2018 | Serba Serbi komplit

Makalah Implikasi Teori Kebudayaan Terhadap Pendidikan

No comments:
BAB I
PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG
Betapa pentingnya kebudayaan dalam suatu daerah terhadap pendidikan di suatu negara. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan merupakan identitas yang dimiliki suatu daerah atas keunikan yang khas dengan berbagai macam warna. Kebudayaan merupakan aset yang dimiliki suatu negara dari berbagai macam suku dan adat istiadat seperti yang dimiliki negara Indonesia. Begitu banyaknya kebudayaan yang dimiliki sehingga kita sebagai warga negara yang baik harus menjaga dan merawatnya supaya kebudayaan itu tidak diambil oleh negara lain. Untuk menjaga dan merawat kebudayaan tersebut banyak hal yang dapat kita lakukan seperti belajar kesenian, mengenal adat istiadat suatu daerah, memperkenalkan kebudayaan ke daerah lain dan kepada generasi masa depan.

B.            RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana teori-teori kebudayaan?
2.      Bagaimana pendidikan kebudayaan di Indonesia?
3.      Bagaimana implikasi teori kebudayaan terhadap pendidikan di Indonesia?

C.           TUJUAN MASALAH
1.      Menjelaskan teori-teori kebudayaan.
2.      Menjelaskan pendidikan kebudayaan di Indonesia.
3.      Menjelaskan implikasi teori kebudayaan terhadap pendidikan di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A.           Teori-teori Kebudayaaan
Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah : keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri  manusia dengan belajar. Hal ini berarti hampir seluruh tindakan manusia adalah “kebudayaan” karena semua tindakan manusia dalam kehidupan masyarakat perlu dibiasakan dengan belajar. Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan teori kebudayaan itu merupakan usaha untuk mengonsepkan makna data untuk memahami hubungan antara data yang didapat dengan manusia dan kelompok manusia yang mewujudkan data tersebut. Teori kebudayaan dapat digunakan untuk keperluan praktis, memperlancar pembangunan masyarakat, membangun manusia yang beradab melalui pengajaran-pengajaran nilai-nilai budaya, pengkajian dan pembelajaran akan artefak seperti naskah karya sastra, dan sebagainya. Pentingnya teori budaya adalah membawa dari modernitas (untuk yang pro-pascamodernitas atau postmodernitas) ke era masa yang dianggap mampu menyelamatkan kehidupan manusia, sehingga manusia merasa mengalami masa reborn atau terlahir kembali.
a.      Teori evolusi kebudayaan L.H Mogan
Lewis H. Mogan (1818-1881) mula-mula adalah sorang ahli hukum yang lama tinggal di suku indian Iroquois di daerah ulu sungai St. Lawrence dan di sebelah selatan sungai-sungai Ontario dan Erie (New York) sebagai pengaca orang-orang Indian dalam soal-soal mengeni tanah. Dengan demikian ia mendapat pengetahunan tentang kebudayan orang-orang Indian. Karangan-karangan nya tentang seorang Iroquis tyerutama terpusat kepada soal-soal susunan kemasyarakatan dan sistem kekerabatan, dan dalam hal ini Mogan telah menyumbangkan yang terbesar kepada ilmu antropologi pada umumnya. Dalam memperhatikan sistem kekerabatan itu, Mogan mendapatkan cara untuk mengupas sistem kekerabatan dari semua suku bangsa di dunia yang jumlahnya beri-ribu itu, yang masing-masing sangat berbeda bentuknya. Didasarkan gejala kesejajaran yang seringkali ada di antara sistem istilah kekerabatan (system of kinshipterminilogi) dan kekerabatan (kiship system).
 Menunjukan banyak banyak individu, yaitu Ayah, semua keluaga ayah, dan dan semua keluaga ibu. Menunjukan seorang individu saja yaitu ayah. Bahwa ayah dan saudara ayah dalam sistem Iroquis itu disebut dengan satu istilah disebabkan karena sikap orang, dan juga mungkin hak-hak dan kewajiban orang tehadap ayah itu sama. Sebaliknya bahwa ayah dan saudara ayah disebut dengan sebutan yang berlainan, disebabkan karena sikap, hak-hak dan kewajiban terhadap ayah dan saudara pria itu berbeda pula. Karena hasilnya rupa-rupanya memuaskan, maka Morgan menyabarkan angket itu di luar Amerika Serikat pada berbagai suku bangsa lain di dunia melalui  lembaga Smithsonian Institute, antara lain karena ia mempunyai hubungan dan pengaruh yang luas,  dan ia berhasil mengumpulkan seratus tiga pulu sembilan istilah kekerabatan yang berasal dari seluruh dunia.
Menurut Morgan, masyarakat dari semua bangsa di dunia sudah tapi menyelesaikan proses evolusi melalui delapan tingkat evolusi sebagai berikut :
  1. Zaman Liar Tua, yaitu zaman sejak adanya manusia sampai menemukan api, dalam zaman ini manusia hidup dari meramu, mencari akar-akar dan tumbuhan-tumbuha liar.
  2. Zaman Liar Madia, yaitu zaman sejak menemukan api, sampai ia menemukan senjata busur panah, dalam zaman ini manusia mulai merobah hidupnya dari meramu menjadi pencari ikan di sungai-sungai atau menjadi pemburu.
  3. Zaman Liar Muda, yaitu zaman sejak manusia mengenal busur panah, mendapat kepandaian membuat barang-barang tembikar , padan zaman ini mata pencarian nya masih pemburu.
  4. Zaman Barbar Tua, yaitu zaman sejak manusia menemukan kepandaian membuat tembikar sampai ia mulai berternak atau bercocok tanam.
  5. Zaman Barbar Madya, yaitu zaman sejak manusia berternak dan bercocok tanam sampai ia pandai membuat benda-benda dari logam.
  6. Zaman Barbar Muda, yaitu zaman sejak menemukan kepandaian membuat benda-benda dari logam, sampai ia mengenal tulisan.
  7. Zaman peradapan purba.
  8. Zaman Peradapan Masakini.
Teori Morgan dapat acaman yang sangat keras dari para ahli Antropologi dari  negara Inggris dan Amerika Serikat pada awal abd ke-20 ini, dan walaupun demikian ia seorang warga Amerika  yang mempunyai ilmu pengetahuan yang luas mengenai kehidupan masyarakat dan kebudayaan Indian penduduk pribumi Amerika, ia tidak dianggap sebagai pendekar ilmu Antropologi Amerika. Teori Morgan menjadi terkenal dikalangan cendikiawan komunis berkat F. Engels, yang sebagai pengarang yang bergaya lancar, telah befungsi membuat populer gagasan-gagasan Marx yang sering terlalu ilmiah sifatnya itu.
b.      Teori Evolusi Religi E.B. Tylor
Edward B. Tylor (1832-2927) adalah orang Inggris yang mula-mula mendapatkan pendidikan dalam kesusateraan san nperdapan yunani dan rum klasik, dan baru kemudian tertarik dengan ilmu arkeologi. Sebagai orang yang dianggap memiliki kemahiran ilmu arkeologi, dalam tahun 1856 ia turut dengan suatu exspedisi, Inggris untuk menggali benda-benda arkeologi di mexiko.dari karangan-karangan itu, terutam dari yang tebalnya dua jilid berjudul Resekches into the Early History of Mankind (1871), tampak pendirianya cara penganut cara berfikir Evolusionisme. Menurut uraian sendiri, seorang ahli antropologi bertujuan mempelajari sebanyak mungkin kebudayaan beraneka ragam di dunia, mencari unsur-unsur yang sama dalam kebudayaan itu, dan kemudian mengklaskannya berdasar unsur-unsur persaman itu sedemikian rupa, kemudian nampak seajarah evolusi kebudayaan manusia itu dari satu tinggkat ke tingkat yang lain.
Asal mula religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa. Kesadaran akan faham jiwa itu di sebabkan karena dua hal, yaitu :
1.      Perbedaan yang tampak terhadap manusia antara hal-hal yang hidup dan hal-hal yang mati. Artinya hidup, suatu organismae pda satu saat bergerak-gerak, artinya hidup, tetapi tidak lama kemudian organisme itu tidak bergerak lagi. Artinya mati. Maka manusia sadar akan kekuatan yang menyababkan gerak itu, yaitu jiwa.
2.      Perisiwa Mimpi. Dalam mimpi manusia melihat dirinya berada di tempat-tempat lain (bukan ditempat ia sedang tidur). Maka manusia mulai membedakan antara tubuh jasmaninya yang ada ditempat tidur, dan suatu yang lain pada dirinya yang pergi ke tempat-tempat  lain. Bagian lain itulah.
Sifat abstrak dari jiwa itu menimbulkan keyakinan pada manusia bahwa jiwa tetap hidup langsung, lepas dari jasmaninya.Alam semesta penuh dengan jiwa-jiwa yang merdeka itu, yang oleh Tylor tidak disebut soul, atau jiwa lagi, tetapi diserbut spirit9makluk alus atau roh). Dengan demikian piukiran manusia telah mentranformasikan kesadarannya akan adanya jiwa menjadi keyakinan kepada mahluk-mahluk hulus. Pada tingkat tertua dalam evolusi religi, manusia percaya bahwa makluk-makluk halus itu  yang menempati alam sekeliling tempat tinggalnya.

c.    Teori J.G. Frazer mengenai ilmu Gaib dan Religi 
J.G. Frazer (1854-1941) adalah ahli fulklor Inggris yang juga banyak meggunakan  bahan etnokrafi dalam karya-karyanya, dan yang karena itu dapat kita anggap juga salah seorang tokohilmu antropologi. Diantara karangannya mengenai fulklor yang tidak terbilang banyaknya ada dua buah yang penting, yang mengandung asal mula dan evoludi ilmu gaib dan religi. Yaitu totemism and Exsogami (1910) uang terdiri dari empat jilid, dan karya rasa yang berjudul The Golden Bough 1911-1913), yang terdiri dari dua belas bab.
Teori Frazer mengenai asal-mula limu gaib dan religi itu dapat diringkas sebagai berikut : manusia memecahkan soal-soal hidupnya dengan akal dan sistem pengetahuannya, tetapi akal dan sistem pengetahuan itu ada batasnya. Soal-soal hidap yang tidak dapat di pecahkan dengan akal dipecahkannya dengan magic, alam gaib. Menurut Frazer, magic adalah semua tindakan manusia (abstensi dari tindakan ) untuk mencapai suatu maksud melalui kekuatan yang ada di dalam alam, serta seluruh komplek anggapan yang ada di belakang nya. Mencari hubungan dengan makluk-makluk halus itu timbulah religi.
Ilmu gaib ialah segala sistem tingkah laku dan sikap manusia untuk mencapai suatu maksut dengan menguasai dan mempergunakan kekuatan-kekuatan dan kaidah –kaidah gaib yang ada di dalam alam. Sebaliknya religi adalah segala sistem tingkah laku manusia untuk mencapai suatu maksud  dengan cara menyadarkan diri kepada kemuan dan kekuasan kepada makluk halus seperti roh-roh, dewa-dewa sebagainya, yang menempati alam.
B.     Implikasi Kebudayaan Terhadap Pendidikan
Budaya dicapai manusia melalui proses yang panjang, melalui pendidikan, melalui sosialisasi sehingga diperoleh internalisasi nilai yang menjadikan sesuatu nilai itu menjadi satu dengan dirinya, menjadi miliknya yang diaktualisasikan secara spontan dalam kehidupan nyata.
Pendidikan pada dasarnya adalah proses budaya (Djohar, 1998:1). Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Transfer nilai-nilai budaya dimiliki paling efektif adalah melalui proses pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satru sama lainnya.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya, karena peserta didik hidup tak terpishkan dalam lingkungannya dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya. Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip itu akan menyebabkan peserta didik tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi, maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukai budayanya.
Budaya, yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari budaya di lingkungan terdekat berkembang ke lingkungan yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yang dianut oleh ummat manusia. Apabila peserta didik menjadi asing dari budaya terdekat maka dia tidak mengenal dengan baik budaya bangsa dan dia tidak mengenal dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian, dia sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan. Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan. Oleh karena itu kebudayaan suatu bangsa wajib dipertahankan dan dikembangkan, sebab berfungsi sebagai filter (counter culture) dan motor penggerak dalam meningkatkan kreatifitas yang tinggi, ketahanan jati diri, dan kelangsungan hidup suatu bangsa.
Pendidikan dipandang sebagai proses melaksanakan acculturation and culturation, artinya pendidikan adalah sebagai sarana pengembangan budaya, ekonomi, teknologi dan pengetahuan sekaligus pula pendidikan harus dapat mengembangkan sikap hidup, cara bekerja yang tercermin dalam sistem kemasyarakatan sehingga mampu menghadapi perkembangan yang ada tanpa membawa akibat destruktif terhadap identitas bangsa sebagai subjek budaya. Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut didasarkan pada program pendidikan secara formal yaitu melalui pendidikan di sekolah. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam halyang nantinya menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru.
Salah satu peran kebudayaan dalam pendidikan di sekolah adalah membentuk kepribadian.

Daftar Pustaka
Djohar. 2006. Pengembangan Pendidikan Nasional Menyongsong Masa Depan. Yogyakarta: CV. Grafika Indah.

Cara Mengatasi Pecah – Pecah Pada Tumit

No comments:
Tumit Pecah

CaraKu,- Pecah – pecah pada tumit anda mungkin sangat menggangu penampilan anda dan anda sebaiknya harus cepat – cepat mengatasi hal itu karena jika dbiarkan akan bertambah parah dan jangan anggap sepele masalah ini sebelum terlambat.  Pecah – pecah pada tumit biasanya disebabkan kekeringan pada kulit serta terkena zat yang terkandung pada deterjen saat anda mencuci serta kebiasaan tidak menggunakan alas kaki pada saat beraktivitas di permukaan yang kasar. Mungkin bagi sebagian laki – laki memang tidak mengganggu tetapi bagi para kaum wanita jelas hal ini sangat mengganggu penampilan sehingga membuat risih dan tidak percaya diri.

  1. Dengan Batu Apung -> cara ini mungkin biasa dilakukan oleh banyak orang terutama orang yang berada pada wilayah pedesaan karena dipedesaan masih terdapat banyak batu apung, gosokan batu apung yang mempunyai bagian kasar kebagian tumit yang pecah – pecah gunakan cara ini saat sehabis anda mandi karena kulit yang lembab akan mempercepat proses penglupasan dan lakukan setiap anda mandi.
  2. Gunakan Air Hangat -> rendamlah kaki anda pada ember yang terisi air hangat secukupnya selama kuarang lebih 30 menit, supaya sel kulit mati mudah mengelupas lalu bersihkanlah tumit anda dengan menggunakan sikan yang lembut supaya sel kulit mati dapat terangkat semua.
  3. Dengan campuran gilingan Pisang dan alpokat -> Haluskan pisang serta Alpokat lalu campurlah masing masing bahan tersebut dengan ukuran 100 gram saja, lalu balurkan ketumit yang pecah – pecah dan biarkan selama 30 menit setelah itu bilas sampai bersih, lakukan cara ini sampai tumit anda benar – benar halus.
  4. Dengan Gliserin -> Mungkin penduduk perkotaan selalu menggunakan cara ini, Balurkan gliserin pada bagian yang pecah- pecah dan diamkan selama 30 menit dan bersikan dengan menggunakan handuk.

Makalah Konsep Dasar Antropologi

No comments:
BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

1.2         Rumusan Masalah

1.    Pengertian Antropologi;
2.    Fase-fase Perkembangan Ilmu Antropologi;
3.    Ilmu-ilmu bagian dari antropologi;
4.    Konsep Dasar Antropologi

1.3         Tujuan Penulisan

1.    Dapat mengetahui pengertian Antropologi;

2.    Dapat mengetahui tentang fase-fase perkembangan ilmu Antropologi;

3.    Dapat mengetahui ilmu-ilmu bagian dari Antropologi;

   4. Untuk memenuhi tugas Pendidikan IPS.
1.4.       Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini diharapkan agar pembaca dapat mengetahui dan memahami pengertian dari Antropologi dan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu-ilmu Antropologi.
  
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Antropologi
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut :
1.  Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
2. William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
3. David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
4. E. A. Hoebel                
Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dan kerjanya.

B.       Fase – Fase Perkembangan Ilmu Antropologi

1.      Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

2.       Fase Kedua (tahun 1800-an)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
3.      Fase Ketiga (awal abad ke-20)
Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain.
Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.

4.      Fase keempat ( setelah tahun 1930’an)
Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.
Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.
Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.
Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.
  
C.     Ilmu-Ilmu Bagian Dari Antropologi

1.      Paleo-antropologi
2.      Antropologi fisik
3.      Etnolinguistik
4.      Prehistori
5.      Etnologi
Paleo-antropologi dan antropologi fisik disebut antropologi fisik dalam arti luas.
Etnolinguistik, prehistori dan etnologi disebut antropologi budaya.

D.     Konsep Dasar Antropologi
Seperti telah dikemukakan terdahulu, kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya, meliputi berbagai aspek. Salah satu aspek yang bermakna dalam kehidupan manusia yang juga mencirikan kemajuannya adalah kebudayaan. Kebudayaan, akar katanya dari buddayah, bentuk jamak dari Buddhi yang berarti budi dan akal. Kata buddhayah atau buddhi itu berasal dari bahasa sansekerta. Dengan demikian, kebudayaan itu dapat diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan budi atau akal.
Mengenai  kebudayaan ini,dapat disimak dari beberapa konsep dari beberapa pakar antara lain C.A Ellwood mengungkapkan :
Kebudayaan adalah norma kolektif semua pola prilaku ditransparansikan secara sosial melalui simbol-simbol, dari sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang karakteristik, yang tidak hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu, hukum, pemerintahan, moral, dan keyakinan-keyakinan saja, melainkan meliputi  juga peralatan material atau artefak yang merupakan penjelmaam kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran yang berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan seni, dsb. Tidak ada kelompok umat manusia yang  memiliki maupun yang tidak memiliki bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan. Kebudayaan itu bersifat universal yang merupakan ciri yang berkarakteristik masyarakat manusia.
Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood diatas sangat jelas dan gamblang bahwa kebudayaan itu hanya menjadi milik otentik manusia. Dari konsep tadi, tercermin pula konsep-konsep dasar antropologi yang melekat pada kehidupan manusia. Namun demikian, konsep-konsep dasar itu akan diketengahkan kembali secara lebih lengkap. Konsep-konsep dasar itu meliputi :
1.                  Kebudayaan
2.                  Tradisi
3.                  Pengetahuan
4.                  Ilmu
5.                  Teknologi
6.                  Norma
7.                  Lembaga
8.                  Seni
9.                  Bahasa
10.              Lambang

Tradisi adalah kebiasaan-kebiasaan yang terpolakan secara budaya dimasyarakat. Kebiasaan yang dikonsepkan sebagai tradisi ini karena telah berlangsung secara turun-temurun, sukar untuk terlepas dari masyarakat. Namun demikian, karena pengaruh komunikasi dan informasi yang terus-menerus melanda kehidupan masyarakat, tradisi tadi mengalami pergeseran. Paling tidak berubah bila dibandingkan dengan maksud semula dalam konteks budaya masa lampau. Tata upacara tertentu di masyarakat yang semula bernilai ritual kepercayaan, pada saat ini tata upacara itu masih dilakukan, namun nilainya tidak lagi sebagai suatu bentuk ritual, melainkan hanya dalam upaya untuk mempertahankan silaturrahmi, bahkan hanya sebagai hiburan.
Dalam lingkup antropologi dan kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan teknologi merupakan konsep dasar yang terkait dengan budaya belajar. Tiga konsep dasartersebut saat ini biasa dijadikan satu sebagai IPTEK. Penyatuan tiga konsep tersebut sangat beralasan, karena ketiganya sangat srat satu sama lain. jika pengetahuan merupakan kumulasi dari pengalaman dan hal-hal yang kita ketahui, sedangkan ilmu merupakan pengetahuan yang telah tersistematisasikan (tersusun) yang berkarakter tertentu sesuai dengan objek tertentu sesuai dangan objek yang dipelajari, ruang lingkup telaahnya, dan metode yang dikembangkan serta diterapkannya. Pengetahuan yang menjadi bidang ilmu, sifatnya masih acak. Adapun penerapan ilmu dalam kehidupan untuk memanfaatkan sember daya bagi kepentingan manusia, itulah yang disebut teknologi. Dengan mengetahui kondisi tiap kelompok masyarakat termasuk tradisi, kebiasaan dan kemampuan IPTEKnya, kita semua akan mampu memahami dan menghargai keadaan masyarakat yang bagaimanapun dan dimanapun.
Konsep lain yang memegang peranan kunci dalam kehidupan masyarakat dan budaya adlah nilai serta norma. Nilai dan norma sangat erat kaitannya , namun demikian memiliki perbedaan yang mendasar. Dalam alam fikiran manusia sebagai anggota masyrakat melekat apa yang di katakana baik dan buruk, sopan dan tidak sopan, tepat dan tidak tepat, salah dan benar dan sebagainya. Hal itu semua merupakan nilai yang mengatur , membatasi, dan menjaga keserasian hidup bermasyarakat orang yang tidak sopan dengan orang tua, orang yang di tuakan dan orang yang lebih tua , di katakana bahwa orang yang bersangkutan tidak tahu nilai. Dalam tindakan, perilaku dan perbuatan, seseorang selalu sesuai dengan tradisi, kebiasaan dan aturan-aturan yang berlaku. Orang tersebut dikatakan mengetahui nilai dan berpegang pada nilai yang berlaku. Sedangkan norma, lebih mengarah pada ukuran dan aturan kehidupan yang berlaku di masyarakat.
Selanjutnya, Koentjaraningrat mencontohkan juga pranata yang berfungsi memenuhi keperluan kekerabatan yaitu perkawinan, tolong-menolong, sopan santun, pergaulan antar kerabat dan sebangsanya. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan matapencaharian , yaitu pertanian, peternakan, industry, perdagangan dsb.
Bahasa sebagai suatu konsep dasar, memiliki pengertian konotatif yang luas. Bahsa sebagai suatu konsep, bukan hanya merupakan suatu rangkaian kalimat tertulis atupun lisan, melainkan pengertiannya itu lebih jauh dari pada hanya sekedar rangkaian kalimat. Bahasa sebagai suatu konsep, meliputi pengertian sebagai bahasa anak, remaja, bahasa orang dewasa, bahasa bisnis dsb. Namun demikian, makna dan nialai bahasa sebagai suatu konsep terletak pada kedudukannya sebagai alat mengungkapkan perasaan, fikiran dan komunikasi dengan pihak atau orang lain. Bahasa merupakn alat untuk saling mengerti bagi berbagai pihak sehingga mampu mengembangkan hidup dan kehidupan ketingkat atu taraf yang lebih sejahtera. Tidak justru menjadi alat untuk menyengsarakan masyarakat.
Konsep dasar antropologi juga membicarakan lambang sebagai konsep dasar. Sesungguhnya, bahasa itu juga merupakan lambang bagi kita manusia, di mana ungkapan bahasa mencirikan bangsa, Pada ungkapan itu tercermin bahwa bahasa menjadi lambang bagi suatu bangsa. Hal tersebut dapat di tafsirkan bahwa bangsa yang bahasa dan tutur katanya baik, mencerminkan bahwa bngsa tersebut juga termasuk bangsa yang baik. Lambang-lambang selanjutnya seperti, bendera bagi suatu bangsa, tanda pangkat dan tanda jabatan bagi suatu angkatan, monument bagi suatu kelompok masyarakat atau bangsa. Semua itu mempunyai makna masing-masing. Contoh mengenai tanda pangkat dan jabatan, nilainya itu tidak terletak pada terbuat dari napa tanda tersebut, melainkan melambangkan kepemimpinan, kewibawaan, kehormatan atau penghargaan. Demikianlah makna lambang dalam kehidupan berbudaya dan bermasyarakat.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kata-kata kunci dalam pembahasan antropologi, sebagai landasan kunci dalam kehidupan berbudaya serta bermasyarakat adalah konsep-konsep dasar yang telah dijelaskan di atas, yang mana meliputi ciri-ciri dari suatu kebudayaan yang bermakna di dalam pola kehidupan masyarakat manusia seperti tradisi, pengetahuan, lembaga, seni, bahasa, lambang dan lain-lain yang mencerminkan suatu kebudayaan tersebut. Untuk mempelajari dan mengembangkan suatu kebudayaan ada hal yang menonjol pada jenis manusia yaitu, budaya belajar, yang membawa kemajuan yang sangat pesat pada diri manusia. Budaya belajar, menjadi landasan pelaksanaan pendidikan yang membawa kemajuan manusia dengan segala aspek serta unsur kebudayaan bahkan melalui pendidikan ini, segala sesuatu yang melekat pada diri manusia yang menjadi konsep dasar antropologi itu juga mengalami pergeseran. Misal adanya pergeseran tradisi, nilai, norma dan kelembagaan. Yang selanjutnya juga berdampak pada perkembangan dan kemajuan pengetahuan, ilmu dan teknologi, bahkan juga terjadi pengaruh sebaliknya.

B.     Saran
Dengan mengetahui kondisi tiap kelompok masyarakat dalam hal tradisi, kebiasaan dan kemampuan IPTEK, kita akan mampu memahami dan menghargai keadaan masyarakat yang bagaimanapun dan dimana pun. Tidak justru sebaliknya kita semua mencemooh mereka. Melalui IPS, kita wajib membawa peserta didik ke arah yang saling mengerti dan saling menghargai sesama kelompok masyarakat dalam keadaan yang bagaimana pun serta di mana pun.
 

Daftar Pustaka

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Sumaatmadja Nursid. 2008. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka
www.google.com

Makalah Pergaulan Bebas dan Narkoba (Docx)

No comments:
BAB I
PENDAHULUAN

ilustrasi pergaulan bebas

A.    Latar Belakang
Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi dibanggakan dan diteladani. Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diawasi dan diatasi. Baru-baru ini sering kita dengar berita di berbagai media massa (televisi dan radio) maupun di media cetak (koran dan majalah) yang disebabkan oleh remaja itu sendiri diantaranya kebiasaan merokok, tawuran para pelajar, pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar SMA bahkan SMP, pemakain narkoba dan lain-lain. Yang tentunya hal-hal seperti ini, sangat merugikan bagi diri para remaja dan orang disekitarnya.
Kehidupan remaja pada masa kini amat memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader muda penerus bangsa Indonesia kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot. Oleh karena itu, saya sebagai remaja berpendidikan yang sadar bahwa kasus kenakan remaja harus segera dimusnahkan dari kehidupan bangsa Indonesia kedepannya.

B.     Rumusan masalah
a)    Apa itu Pergaulan Bebas ?
b)   Apa faktor-faktor penyebab Pergaulan Bebas ?
c)    Apa akibat yang ditimbulkan dari Pergaulan Bebas ?
d)   Bagaimanakah cara mencegah Pergaulan Bebas ?
e)    Apa itu Narkoba ?
f)    Apa saja jenis-jenis dari Narkoba ?
g)   Apa dampak atau bahaya Narkoba terhadap kehidupan kaum remaja ?
h)   Bagaimana pencegahan penyebaran Narkoba dikalangan remaja?
i)     Jika tersandung, bagaimana cara mengobati para pecandu Narkoba ?

C.    Tujuan
Pada dasarnya tugas ini dibuat sebagai wujud dari pertanggung jawaban saya atas tugas yang diberikan oleh guru sebagai syarat untuk memenuhi aspek penilaian dan aspek kerohanian siswa. Selain itu tugas ini juga ditujukan untuk :
a)    Mengetahuai pengertian dari Pergaulan Bebas.
b)   Mengetahui faktor-faktor dan dampak dari Pergaulan Bebas.
c)    Memahami solusi dari mencegah Pergaulan Bebas.
d)   Memahami pengertian Narkoba.
e)    Lebih mengenal dan mengatahui jenis-jenis Narkoba.
f)    Mencari tahu apa dampak atau bahaya Narkoba terhadap remaja.
g)   Lebih mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyebaran Narkoba khususnya dikalangan remaja.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pergaulan Bebas
Pergaulan adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM.
Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan dampak-dampak seperti yang terjadi dewasa ini. Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari pergaulan yang benar , pergaulan bebas diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar yang tentunya melanggar norma yang berlaku di masyarakat.

B.     Faktor Penyebab Pergaulan Bebas
Ada beberapa faktor-faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas di kalangan remaja saat ini, diantaranya :
1.      Faktor Orang Tua Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah. Budaya yang hidup pada kaum muda masa kini, sangat jauh berbeda dengan jaman para orang tua masih remaja dulu. System komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi pola pikir dan perilaku anak-anak kita. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tua dalam era modern seperti saat ini, dapat kita sebutkan diantaranya:
-          Kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung meninggalkan dan merasa acuh tak acuh terhadap orang tua mereka, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.
-          Orang tua yang kurang perduli terhadap pergaulan remaja jaman sekarang. Mereka cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu masalah dalam pergaulaun mereka. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, maka segala sesuatunya bisa dikatakan sudah terlambat.
-          Orang tua yang kurang menyadari kondisi jaman sekarang, ketidak pengertian kasus ini banyak sekali terjadi. Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat untuk mengawasi pergaulan anak-anaknya dari tuntutann jaman yang modern seperti yang terjadi sekarang ini.
2.      Faktor Agama Dan Iman Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu yang sangat amat penting dan mendasar. Tanpa agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak (salah). Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahui yang mana yang baik dan mana yang tidak. Mereka senantiasa berperilaku sesuka hati mereka, yang sesuai dengan hasrat emosional mereka tanpa mementingkan hasil dari apa yang mereka perbuat.
3.      Faktor Perubahan Zaman Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaannya sendiri, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas dan idialis. Yang tentunya tidak sesuai dengan kepribadian dan norma yang berlaku di kehidupan masyarakat indonesia pada umumnya.
4.      Faktor Dari Kaum Sendiri Orang Muda sebagai pelaku utama dalam pergaulan, tentunya harus yang pertama menyadari akan kerawanan-kerawanan mereka dalam pergaulan. Jadi, mereka sendiri yang menentukan jalan hidupnya. Jika semakin besar, sikap mawas diri mereka maka semakin susah pengaruh luar yang berpengaruh negatif masuk ke dalam pergaulannya, namun jika tidak selektif dalam menghadapi arus globalisasi yang masuk secara bebas maka individu tersebut akan mudah tergerus dalam pergaulan bebas yang tentunya berdampak negatif bagi kehidupan mereka.

C.    Akibat yang Ditimbulkan Dari Pergaulan Bebas
Telah kita ketahui bersama, ada banyak dampak negatif (akibat) yang dapat kita rasakan dari pergaulan bebas. Namun, secara umum akibat yang ditimbulkan dari pergaulan bebas ada tiga,antara lain : Bagi Diri Remaja Itu Sendiri Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental seseorang, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan, akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja.
Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil, keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya (akhirnya) akan menyalahi aturan etika dan estetika yang berlaku di masyarakat. Dan hal itu kan terus berlangsung, selama tidak ada yang mengarahkan ke jalan yang sesuai dengan norma yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Bagi Keluarga Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga.

D.    Solusi (Pencegahan) Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas memang sangat meresahkan, tidak hanya orang tua saja, tetapi masyarakat disekitarnya pun juga dibuat resah. Hal ini dapat dikurangi bahkan dapat dicegah, dengan cara – cara berikut :
a)    Pentingnya kasih saying dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan apapun.
b)   Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Dihadapan orang tuannya dia akan bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat melakukan sesuatu hal yang negatif, dan tidak diajarkan oleh kedua orang tuannya.
c)    Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan teman yang tidak sebaya yang tentunya memiliki pola pikir dan kehidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh gaya hidupnya, yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.
d)   Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan lain-lain.karena pada era yang serba modern seperti sekarang ini, tidak tertutup kemungkinan anak-anak dapat terjerumus ke dalam dampak-dampak (hal-hal) yang negatif dari media-media komunikasi itu. Seperti contohnya mencari situs-situs negatif yang tentunya dapat memengaruhi moral dan perilaku dari anak tersebut.
e)    Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan membedakan mana yang baik untuk dia maupun yang tidak baik.
f)    Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah, mempelajari kitab-kitab suci agama, dan mengunjungi tempat-tempat ibadah yang tentunya banyak menyimpan sejarah-sejarah kehidupan moral manusia.

E.     Pengertian Narkoba
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997).
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun 1998 – 2003 adalah 20.301 orang, di mana 70% diantaranya berusia antara 15 -19 tahun. Sungguh tragis jika dibanyangkan, para generasi muda bangsa Indonesia yang tentunya akan menjadi penerus roda kehidupan pemerintahan ini, malah menjadi paling terdepan dalam urusan pengonsumsi narkoba.
F.     Dampak Penyalahgunaan Narkoba Terhadap Remaja
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis dapat menyebabkan kematian bagi para pengguna narkoba.
a)    Dampak Pisikis Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
b)   Dampak Sosial Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan. Merepotkan dan menjadi beban keluarga.  Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.
c)    Dampak Langsung bahaya Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia Gangguan pada jantung, Gangguan pada hemoprosik, Gangguan pada traktur urinarius, Gangguan pada otak, Gangguan pada tulang, Gangguan pada pembuluh darah, Gangguan pada endorin, Gangguan pada kulit, Gangguan pada sistem syaraf, Gangguan pada paru-paru, Gangguan pada sistem pencernaan, Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
d)   Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia Menyebabkan depresi mental. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik. Menyebabkan bunuh diri. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan. Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau, kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar kenyataannya.
e)    Dampak Fisik Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver (hati) yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.
Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak negatif, narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika digunakan sebagaimana mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut dampak positif narkotika:
1.    Opioid Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk mencegah batuk dan diare.
2.    Kokain Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi rasa lelah.
3.    Ganja (ganja/cimeng) Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan pembuat minyak.

G.    Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita. Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin, Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang, Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa, Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani. Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku generasi penerus bangsa Indonesia, harus sigap dan waspada akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat kita sendiri.

H.    Beberapa Bentuk Pendangkalan Akidah Generasi Muda
Ada beberapa hal kecil yang nampaknya sepele, akan tetapi mampu mendangkalkan akidah umat. Islam hanya sekedar formalitas, tercatat pada lembaran sensus atau KTP saja. Jangan aktif melaksanakan keseluruhan perintah Allah, sedangkan sisi luar dari Islam itu sendiri tidak pernah dinampakkan dan banyak hal yang dianggap sudah biasa ternyata memiliki nilai pendangkalan akidah yang sangat kronis. Saat ini sudah banyak contoh akibat dari pendangkalan akidah yang tidak disadari dan segera untuk diatasi telah  menjadi momok bangsa, seperti terseretnya budaya yang tidak Islami, banyak manusia bahkan umat Islam sendiri yang tercetak menjadi  algojo, orang-orang bejat, koruptor dan manipulator. Seharusnya ini tidak akan terjadi jika umat Islam mau melaksanakan perintah Allah SWT dan ajaran Nabi. Beberapa contoh pendangkalan akidah pada umat Islam khususnya generasi muda, yaitu:

a.      Percaya Terhadap Ramalan
Ramalan merupakan suatu ilmu yang ada pada seseorang yang dipercaya bisa melihat masa depan orang lain tentang segala aspek kehidupan melalui media alam gaib. Orang yang bekerja meramal disebut sebagai peramal. Sedangkan di dalam Islam seorang peramal dinyatakan kafir karena ia telah mengklaim bahwa dirinya mengetahui sesuatu yang gaib yang sebenarnya hanya diketahui Allah SWT.

b.      Peran Pendidikan
Pendidikan nampaknya bukan lagi menjadikan manusia baik, penyantun kepada orangtua, pengabdi kepada khaliqnya, tetapi hanya sekedar berilmu dan pintar dengan harapan kelak menjadi orang kaya, berkedudukan dan beruang (punya duit). Ini merupakan salah satu bukti dari pendangkalan akidah yang berorientasi kepada paham materialisame yang sedang dikembang dan dikemas kaum misioneris Kristen untuk merusak akidah generasi muda. Namun, mengapa hal ini tidak disadari oleh generasi muda muslim yang seyogya akidahnya telah dikoyak-koyak dan akan hancur berantakan jika tidak segera dikemas ulang dan diperbaiki.

c.        Tontonan yang Merusak Akidah
Tontonan saat ini telah melenakan umat tentang nilai yang terkandung didalamnya. Bahkan menurut penulis hampir sekitar 70% tontonan saat ini sudah merusak nilai akidah umat. Karena pada tontonan saat seperti di televisi lebih banyak tontonan yang bersifat negatif daripada positifnya, seperti pada sinetron, iklan dan film yang mempertontonkan budaya kebarat-baratan dari segi sikap dan prilaku. Mulai dari cara berpakaian yang memperlihatan aurat diambang batas kewajaran yang Islami sudah menjadi hal yang biasa. Berpelukan dan berciuman pada sinetron dan film pada kalangan muda yang berpacaran menjadi suatu yang indah dan mengasikkan bagi pemandangan mereka yang tidak memiliki akidah yang kuat. Sehingga, pada selanjutnya akan menjadi bahan contoh yang dilakukan. Islam dan iman telah ditelanjangi oleh bau farfum, kerlap kerlip lampu dan hingar bingarnya musik di gedung megah yang penuh dengan acara kemaksiatan, kontes mode, kontes ratu kecantikan sampai lomba ratu sejagat sengaja diadakan untuk mengalihkan perhatian umum, terutama pemuda untuk meninggalkan agamanya, kemudian terjun ke gelanggang menyaksikan dari satu kontes ke kontes lainnya. Manusia telah asyik tenggelam bersama alkohol dengan aromanya sampai mereguk nikmatnya kulit-kulit mulus yang memang diperdagangkan.

d.      Ucapan Salam yang mulai Hilang
Ada beberapa hal kecil yang nampaknya sepele, akan tetapi mampu mendangkalkan akidah. Misalnya saja sisi kecil dari Islam, yaitu ucapan ”Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” dikalangan pemuda masjid atau organsasi pemuda Islam lainnya ucapan itu merupakan hal yang wajar dan memang harus dilestarikan. Namun, bagi komunitas umum ucapan salam seperti ini menjadi suatu yang aneh bila di ucapkan bahkan dikatakan kurang pergaulan (kuper). Mereka lebih bangga bila mengucapkan “selamat malam”. Salam dengan ”Selamat siang” dan “selamat malam” lebih dipopulerkan, bahkan dalam pertemuan yang tidak diselenggarakan di masjid, seperti ketika menyampaikan sambutan/pidato ucapan ini menjadi tabu, seolah-olah hanya layak dipakai di masjid dikala berkhutbah saja, sedangkan Islam itu luwes, dapat dipakai tanpa memperhatikan apakah ini siang, sore atau malam, di ujung pencakar langit atau di surau di ujung desa.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Selain itu kebiasaan menggunakan narkoba di kalangan remaja amat membahayakan baik ditinjau dari segi pendidikan maupun kesehatan serta sosial ekonomi.

Dipandang dari segi pendidikan sudah jelas bahwa hal ini akan mengganggu pelajarannya, sedangkan dari segi kesehatan akibat kebiasaan menggunakan narkoba akan menyebabkan berbagai penyakit (Gangguan pada jantung, Gangguan pada hemoprosik, Gangguan pada traktur urinarius, Gangguan pada otak, Gangguan pada tulang, Gangguan pada pembuluh darah, Gangguan pada endorin, Gangguan pada kulit, Gangguan pada sistem syaraf, Gangguan pada paru-paru, Gangguan pada sistem pencernaan, Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.). Dari segi ekonomi merupakan pengeluaran anggaran yang tidak perlu atau pemborosan. Para orang tua murid dan guru sekolah agar lebih ketat mengambil tindakan yang positif dalam hal menanggulangi kenakalan remaja termasuk kebiasaan menggunakan narkoba di kalangan remaja.


B.     Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin



DAFTAR PUSTAKA
Enterprise,Quantum.2010.Etika pergaulan remaja dalam pandangan. Gunarso,singgih D.1988.Psikologi perkembangan.Jakarta:PT Gramedia
http://dunia remaja gg.blogspot.com/2010/10/etika-pergaulan-remaja-dalam-pandangan.html.
http://dunia remaja gg.blogspot.com/2010/10/psikologi-remaja-karakteristik-dan html.
http://ikartiwa.wordpress.com/2012/05/04/makalah-kenakalan-remaja/ http://irendirawan.wordpress.com/2009/04/19/bahaya-penggunaan-narkoba/ diunggah tanggal 6 Juni 2012.
Islamsinia,Sabila.2010. psikologi remaja dan krakteristik.
Sharkey,Brian J. 2003. Kebugaran dan Kesehatan. Edisi Terjemahan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Surjadji. 2000.
Ketahuilah Kesehatan Jasmani Andi, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Wahjoedi. 2001.

Download File : 
Userscloud ]   [ Zipyshare ]   [Fileload ]   [ Upfile ]   [ Drive ]