberikan kepada anak.
Ini sepertinya semua orang tua sudah melaksanakannya. Kalau belum ya, segeralah diperhatikan makanan/asupan yang diberikan kepada anak-anak.
2. Beri
bekal ke sekolah dan biasakan sarapan.
3. Perbaiki cara/tehnik mengolah masakan (buat ibu-ibu nih)
4. Buatlah aturan makan
Waktu atau jam-jam makan, buatlah secara teratur.
5. Lakukan
kegiatan yang memerlukan gerakan fisik
6. Batasi jumlah
jam anak2 saat main game, dll.
7. Untuk batita atau balita, buatlah si kecil tidur dengan lelap.
Penelitian menunjukkan, anak kecil yang tidur dengan lelap dapat mencegah obesitas.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Centers for Disease Control and Prevention. 2000. 2000 CDC growth charts for the United States: methods and development. Washington: Departement of Health and Human Services.
Freedman DS et al. 2001. Relationship of Childhood Obesity to Coronary Heart Disease Risk Factors in Adulthood: The Bogalusa Heart Study.Pediatrics 108:712.
Mahan, Kathleen dan Escott-stump. 2000. Krause’s Food, Nutrition, and Diet Therapy 11th Edition. NY: Saunders.
Soekirman, Susana H., Giarno, M.H., Lestari, Y. 2006. Hidup Sehat, Gizi Seimbang dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Gramedia.
Supariasa, I. N., Bakri, B., Hajar, I. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Makalah Islam Dan Kepedulian Sosial

No comments:

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kepedulian sosial merupakan tema penting dari sekian banyak tema-tema dalam al-Qur'an.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman:
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS:Al Baqarah: 177)
Jadi disini jelas segala perbuatan ibadah apapun itu yang disebut sebagai kebajikan atau amal shaleh juga harus diikuti dengan penghayatan dan perasaan saling mengasihi sesama manusia, peduli pada orang lain itulah yang disebut kebajikan, dan orang yang berbuat demikian adalah orang yang bertaqwa.
Allah mengecam orang-orang yang menumpuk-numpuk harta hanya untuk mengejar simbol, meraih kekuasaan dan kesenangan hidup didunia saja tanpa peduli dengan kesusahan sesama, dan kepedulian sosial. Dan Allah swt mengancam orang yang berbuat demikian dengan neraka jahim.
A.    Rumusan Masalah

Dari Latar belakang tersebut, maka perlu kiranya penulis untuk menjelaskan secara rinci mengenai Kepedulian Islam dalam Islam.

B.     Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Aspek-aspek Islam dalam hal memaknai kepedulian sosial terhadap sesama.

BAB II
PEMBAHASAN

Konsep kepedulian sosial dalam Islam sungguh cukup jelas dan tegas . Bila diperhatikan dengan seksama, dengan sangat mudah ditemui bahwa masalah kepedulian sosial dalam Islam terdapat dalam bidang akidah dan keimanan , tertuang jelas dalam syari’ah serta jadi tolak ukur dalam akhlak seorang mukmin.
Begitu juga Allah menghargai mereka yang melaksanakan amal sosial dalam konteks kepedulian sosial tersebut sebagaimana juga Alah sangat mengecam mereka yang tidak mempunyai rasa kepedulian sosial.
Di saat kondisi seperti sekarang ini, sesungguhnya sebuah ladang jihad maal menanti bagi kaum yang berada. Rasululullah bersabda : “Belum beriman seseorang itu sebelum ia mencita saudara nya seperti mencitai dirinya sendiri”.
Hadis ini shahih dan cukup populer di kalangan kau muslimin umum sekalipun. Yang subtansif pada hadis ini adalah mengaitkan iman dengan masalah sikap hati –dalam hal ini− mencintai orang lain selain dirinya. Mencintai orang itupun ditentukan bobotnya oleh Rasulullah yaitu sama dengan mencintai diri sendiri. Rasanya ini sangat berat dan sulit dilaksanakan, namun jika iman itu benar - benar ada dan hidup dalam jiwa maka yang berat dan sulit itupun sangat bisa terealisir.
      Terdapat beberapa dimensi dalam pemaparan islam terhadap konsep-konsep   kepedulian islam diantaranya adalah :
1.      Dari Dimensi Aqidah dan Keimanan.
Iman kepada Allah merupakan rukun utama dan pertama dalam Islam. Bagaimana implikasi kepada Allah dijelaskan oleh Al−Quran dan hadis. Salah satunya berkaitan dengan kepedulian sosial.antara lain, misalnya surah al−Anfal ayat 2:
“Sesungguhnya orang−orang beriman itu hanyalah (1). mereka yang jika disebut nama Allah maka gemeyar hatinya. (2) dan apabila dibacakan kepadanya bertambah keimanannya (3) dan mereka bertawakkal kepadanya.(4) Mereka yang melaksanakan sholat dan (5) menafkahkan sebagian harta yang diberikan kepada mereka…”
Jadi menafkahkan sebagian harta (no:5) untuk orang lain termasuk indikasi/ukuran bagi keimanan sesorang dalam kehidupan ini.Hadis−hadis yang menekan hal ini cukup banyak antara lain Siapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat hendaklah ia memuliakan tamu/tetangga.
2.      Dari Dimensi Syari’ah/Hukum
Dalam Islam, para pemberontak negara harus diperangi sampai habis total dan tuntas.Termasuk disini adalah mereka yang tak mau bayar zakat.Artinya tidak mau bayar zakat merupakan kesalahan besar di mata hukum Islam. Islam juga mewajibkan amar makruf nahi mungkar yang kesemuanya terkait dengan hukum dan segala konsekwensinya. Orang yang yang tidak memberi makan fakir miskin dapat terjerat vonis pedusta agama.
3.      Dimensi Akhlak
Dalam Islam seseorang dianggap mulia, jika ia memelihara anak yatim. Orang yang paling disenangi Allah adalah mereka yang paling dermawan. Orang−oarang yang berinfaq/bersedekah diberi ganjaran pahala sampai 70 x lipat. Dalam hadis Rasulullah disebutkan bahwa Allah akan selalu membantu hambaNya selama hamba tersebut membantu saudaranya. Pada hadis lain Rasulullah menyebutkan, bahwa bakhil itu sifat tercela dan pemboros itu adalah kawan−kawan setan.
Jika dibahas secara terinci, tentang kepedulian Islam terhadap masalah sosial maka kita akan menemukan bahwa ternyata amal ibadah secara umum lebih banyak berurusan dengan hamblum minannas ketimbang hablum minallah. Cuma kesemuanya itu harus dikunci dengan prinsip utama
kepedulian sosial, terutama kepada orang-orang yang lemah secara ekonomi, saat ini terasa semakin banyak diabaikan. Orang-orang yang mampu banyak yang sibuk dengan kariernya, bisnisnya atau sibuk mementingkan kehidupannya sendiri, sehingga terlena dan akhirnya lalai dengan kepedulian sosialnya. Mereka mengabaikan dengan kondisi orang-orang yang lemah seperti ini. Kondisi ini secara nyata semakin terlihat di kota-kota besar seperti Jakarta, dimana jurang pemisah antara si mampu dengan si lemah semakin lebar. Makin lebar dan dalam jurang menganga, keharmonisan hubungan sosial diantara kita bisa rusak dan hancur.
Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin telah memberikan petunjuk-petunjuk mu’amalah (interaksi sosial) dan mengatur hak-hak individu dengan yang lainnya. Ajaran kasih sayang, kewajiban zakat fitrah dan zakat harta, anjuran-anjuran berinfaq dan bersedeqah, petunjuk agar saling tolong menolong di dalam kebaikan dan taqwa, ajaran persaudaraan, hak-hak tetangga, perintah agar berlaku adil dan petunjuk-petunjuk mu’amalah lainnya merupakan ajaran-ajaran kepekaan dan kepedulian sosial.
Berbagi dengan orang lain adalah salah satu wujud kepedulian social yang tercermin dalam beberapa contoh, antara lain :
  • Kalau kita memiliki waktu, berbagilah dengan waktu kita untuk membantu orang lain.
  • Kalau kita memiliki tenaga berbagilah tenaga kita untuk membantu orang lain.
  • Kalau kita memiliki harta, berbagilah dengan harta kita untuk membantu orang lain.
  • Kalau kita memiliki ilmu, berbagilah dengan ilmu yang kita miliki untuk membantu orang lain.
  • Kalau kita memiliki semangat dan motivasi, berbagilah dengan semangat dan motivasi dengan orang lain.
  • Bahkan kalaupun hanya sekedar senyum, berbagilah senyum kebaikan dengan orang lain.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sesungguihnya pintu-pintu kepedulian sosial itu ada banyak sekali. Yang diperlukan adalah Kesadaran kita untuk mau berbagi dengan sesama kehidupan ini, bukan hanya mementingkan ego pribadi kita. Orang yang mengaku beriman, hakikatnya ‘bukan beriman’ (tidak sempurna) kalau tidak peduli dengan orang-orang lemah di sekitarnya.

Dengan kepedulian sosial maka akan tercipta keharmonisan sosial yang kuat, suasana kekeluargaan, dan saling membantu satu sama lain. Sudah selayaknya kita yang diberikan anugerah yang tak ternilai dari Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ini, bersyukur dengan mau berbagi dan peduli dengan sesama kehidupan yang membutuhkan pertolongan. Marilah kita saling mengingatkan dan terus.
B.     Saran
Demikianlah makalah yang saya buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam. Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mohon ma’af atas segala kekurangannya. Dan kami berharap adanya kritik dan saran yang dapat membantu dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi pembuat makalah khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Penceramah JIC. 2005. Islam Rahmat Bagi Alam Semesta.Jakarta : Pustaka Alvabet
Muhsin M.K. 2004. Bertetangga & Bermasyarakat Dalam Islam.Jakarta : Al Qalam
ekojalusantoso.com/?p=88 Diakses pada tanggal 6 Desember 2011 
http://pks-jepang.org/archives/266 Diakses pada tanggal 6 Desember 2011